BokepBrengsek - Cerita Sedara, Ngentot enak

Situs Cerita Bokep sangat hits dan sangat populer di indonesia, bokep bangsat ini adalah situs cerita bokep terbaik di indonesia

Jumat, 22 November 2019



CeritaDewasa - Pada hari Senin pagi kupanggil Sri sekretaris kantor yang pernah kusuruh mempersiapkan surat berhenti untuk pegawai-pegawai yang telah kupilih.Setelah Sri menghadap di kantorku, kumarahi dan kudamprat dia habis-habisan karena tidak bisa menjaga rahasia.Kuperhatikan wajah Sri yang ketakutan sambil menangis, tetapi apa peduliku dan saking kesalku, kusuruh dia untuk pulang dan memikirkan apa yang telah dilakukannya.

Aku lalu meneruskan pekerjaanku tanpa memikirkan hal tadi.Malam harinya, dengan hanya mengenakan kaos singlet dan sarung, aku duduk di ruang tamu sambil melihat acara sinetron di salah satu stasion TV, tiba-tiba kudengar ada orang mengetuk pintu rumahku yang sudah kukunci.Aneh juga, selama ini belum ada tamu yang datang ke rumahku malam-mala, aku jadi sedikit curiga siapa tahu ada orang yang kurang baik, maklum saja di masa krisis seperti sekarang ini, tetapi ketika kuintip ternyata yang di depan adalah Sri.

Hatiku yang tadinya sudah melupakan kejadian tadi siang, mendadak jadi dongkol kembali dan sambil kubukakan pintu, kutanya dia dengan nada dongkol,

“Ngapain malam-malam ke sini”. Sri tidak menjawab tapi malah bertanya,

“Paak…, boleh saya masuk?

“Yaa…, sana duduk”, kataku dengan dongkol, sambil menutup pintu rumah.

Sri segera duduk di sofa panjang dan terus menangis tanpa mengeluarkan kata-kata apapun.Aku diamkan saja dia menangis dan aku segera duduk di sampingnya tanpa peduli.Lama juga aku menunggu dia menangis dan ketika tangisnya agak mereda, dengan tanpa melihat ke arahku dan diantara suara senggukan tangisnya, Sri akhirnya berkata dengan nada penuh iba,

“Paak…, maafkan Srii…, paak, saya mengaku salah…, paak dan tidak akan mengulangi lagi”, dan terus menangis lagi, mungkin karena tidak ada jawaban dariku.

Lama sekali si Sri menangis sambil menutup mukanya dengan sapu tangan yang sudah terlihat basah oleh air matanya, lama-lama aku menjadi tidak tega mendengar tangisannya yang belum juga mereda, lalu kugeser dudukku mendekati Sri dan kuraih kepalanya dengan tangan kiriku dan kusandarkan di bahuku.Ketika kuusap-usap kepalanya sambil kukatakan,

“Srii…, sudaah…, jangan menangis lagi…, Srii”, Sri bukannya berhenti menangis, tetapi tangisnya semakin keras dan memeluk pinggangku serta menjatuhkan kepalanya tepat di antara kedua pahaku.
Dengan keadaan seperti ini dan apalagi kepala Sri tepat ada di dekat penisku yang tertutup dengan sarung, tentu saja membuat penisku pelan-pelan menjadi berdiri dan sambil kuusap punggungnya dengan tangan kiriku dan kepalanya dengan tangan kananku lalu kukatakan,

“Srii…, sudah…, laah…, jangan menangis lagi”.Setelah tangisnya mereda, perlahan-lahan Sri menengadahkan kepalanya seraya berkata dengan isaknya,

“Paak…, maafkan…, srii…, yaa”, sambil kucium keningnya lalu kukatakan,

“Srii…, sudah.., laah…, saya maafkan…, dan mudah-mudahan tidak akan terulang lagi”. Mendengar jawabanku itu, Sri seperti kesenangan langsung memelukku dan menciumi wajahku berulangkali serta mengatakan dengan riang walaupun dengan matanya yang masih basah,

“Terima kasiih…, paak…, terima kasiih”, lalu memelukku erat-erat sampai aku sulit bernafas.
“Sudah.., laah…, Sri”, kataku sambil mencoba melepaskan pelukannya dan kulanjutkan kata-kataku.
“Gara-gara kamu nangis tadi…, aku jadi susah…”.

“Ada apa paak”, tanyanya sambil memandangku dengan wajah yang penuh kekuatiran.
Sambil kurangkul lalu kukatakan pelan di dekat telinganya,

“Srii…, itu lhoo…, gara-gara kamu nangis di pangkuanku tadi…, adikku yang tadi tidur…, sekarang jadi bangun”, kataku memancing dan mendengar jawabanku itu, Sri mencubit pinggangku dan berguman,

“iihh…, bapaak”, dan sambil mencium pipiku kudengar Sri agak berbisik di dekat telingaku,

“Paak…, Sri…, suruh…, tiduur…, yaa?”, seraya tangannya menyingkap sarungku ke atas dan menurunkan CD-ku sedikit sehingga penisku yang sudah tegang dari tadi tersembul keluar dan dengan dorongan tanganku sedikit, kepala Sri menunduk mendekati penisku serta,
“Huup..”, penisku hilang setengahnya tertelan oleh mulutnya.

Sri segera menggerakkan kepalanya naik turun mengulum kontolku serta terasa lidahnya dipermainkan di kepala penisku sehingga membuatku seperti terbang di awang-awang,
“Sshh…, aahh…, oohh.., Srii…, sshh…, aahh”, desahku keenakan tanpa sadar.
“Srii…, lepas sebentaar…, Srii…, saya mau lepas sarung dan CD-ku dulu..”, kataku sambil sedikit menarik kepalanya dan setelah keduanya terlepas, kembali Sri melahap penisku sambil tangannya sekarang mempermainkan buahku dan aku gunakan tanganku untuk meremas-remas payudara Sri dan sekaligus mencari serta membuka kancing bajunya.

Setelah baju atas Sri berhasil kulepas dari tubuhnya, maka sambil kuciumi punggungnya yang bersih dan mulus, aku juga melepas kaitan BH-nya dan kulepas juga dari tubuhnya. Sementara Sri masih menggerakkan kepalanya naik turun, aku segera meremas-remas payudaranya serta kucium dan kujilati punggungnya, sehingga badan Sri bergerak-gerak entah menahan geli atau keenakan, tetapi dari mulutnya yang masih tersumpal oleh penisku terdengar suara,

“Hhmm…, hhmm…, hhmm”.Dalam posisi seperti ini, aku tidak bisa berbuat banyak untuk membuat nikmat Sri, segera saja kukatakan,

” Srii…, sudah duluu…”, sambil menarik kepalanya dan Sri lalu kupeluk serta berciuman, sedang nafasnya Sri sudah menjadi lebih cepat.

“Srii…, kita pindah ke kamar…, yaa”, kataku sambil mengangkat Sri berdiri tanpa menunggu persetujuannya dan Sri mengikuti saja tarikanku dan sambil kurangkul kuajak dia menuju kamarku lalu langsung saja kutidurkan telentang di tempat tidurku.

Segera kulepas singletku sehingga aku sudah telanjang bulat dan kunaiki badannya serta langsung kucium dan kujilati payudaranya yang terasa sudah lembek.Tapi…, ah.., cuek saja.Sambil terus kujilati kedua payudara Sri bergantian yang makin lama sepertinya membuat Sri semakin naik nafsunya, aku juga sedang berusaha melepas kaitan dan ritsluiting yang ada di rok nya Sri.Sementara aku menarik roknya turun lalu menarik turun CD-nya juga, Sri sepertinya sudah tidak sabar lagi dan terus mendesah,

“Paak…, paak…, ayoo…, paak…, cepaat…, paak…, masukiin…, sshh”, dan setelah aku berhasil melepas CD dari tubuhnya, segera saja Sri melebarkan kakinya serta berusaha menarik tubuhku ke atas seraya masih tetap berguman,

“Paak…, ayoo…, cepaat.., Srii…, aah…, sudah nggak tahaan…, paak”. Aku turuti tarikannya dan Sri seperti sudah tidak sabar lagi, segera bibirku dilumatnya dan tangan kirinya berhasil memegang penisku dan dibimbingnya ke aah vaginanya.

“Srii…, aku masukin sekarang…, yaa”, tanyaku minta izin dan Sri cepat menjawab,
“Paak…, cepaat…, paak”, dan segera saja kutekan penisku serta,
“Blees..”, disertai teriakan ringan Sri,”aahh..”, masuk sudah penisku dengan mudah ke dalam vaginanya Sri.

Sri yang sepertinya sudah tidak bisa menahan dirinya lagi, mendekap diriku kuat-kuat dan menggerakkan pinggulnya dengan cepat dan kuimbangi dengan menggerakkan penisku keluar masuk vaginanya disertai bunyi

“Ccrreet…, creet.., crreet”, dari vaginanya mungkin sudah sangat basah dan dari mulutnya terdengar,
“oohh…, aahh…, sshh…, paak…, aah”.Gerakan penisku kupercepat sehingga tak lama kemudian gerakan badan Sri semakin liar saja dan berteriak,

“Adduuh…, paak…, aahh…, oohh…, aduuhh…, paak…, aduuhh…, paak”, sambil mempererat dekapannya di tubuhku dan merangkulkan kedua kakinya kuat-kuat di punggungku sehingga aku kesulitan untuk bergerak dan tak lama kemudian terkapar dan melepas pelukannya dan rangkuman kakinya dengan nafasnya yang memburu.

Aku agak sedikit kecewa dengan sudahnya Sri, padahal aku juga sebetulnya sudah mendekati puncak, hal ini membuat nafsuku sedikit surut dan kuhentikan gerakan penisku keluar masuk.
“Srii…, kenapa nggaak bilang-bilang…, kalau mau keluar”, tanyaku sedikit kecewa.
“Paakk.., jawab Sri dengan masih terengah engah,

“Sri…, sudah nggak…, tahaan…, paak..” Agar Sri tidak mengetahui kekecewaanku dan untuk menaikkan kembali nafsuku, aku ciumi seluruh wajahnya, sedangkan penisku tetap kudiamkan di dalam vaginanya.

eeh, tidak terlalu lama terasa penisku seperti terhisap dan tersedot-sedot di dalam vaginanya.
“Srii…, teruus…, Srii…, enaak…, teruuss…, Srii”, dan membuatku secara tidak sadar mulai menggerakkan penisku kembali keluar masuk, dan Sri pun mulai menggerakkan pinggulnya kembali.Aku semakin cepat mengerakkan penisku keluar masuk sehingga kembali terdengar bunyi,
“Ccrroot…, crreet…, ccrroot…, creet”, dari arah vaginanya.

“Srii…, Srii…, ayoo…, cepaat…, Srii”, dan seruanku ditanggapi oleh Sri.

“Paak…, iyaa…, paak…, ayoo”, sambil mempercepat gerakan pinggulnya.

“aahh…, sshh…, Ssrrii…, ayoo…, Srrii.., saya.., sudah dekaat srii.”

“Ayoo…, paak…, cepaatt…, sshh…, paak” Aku sudah tidak bisa menahan lagi dan sambil mempercepat gerakanku, aku berteriak

“Srrii…, ayoo…, Srrii…, sekaraang”, sambil kutusukan penisku kuat-kuat ke dalam vaginanya Sri dan ditanggapi oleh Sri.

“Paak…, ayoo…, aduuh…, aah…, paak”, sambil kembali melingkarkan kedua kakinya di punggungku kuat-kuat.

Setelah beristirahat cukup lama sambil tetap berpelukan dan penisku tetap di dalam vaginanya, segera aku ajak Sri untuk mandi, lalu kuantar dia pulang dengan kendaraanku.Minggu depannya, aku berhasil melaksanakan PHK tanpa ada masalah, tetapi beberapa hari kemudian setelah pegawai-pegawai yang tersisa mengetahui besarnya uang pesangon yang diberikan kepada 5 orang ter-PHK, mereka mendatangiku untuk minta di-PHK juga. Tentu saja permintaan ini tidak dapat dipenuhi oleh pimpinanku.

Rabu, 20 November 2019



CeritaDewasa - Kejadian ini terjadi saat gue masih duduk di kelas 3 SMA. gue Edo, sekolah di salah satu SMA favorit dikota S. setiap hari rabu dan jum’at gue ada kegiatan les privat di rumah guru fisika gue. guru gue ini adalah primadona bagi kaum laki-laki disekolah, umurnya 25 tahun, cantik, seksi, dan sudah bersuami, namanya bu Meri. di hari rabu adalah hari libur dan bu Meri memutuskan untuk mengubah jam les yang semula sore ke jam pagi, gue berangkat jam 8 dan 1 jam kemudian sampai dirumahnya gue langsung ketuk pintu rumahnya dan beberapa saat pintu terbuka.

Yang membuka pintu adalah bu Meri, betapa kagetnya gue, bu Meri cantik dan sexy banget pagi ini. dia memakai daster tipis.rumahnya tampak sepi, mungkin karena suaminya lagi kerja, karena yang gue tau suami bu Meri bekerja diperusahaan swasta, jadi tidak libur.sampai didalam kami langsung memulai pelajaran. sepanjang pelajaran gue hanya terpaku pada bu Meri yang cantik banget hari ini, gue perhatikan tubuhnya dari bawah sampai atas. yang menarik perhatian gue selama pelajaran adalah buah dadanya yang lumayan besar, karena kerah daster bagian atasnya yang agak longgar, jadi keliatan buah dadanya ketika sedang menjelaskan sambil menunduk.

kalau gue taksir kira-kira berukuran 36B. tak sadar ternyata guru gue menyadari apa yang gue lakukan, gue memperhatikan buah dadanya.

“hayoooo… lagi lihatin apa?” ucap bu Meri.

“a..a…anu bu” hanya itu yng gue jawab dengan gugup.

“lihatin ini ya?” sambil megang kedua buah dadanya.

dengan malu gue jawab

“iya bu, ibu Meri seksi banget hari ini”.

tiba-tiba bu Meri berkata
“kamu mau lihat punya ibu ini?”. dengan cepat gue jawab
“iya bu, mau banget”. langsung dia buka dasternya dan dia sudah telanjang dan hanya memakai CD.

gue hanya terpaku dengan apa yang gue lihat bu Meri seksi banget.

“hey… kok bengong, sini?” tanya bu Meri.

langsung gue menghampirinyadan duduk disebelahnya. bu Meri memegang tangan gue dan meletakkan di buah dadanya.

“remas-remas ya, hari ini kamu yang ngasih pelajaran buat ibu” ucap bu Meri.
“oke bu, hari ini ibu akan puas banget” jawab gue.

Gue langsung remas-remas buah dadanya, gue jilati putingnya. bu Meri hanya mendesah kenikmatan
“ah… uhh… teruskan”. gue cumbu bibir merahnya, bu Meri membalas dengan sangat bersemangat.
sambil gue masukin tangan gue ke dalam CD-nya, gue masukkan jari tengah gue kedalam vaginanya, terasa basah sekali vaginanya. gue cabut CD-nya dan langsung gue jilati vaginanya yang merah merekah. gue jilati klitorisnya. 5 menit gue jilativaginanya tapi dia masih belum orgasme juga. tampaknya bu Meri kuat banget. terus gue jilati vaginanya sampai dia meminta untuk cepat dimasukkan.

“aaah…. ma…sukkaaan seekarang”. mendengar hal itu gue langsung copot baju gue semua sampai telanjang bulat, sekarang kami berdua sama-sama telanjang.

bu Meri tampaknya kaget ketika melihat ukuran kontol gue yang besar. ukuran kotol gue kora-kira panjang 19cm dan berdiameter 4cm.Gue langsung mengambil posisi didepan vaginanya, gue masukin kontol gue dengan perlahan ke vaginanya sa,pai masuk kepala kontol gue saja, tiba-tiba langsung gue masukin semua.

“aahhh…” erangan bu Meri sangat keras.

untung rumahnya agak jauh dari rumah tetangga sekitar. gue diamin kontol gue di situ sebentar. sementara itu gue cumbu bibir seksinya itu
“ibu siap?” tanya gue.

“iya, puasin ibu hari ini ya” jawab dia.

langsung gue genjot vaginanya sambil gue remas-remas buah dada besarnya. bu Meri hanya merem melek sambil menggigit bibir bawahnya. tampaknya dia sangat menikmatinya. gue genjot dengan tempo cepat. gue genjot vagina bu Meri dengan posisi itu selama 10 menit.
“Do.. ibu mau nyampek nih” ucap bu Meri.

langsung gue percepat genjotan gue dan
“seerrrrrr..” bu Meri orgasme yang pertama, sangat hangat divaginanya. gue beri dia waktu untuk istirahat sejenak.

“gimana bu? mau lanjut?” tanya gue.

“iya.. ibu belum puas” jawab dia.

10 menit istirahat setelah itu kami lajutkan percintaan ini.

“sekarang ibu gantian yang diatas ya” pinta gue.

“ok, sekarang ibu yang akan beraksi” jawab dia.

gue langsung telentang dilantai dan bu Meri mulai naik diatas tubuh gue. dia pegang kontol gue dan langsung memasukkanya kedalam vaginanya itu. bu Meri langsung beraksi, dia naik turunkan pantatnya. sekarang dia terlihat sangat seksi, gue pegang buah dadanya dan gue remas-remas buah dadanya itu, terkadang bu Meri mecumbu bibir gue. kali ini durasi permainan kami agak lama, yaitu 20 menit kami diposisi itu tiba-tiba bu Meri orgasme yang kedua. padahal gue masih belum orgasme sma sekali langsung minta dia buat bungging.

“sekarang ibu nungging ya” ucap gue.

“luar biasa, guruku ini sangat sexy” ucap gue dalam hati ketika melihat tubuhnya dari belakang.
dari belakang, jelas terlihat vaginanya yang merah merekah dan bekas cairan cintanya sendiri. gue langsung masukin kontol gue dari belakang dan langsung gue genjot vaginanya sambil meremas-remas buah dadanya dari belakang. gue genjot dia dengan cepat.

“yeehhh.. cepat sayang.. lebih cepat lagi…” gue genjot guruku yang sexy ini dengan semangat 45.
40 menit kami bermain diposisi tersebut, sementara bu Meri sudah orgasme sebanyak 3 kali selama 45 menit itu. tiba-tiba ada yang mendesak keluar dari kontol gue.
“Do.. ibu mau keluar lagi..”ucap bu Meri.

“tunggu bu…. Edo juga mau keluar, kita barengan” jawab gue… gue genjot lebih cepat lagi dan
“seeerrrrrr” kami orgasme bersamaan… gue semburin semua sperma gue kedalam vaginanya. sete;ah keluar semua, gue cabut kontol gue. gue lihat ada sperma yang mengalir dari vaginanya karena banyaknya sperma yang gue semburin.

tak terasa kami bercinta selama 2 jam. kami istirahat. kami berbincang-bincang, ternyata menurut bu Meri, suaminya tidak bisa memuaskannya seperti saat bermain bersama gue. gue senang sekali mendengarnya.

“saya bisa memuaskan ibu kapan aja asal ibu mau” ucap gue..

“benar…? waah… terima kasih ya?” jawab bu Meri sambil memeluk guesetelah istirahat selam 1 jam kami bermain lagi.

Kali ini kami bermain dikamar bu Meri sendiri. kami bermain selama 3 jam dan selama itu bu Meri sudah orgasme sebanyak 5 kali dan gue sebanyak 3 kali. kami sangat menikmati permainan itu. terasa lelah kami berdua tertidu dikamar itu. jam 3 sore saya pamit pulang karena 1 jam lagi suaminya akan pulang.sejak saat itu kami sering bercinta lagi, entah itu dirumahnya saat tidak ada suaminya, disekolah saat semua siswa dan guru pulang, atau kami menyewa hotel untuk sekedar bercinta. terkadang bu Meri yang meminta duluan. dan terkadang gue juga yang minta duluan.

Tiba-tiba 2 bulan kemudian bu Meri memberitahu gue kalau dia sedang hamil anak gue. gue kaget bagaimana kalau ketahuan orang lain kalau itu anak gue.

“tenang saja, ibu bilang pada suami ibu kalau ini anaknya, karena setelah bercinta denganmu, malam harinya ibu juga bercinta dengan suami ibu untuk menghilangkan kecurigaan” jawab bu Meri..
tampaknya bu Meri tahu kalau dia akan hamil, makanya dia bercinta dengan suaminya setelah dengan gue. gue mulai tenang sekarang. Selama 4 bulan sejak dia hamil, kami tidak lagi bercinta karena takut mengganggu jabang bayinya. barulah ketika menginjak bulan kelima kami melakukannya lagi, hal ini juga berguna untuk membantu kelancaran persalinannya nanti.

pada kehamilannya kami lebih sering bercinta karena gue sangat menyukai bercinta dengan wanita hamil, gue sering minta jatah ke bu Meri. terkadang bu Meri yang meminta, dia bilang untuk ngidamnya.Setelah kelahiran anaknya kami masih sering melakukannya. selama 2 tahun kami melakukannya sampai dia pindah keluar kota. gue senang sekali selama 2 tahun ada wanita yang rela untuk menjadi pelampiasan nafsu gue.

Selasa, 19 November 2019



CeritaDewasa - Perkenalkan Nama saya Heru, umur saya saat ini 29 tahun. Saya sudah menikah dan mempunyai satu orang anak. Istri saya juga seumuran denganku namanya Lisa. Anak saya baru umur 3 tahun, dan dia baru masuk Playgroup. Nah, di sekolahan anak saya inilah, isteri saya kenal sama nyokapnya teman anak saya. Namanya Nita. Sebenarnya si Nita ini orangnya nggak cakep-cakep amat, yah, lumayan-lah. Menurut saya sih, mendingan isteri saya.

Makanya, sewaktu kenalan sama si Nita ini, saya sama sekali nggak ada pikiran yang macam-macam. Sampai lama-kelamaan isteri saya mulai akrab sama si Nita. Mereka sering pergi sama-sama. Nah, suatu hari, si Nita telpon isteri saya buat ngasih tahu bahwa dia sekeluarga lagi dapat voucher menginap satu malam di sebuah Hotel bintang lima di Jakarta. Dia suruh isteri saya datang buat mencoba fasilitas-fasilitas yang disediakan hotel tersebut. Nah, karena ada kesempetan buat berenang, fitness dan lain-lain gratis, maka saya berdua nggak menyia-nyiakan kesempatan ini.
Siangnya saya berdua nyusul ke hotel tersebut. Sesampainya di sana, saya berdua langsung menuju ke kolam renang, karena si Nita sudah janjian nunggu disitu. benar aja, begitu ngeliat saya berdua datang, si Nita langsung manggil-manggil sambil melambaikan tangannya.

“Hai Lis, Her.. ”

“Hai Nit.. Mana suami sama anak kamu?” tanya isteri saya.

“Biasa, dua-duanya lagi tidur siang tuh..” kata si Nita.

“Kamu berdua aja.. Mana anak kamu?”

“Nggak ikut deh, Nit.. Abisnya repot kalau ngajak anak kecil” kataku.

“Ya sudah, sekarang gimana, kamu berdua mau berenang nggak? Atau mau Fitness aja?”

“Langsung Fitness aja deh, Nit”

Begitulah, setelah itu kita bertiga langsung menuju ke tempat Fitnesnya. Dan setelah ganti baju di locker room, kita bertiga mulai berfitnes-ria. Asyik juga sih, sampai-sampai nggak terasa sudah hampir tiga jam kita fitness. Wah, badan rasanya sudah capek benar nih. Setelah selesai kita bertiga terus bilas di ruang ganti, dan langsung menuju ke ruang Whirlpool. Nah, sampai disini kita bertiga bingung, sebab ruang whirpoolnya ternyata cuma satu. Wah gimana nih? Tapi akhirnya kita coba-coba aja, dan ternyata benar, cewek sama cowok jadi satu ruangannya. Wah, malu juga nih.. Apalagi si Nita, soalnya kita bertiga cuma dililit sama kain handuk. Setelah masuk ke dalam, saya tertegun, karena di dalam saya lihat ada cewek yang dengan santainya lagi jalan mondar-mandir dalam keadaan.. Bugil. Wah.. Gawat nih. Setelah saya lirik, ternyata si Nita juga lagi ngeliatin tuh cewek yang kesannya cuek banget. Selagi kita bertiga bengong-bengong, tahu-tahu kita disamperin sama locker-girlnya.

“Mari Mbak, Mas.. Handuknya saya simpan,” kata si Mbak locker itu dengan suara yang halus.

“Ha? Disimpan?” tanya saya sambil kebingungan.

“Hi-hi-hi.. Iya, Mas, memang begitu peraturannya.. Biar air kolamnya nggak kotor.. ” sahut si Mbak dengan senyum genit.

“Wah.. Mati deh saya”, batin saya dalem hati, masa saya musti berbugil ria di depan satu, dua, tiga.. Empat orang cewek sih? Sementara itu saya liat isteri saya sama si Nita juga lagi saling pandang kebingungan. Akhirnya saya yang memutuskan,

“Hm.. Gini deh, Mbak.. Kita liat-liat aja dulu.. Nanti kalau mau berendam baru kita taruh handuknya di sini”

“Iya deh, Mas..” kata si Mbak lagi sambil tersenyum genit. Terus dia langsung berbalik jalan keluar ruangan.

Setelah tinggal bertiga, isteri saya langsung memandang si Nita,

“Gimana nih, Nit?”

Selagi si Nita masih terdiam bingung, isteri saya langsung ngomong lagi,

“Ya sudah deh.. Kita terusin aja yuk,” katanya sambil melepaskan handuknya.

“Sudah deh, Nit.. Buka aja.. nggak apa-apa kok,” kata isteri saya lagi.

“Benar nih, Lis? Terus si Heru gimana?” tanya si Nita sambil melirik malu-malu ke arah saya.

Pada saat itu saya cuma bisa pasrah aja, dan berdoa moga-moga burung saya nggak sampai bangun. Sebab kalau bangun kan gawat, si Nita bisa tahu karena saya cuma dililit handuk doang.

“Nggak apa-apa.. Anggap saja kita kasih dia tontonan gratis” sahut isteri saya lagi.

Gawat juga nih, saya benar-benar nggak nyangka kalau isteri saya sebaik ini. Sebab biasanya dia cemburuan banget. Akhirnya pelan-pelan si Nita mau juga ngelepasin handuknya. Aduh mak.. Begitu dia lepas handuknya, saya langsung bisa ngeliat dua buah teteknya yang membulat.. dan.. jembutnya yang.. gile.. lebat banget! Langsung aja saya menelan ludah saya sendiri.. sambil menatap bengong ke tubuh si Nita. Ngelihat keadaan saya yang kayak orang linglung itu, isteri saya langsung tertawa geli. Sementara si Nita masih berusaha menutupi vaginanya dengan kedua tangannya.

“Kenapa Her.. Jangan bengong gitu dong, sekarang kamu yang musti buka handuk tuh,” kata isteri saya lagi.

Busyet.. Masa saya disuruh bugil di depan si Nita sih? Tapi karena takut kalau-kalau nanti isteri saya berubah pikiran, langsung aja deh saya lepas handuk saya. Seiring dengan gerakan saya ngelepas handuk, saya lihat si Nita langsung membuang muka jengah.

“Lho, kenapa Nit.. nggak apa-apa kok.. Tadi si Heru juga ngeliatin body kamu, sampai terangsang tuh.. Lihat deh,” kata isteri saya lagi sambil menatap burung saya. Akhirnya si Nita ngelirik juga ke burung saya, dan.. Wah.. dasar burung kurang ajar, begitu diliatin dua orang cewek, perlahan tapi pasti dia mulai bangkit. Pelan-pelan mengangguk-angguk, sampai akhirnya benar-benar tegang setegang-tegangnya. Wah, mokal banget deh, saya..

“Tuh-kan, Nit.. Benarkan dia sudah terangsang ngeliatin body kamuy..” kata isteri saya lagi. Ngeliat burung saya yang sudah tegang benar, akhirnya dua-duanya nggak tahan lagi. Pada tertawa terpingkal-pingkal. Ngedenger suara ketawa mereka, cewek yang sendirian tadi langsung nengok.. dan begitu ngeliat burung saya, dia juga langsung ikut ketawa.

“Wah, dik.. Dia sudah nggak tahan tuh..” katanya pada isteri saya, sambil ngelirikin burung saya terus. Akhirnya daripada terus jadi bahan tertawaan, langsung aja deh, saya nyebur ke kolam whirpool. Nggak lama kemudian isteri saya dan si Nita nyusul. Akhirnya kita berempat berendam deh di kolam. Tapi nggak lama kemudian si Cewek itu bangun..

“Mbak sudahan dulu yah, Dik.. Mmm.. Tapi jangan disia-siakan tuh..” katanya sambil menunjuk ke selangkangan saya lagi. Buset nih cewek, rupanya dari tadi dia merhatiin kalau burung saya masih tegang terus.

Langsung saja saya berusaha tutupin burung saya pakai kedua telapak tangan. Sambil tersenyum genit, akhirnya cewek itu keluar ruangan. Nah, begitu tinggal kita bertiga, isteri saya langsung pindah posisi. Sekarang jadi saya yang ada ditengah-tengah mereka berdua.

“Her.. Dari tadi kok tegang melulu sih?” tanya isteri saya sambil menggenggam burung saya. Saya cuma bisa menggeleng saja sambil melirik si Nita.

“Ih.. Keras amat, kayak batu,” kata isteri saya lagi. Lalu, tanpa saya duga dia langsung ngomong ke si Nita.

“Sini deh, Nit.. Mau cobain megang burung suami saya nggak nih?”

Haa? Saya sama si Nita jadi terbengong-bengong.

“Bbb.. Boleh, Lis?” tanya si Nita.

“Boleh, rasain deh.. Keras banget tuh,” kata isteri saya lagi. Pelan-pelan, si Nita mulai ngegerayangin paha saya, makin lama makin naik, sampai akhirnya kepegang juga deh, torpedo saya. Wuih, rasanya benar-benar nikmat.

“Iya lho, Lis.. Kok bisa keras begini ya. Pasti enak sekali kalau dimasukin yah, Lis,” kata si Nita lagi sambil terus mengelus-ngelus burung saya. Wah, saya sudah nggak tahan, tanpa minta persetujuan isteri saya lagi, langsung aja deh, saya tarik si Nita, saya lumat bibirnya.. sambil tangan saya meremas-remas teteknya.

“Akh..” Nita menggelinjang. Langsung saya angkat si Nita dari dalam air, saya dudukin di pinggiran kolam.. Kakinya saya buka lebar-lebar, dan.. langsung deh saya benamin wajah saya ke dalam selangkangannya, sehingga si Nita semakin mengerang-ngerang. Sementara itu isteri saya tetap giat mengocok-ngocok burung saya. Akhirnya karena sudah nggak tahan lagi, kita bertiga naik ke pinggiran kolam.

“Gantian dong, Nit.. Biar si Heru ngejilatin vagina saya, saya juga kepengen nih..” kata isteri saya dengan bernafsu. Karena dia sudah memelas begitu, langsung saja deh, saya jilatin vagina isteri saya.

Saya gigit-gigit kecil clitorisnya sampai dia merem-melek. Nita pun nggak tinggal diam, ngeliat saya lagi sibuk, dia langsung saja meraih burung saya, terus dimasukin ke dalam mulutnya. Wah.. nggak nyangka, ternyata hisapannya benar-benar maut. Rasanya kita bertiga sudah nggak ingat apa-apa lagi, nggak peduli kalau-kalau nanti ada orang yang masuk.

Setelah beberapa lama, isteri saya ternyata sudah nggak tahan lagi.

“Ayo, Her.. Cepetan masukin.. saya sudah nggak kuat lagi nih..” pintanya memelas. Akhirnya berhubung saya juga sudah nggak tahan lagi, saya cabut saja burung saya dari dalam mulut si Nita, terus saya masukin ke dalam vagina isteri saya. Akh.. benar-benar nikmat, sambil terus saya dorong keluar-masuk. Nita nggak tinggal diam, sambil meremas-remas payudara isteri saya, dia terus ngejilatin buah Zakar saya. Wah.. rasanya benar-benar.. RUUAARR BBIIAASA! Nggak lama kemudian, mungkin karena sudah terlalu terangsang, isteri saya menjerit kecil.. Meneriakkan kepuasan.. Sehingga saya merasakan sesuatu yang sangat hangat di dalam lubang vaginanya. Melihat isteri saya sudah selesai, si Nita langsung bertanya dengan wajah harap-harap cemas.

“Ngg.. Sekarang saya boleh nggak ngerasain tusukan suami kamu, Lis?”

“Tentu aja boleh, Nit..” jawab isteri saya sambil mencium bibir si Nita. Mendapat lampu hijau, Nita langsung mengambil burung saya yang sudah lengket (tapi masih tegang benar) terus dibimbingnya ke dalam lubang vaginanya yang ditutupi semak belukar.

“Aaakkhh..” desis si Nita setelah saya dorong burung saya pelan-pelan.

“Ayo, Her.. Terus, Her.. I Love You..” kelihatannya si Nita benar-benar mendapatkan kenikmatan yang luar biasa. Sambil saya goyang-goyang, isteri saya menjilati teteknya si Nita. “Aduh, Lis.. Her.. I love you both..”

Pokoknya selama saya dan isteri saya bekerja, mulut si Nita mendesis-desis terus. Kemudian, mungkin karena isteri saya nggak mau ngedengerin desisan si Nita terus, akhirnya dia bangun dan mengarahkan vaginanya ke muka si Nita. Dengan sigap Nita menyambut vagina isteri saya dengan juluran lidahnya. Sampai kira-kira sepuluh menit kita bertiga dalam posisi seperti itu, akhirnya saya sudah benar-benar nggak tahan lagi.. dan.. ahh.. saya merasakan desakan si Nita mengencang, akhh.. Akhirnya jebol juga pertahanan saya. Dan disaat yang berbarengan kita bertiga merasakan suatu sensasi yang luar biasa.. Kita bertiga saling merangkul sekuat-kuatnya, sampai.. Aahh..

Begitulah, setelah itu kita bertiga terkulai lemas sambil tersenyum puas..

“Thank you Heru, .. Lisa.. Ini benar-benar pengalaman yang luar biasa buat saya..”

“Ha.. ha.. ha.. Sama, Nit.. saya juga benar-benar merasakan nikmat yang yang nggak pernah saya bayangin sebelumnya. Sayang suami kamu nggak ikut yah, Nit,” kata isteri saya.

“Gimana kalau kapan-kapan kita ajak suami kamu sekalian, boleh nggak, Nit?”

“Benar Lis.. Ide yang bagus, tapi kita nggak boleh ngomong langsung, Lis.. Musti kita pancing dulu..” kata si Nita.

“Setuju,” sahut isteri saya.

“Gimana Her.. Boleh nggak?”

Untuk sesaat saya nggak bisa menjawab. Bayangin, masa saya musti berbagi isteri saya sama suaminya si Nita? Rasanya perasaan cemburu saya nggak rela. Tapi, ngebayangin sensasi yang akan terjadi kalau kita main berempat sekaligus.. Wah..

“Boleh, nanti kamu atur yah, Nit.. Biar saya bisa ngerasain lagi hangatnya lubang vagina kamu.. Ha.. ha..” akhirnya saya menyetujui.

Jumat, 15 November 2019



CeritaDewasa - Setelah suamiku berangkat kerja, seperti biasa aku mandi di bawah semburan shower air hangat. Rasanya ingin membersihkan tubuh sebersih mungkin. Entah kenapa. Selesai mandi aku berias dulu di depan cermin rias, kemudian keluar dari kamarku dengan hanya mengenakan kimono.

Kulihat pintu kamar tamu masih tertutup. Kamar itu dipakai oleh Toni. Sudah sesiang ini dia belum bangun? Kucoba memutar handle pintu kamar itu, ternyata tidak dikunci. Diam-diam aku masuk ke dalam. Sambil menutupkan kembali pintu dari dalam, kulihat Toni masih nyenyak tidur tanpa selimut. Dia hanya mengenakan celana dalam dan kaus t-shirt sambil memeluk bantal guling. Selimut tergeletak di sampingnya. Apakah dia tidak kedinginan?

Dengan hati-hati aku merayap ke sisinya. Aneh, hasrat birahiku berkobar lagi. Padahal tadi malam aku sudah dipuasi oleh adik iparku ini. Lalu kalau pagi ini terjadi lagi seperti yang tadi malam, apakah Mas Jaka takkan marah? Ah, bukankah suamiku mengizinkanku untuk melakukannya, asalkan nanti laporan padanya?!

Entahlah kenapa aku jadi begini bergairah, begini binalnya untuk mendapatkan kepuasan seksual di pagi ini. Tapi Toni masih tidur pulas, sampai tidak menyadari bahwa tanganku sudah menyelinap ke dalam CDnya, sudah menggenggam batang kemaluannya yang masih sangat lemas. Dan kuremas-remas dengan lembut sesuatu yang tadi malam sangat memuaskanku itu. Aku mulai gemas, kusembulkan zakar Toni dari celah CDnya, lalu tanpa ragu lagi kudekatkan wajahku ke zakar yang masih terkulai lesu itu. Gap…mulai kukulum dan kumainkan ujung lidahku untuk mengelus puncak batang kemaluan Toni.

Dengan penuh semangat kukulum batang kemaluan Toni yang perlahan-lahan mulai membesar dan memanjang….terdengar suara nafas Toni, pertanda mulai bangun…batang kemaluannya pun mulai bangun, mengeras dengan gagahnya!

Lalu terdengar suara Toni mendesah, “Oo…oooh…mbak…oooh…ini enak sekali….oooh….”
Tanpa pikir panjang lagi kulepaskan kimonoku, langsung telanjang bulat karena tak mengenakan pakaian dalam…hmm..semuanya sudah dipersiapkan! Lalu kutarik CD Toni, sehingga zakarnya yang sudah berdiri dengan gagah itu tak tertutup apa-apa lagi. Kemudian kudorong dadanya supaya terlentang. Lalu aku merangkak ke atas tubuhnya sambil mengarahkan batang kemaluannya supaya ngepas menekan liang kemaluanku yang sudah membasah dengan lendir libido ini.

Lalu kuturunkan pinggulku, sehingga perlahan tapi pasti zakar Toni membenam ke dalam liang veggyku. Oh, gila, rasanya aku horny banget pagi ini.

Aku menelungkup setelah menanggalkan t-shirt Toni. Lalu mulai aktif, menaik turunkan pinggulku dengan goyangan yang sudah terlatih. Dengan sendirinya batang kemaluan Toni dibesot-besot oleh dinding liang kenikmatanku.

Toni terengah-engah sambil memeluk pinggangku erat-erat. Membuatku makin bersemangat untuk menggenjot pinggulku, oh, rasanya enak sekali pergeseran antara dinding liang kenikmatanku dengan batang penis Toni yang gagah perkasa itu.

SAMPAI Toni meninggalkan rumahku, rahasia itu tetap kujaga. Toni tidak kuberitahu bahwa semuanya itu “hasil karya” abangnya sendiri. Aku tetap ingin menjaga image suamiku dan aku sendiri, agar jangan dicap pasangan psikopat. Memang semuanya seolah hanya bisa dilakukan oleh sepasang suami-istri yang psikopat. Tapi aku sudah mulai menikmatinya, sudah mulai memahami jalan pikiran suamiku, bahwa semuanya ini mendatangkan kenikmatan yang luar biasa, sekaligus menghilangkan kejenuhan.

Hari demi hari berlalu. Apa yang kucemaskan tidak terjadi. Aku dan Mas Jaka enjoy-enjoy saja menempuh rumah tangga, tanpa badai yang berarti. Bahkan anehnya sikap Mas Jaka makin ramah dan lembut padaku. Jadi tiada alasan bagiku untuk mempertentangkan pendiriannya. Bahkan dengan jujur harus kuakui bahwa aku enjoy dengan semuanya ini. Dan setuju dengan kata-katanya, “Daripada selingkuh di belakang, mending selingkuh terang-terangan begini. Yang penting semuanya harus under control. Jangan jadi liar.”

Memang semua yang telah terjadi dengan Toni kulaporkan kepada suamiku, sebagai tanda masih under control. Dan suamiku malah tersenyum, tiada ekspresi kemarahan sedikit pun. Bahkan semakin hangat dia memperlakukanku sebagai istri syah dari ibu dari anaknya.

Lalu semuanya berjalan seperti biasa. Tanpa gejolak yang berarti dalam rumah tanggaku.
Sampai pada suatu malam, ketika aku pulang arisan ibu-ibu di lingkunganku, kulihat Mas Jaka tersenyum-senyum sambil memelukku. Dan berbisik ke telingaku, “Aku lagi bergairah sekali sekarang ini sayang.”

Biasanya kalau mau bersetubuh dengan Mas Jaka, aku suka ke kamar mandi dulu untuk membersihkan kemaluanku. Tapi malam itu Mas Jaka tak memberiku kesempatan. Langsung menelanjangiku di dalam kamar dan menerkamku di atas tempat tidur.

Aneh memang, ketika batang kemaluan Mas Jaka membenam ke dalam liang ku, aku merasakan gairahnya begitu hebat. Terlebih setelah batang kemaluannya mulai mengenjot liang veggyku, oh, kenapa Mas Jaka jadi ganas begini? Apakah dia habis makan obat perangsang atau bagaimana?
Aku pun mulai menikmatinya dengan sepenuh gairah kewanitaanku. Kugoyang pantatku dengan gerakan meliuk-liuk, membuat nafas Mas Jaka semakin mendengus-dengus. Aku pun terpejam-pejam dalam arus kenikmatan.

Tetapi…ada yang aneh…ya…ini aneh. Bahwa ketika Mas Jaka sedang mengenjotku sambil menelungkup di atas tubuhku, terasa ada yang mengelus-elus betis dan pahaku.
Aku mencoba memperhatikannya dengan seksama. Apa yang sedang terjadi ini?
Dan alangkah kagetnya aku, setelah menyadari bahwa ternyata memang ada tangan lain yang sedang mengelus pahaku. Tangan itu adalah tangan Bang Benny! Ya, Bang Benny sudah berada di atas tempat tidurku dalam keadaan tak berbusana! Bagaimana ini bisa terjadi? Apakah ini semuanya sudah mereka atur sebelumnya?

“Ba..Bang Be…Benny?!” seruku tertahan.

Benny cuma tersenyum dan tetap mengelus-elus pahaku. Bahkan lalu ia memegang bahu suamiku sambil berkata dengan senyum, “Kamu istirahat dulu dong…biar aku yang menggantikanmu…”
Aku tak tahu lagi apa yang harus kulakukan, terlebih ketika kulihat suamiku malah mengangguk sambil tersenyum dan menarik batang kemaluannya sampai terlepas dari liang kemaluanku. Dan Benny merayap ke atas tubuhku sambil mengarahkan batang kemaluannya ke mulut ku.
Kupegang pergelangan tangan suamiku yang duduk di sebelahku sambil menatapnya, “Mas…”
“Santai aja sayang,” sahut suamiku sambil mengelus pipiku, “Enjoy aja.”
Belakangan aku tahu bahwa ketika aku sedang arisan, Benny datang dan sengaja disembunyikan di kamar mandi yang bersatu dengan kamarku. Ah…semuanya memang sudah direncanakan.
Perasaanku jadi bercampur aduk ketika lubang ku mulai dicoblos oleh batang kemaluan Benny. Salah tingkah, karena suamiku menyaksikan semuanya ini. Maka sambil menggenggam tangan suamiku erat-erat, kupejamkan mataku…sambil merasakan nikmatnya zakar Benny yang mulai maju-mundur di dalam jepitan liang kewanitaanku.

Orang bilang rumput di pekarangan tetangga selalu tampak lebih hijau daripada di pekarangan sendiri. Kini aku merasakannya. Bahwa ayunan Benny terasa sekali membanjiri bathinku dengan kenikmatan. Karena Benny tak hanya menggenjot nya di dalam ku, tapi juga mengulum-ngulum puting payudaraku, sesekali mengisapnya kuat-kuat. Sementara tangannya pun tidak diam. Terkadang mengelus anusku, menimbulkan geli-geli nikmat yang membuatku sering menahan nafas. Aku pun mulai merengkuh leher Benny dan memeluknya erat-erat, tanpa berani memandang ke arah suamiku.
Ketika kubuka mataku, kulihat suamiku sedang melangkah ke kamar mandi, mungkin mau pipis. Saat itulah aku merasa bebas untuk menggoyang pinggulku seedan mungkin, karena enjotan Benny emang terasa sekali enaknya. Dan ketika ia mencium bibirku, sengaja kupagut dan kulumat bibirnya dengan penuh gairah. Biarlah, bukan aku yang merencanakan semuanya ini.

Kelihatannya kelincahanku dalam meliuk-liukkan pinggul justru membuat suamiku senang. Ia malah berkomentar setelah keluar lagi dari kamar mandi, “Nah begitu dong, jangan bikin malu aku….biar Benny tau istriku ini jago goyang…hihihihi…”

Aku masih belum mengerti kenapa suamiku bisa seperti itu. Yang jelas, kulihat dia enjoy-enjoy aja melihatku sedang disetubuhi oleh sahabatnya, enjoy-enjoy saja melihat pinggulku bergoyang-goyang edan.

Benny pun sama enjoynya. Tanpa peduli kehadiran suamiku, Benny terkadang mendesakkan batang kemaluannya dalam sekali, sampai menyentuh ujung liang ku. Ini membuatku merengek nikmat, dengan mata merem melek.

Ketika aku mau merasakan titik puncak orgasmeku, tak terkendalikan lagi aku merintih-rintih histeris, “Ooohhh…Bang Benny….oooh…aku mau orga Bang….ooooh….”
Tanpa peduli lagi bahwa suamiku sedang menyaksikan semuanya ini.

Susah melukiskan semuanya itu, karena aku sendiri dalam keadaan edan-eling di puncak orgasme. Yang aku ingat, Benny melanjutkan enjotan nya meski ku sudah becek. Dan pada suatu saat ia menekankan batang kemaluannya kuat-kuat sambil mendengus, ooooooo…oohhhh…..lalu terasa liang kemaluanku disemprot-semprot cairan hangat, pada saat yang sama Benny mendekapku kuat-kuat, lalu perlahan-lahan terasa batang kemaluannya melemas dan mengecil.

Aku pun memejamkan mata dalam letih dan puas. Tapi beberapa detik kemudian suamiku menggantikan peran Benny, memasukkan lagi zakarnya yang Masih keras ke dalam liang kemaluanku yang sudah kebanjiran air mani Benny. Aku tak kuasa menolak ataupun memberikan saran. Aku hanya terdiam, lalu berusaha memuaskan nafsu suamiku dengan goyangan pinggul sebisa mungkin. Padahal sekujur tubuhku masih terasa ngilu-ngilu.

Malam itu memang malam edan. Setelah suamiku ejakulasi, Benny maju lagi. Dia minta agar aku mengubah posisiku jadi di atas. Lalu terjadilah persetubuhan yang kedua dengan sahabat suamiku itu.
Tentu saja ronde kedua ini (kedua untuk Benny, ketiga untukku) jauh lebih lama daripada ronde pertama tadi. Aku sendiri sudah tak tahu lagi berapa kali mengalami orgasme saat itu. Yang aku tahu, setelah lebih dari sejam kami bersetubuh, Benny mencabut nya dari ku, kemudian menyemburkan sperma hangatnya di dalam mulutku.

Setelah Benny terkapar, aku bergegas menuju kamar mandi, untuk berkumur-kumur dan membersihkan kemaluanku. Lalu kembali ke kamar, tadinya ingin beristirahat. Tapi rupanya persetubuhanku yang kedua dengan Benny tadi menyebabkan libido suamiku berkobar lagi!
Terpaksalah kuladeni lagi suamiku, karena merasa kasihan kalau nafsunya tidak kupuasi. Tapi, oh my God….selesai suamiku menyetubuhiku, Benny ingin meku lagi untuk yang ketiga kalinya!
Mungkin di situlah letak keistimewaan main threesome seperti yang pernah diungkapkan oleh suamiku. Aku sudah membuktikannya. Suamiku biasanya hanya menyetubuhiku 2 atau 3 hari sekali. Tapi malam itu, ia mampu menyetubuhiku 3 kali! Berarti aku mengalami hubungan sex 6 kali di malam edan itu!

ESOKNYA, sepulang dari kantornya, suamiku menghampiriku yang sedang rebahan di kamar.
“Bagaimana kesannya tadi malam, sayang?”

“Lemes….tubuhku serasa dilolosi….” sahutku sambil tersenyum canggung.

Suamiku memelukku dan berbisik, “Tapi kamu puas kan?”

“Lebih dari puas,” sahutku sambil mencubit lengan suamiku, “Mas sendiri sampai bisa tiga kali ya.”
Suamiku mengangguk, “Itulah kelebihan threesome.”

“Emang Mas gak cemburu waktu Benny sedang menyetubuhiku?” tanyaku dengan pandangan penuh selidik.

“Tentu aja cemburu,” sahut suamiku dengan senyum, “Tapi di balik rasa cemburu, nafsuku jadi berkobar dengan hebatnya ketika melihatmu sedang disetubuhi oleh Benny. Padahal belakangan ini aku tak pernah lagi menidurimu lebih dari sekali dalam semalam kan? Tapi tadi malam….”

“…Sampai tiga kali!” tukasku.

Suamiku mengangguk sambil tersenyum menggoda.

“Tapi…pada satu saat, mungkin Benny akan ngajak Mas untuk mengeroyok Yani juga kan?”

Suamiku tercenung sesaat. Lalu katanya, “Mungkin saja. Tapi aku pasti minta izin dulu padamu. Gakpapa kan?”

Meski berat terpaksa kujawab, “Gakpapa…biar adil….tapi Mas…ada masalah lain yang selama ini jadi pikiranku…”

“Soal apa?”

“Si Toni itu…bagaimana kalau dia ketagihan?”

“Ajak aja ke sini. Biar aku bisa nonton diam-diam.”

“Dia gak mau Mas. Takut sama Mas. Kan aku belum bilang kalau semua yang telah terjadi itu keinginan Mas sendiri.”

“Memang sebaiknya jangan bilang dulu. Nanti disangkanya aku sudah gila. Padahal aku cuma ingin kreatif aja.”

“Jujur aja, tadi pagi dia nelepon. Dia bilang ketagihan….”

“Tentu aja ketagihan. Cowok mana yang tidak ketagihan setelah merasakan enaknya memekmu. Hehehe….”

“Mm…kalau…kalau…ah gak deh…”

“Lho, ngomong kok gak diterusin?!”

“Takut Mas marah.”

“Gak. Aku janji gak marah. Ada apa?”

“Kalau dia ngajak ketemuan di satu tempat gimana? Kabulkan jangan?”

“Dia kost di luar kota, dekat kampusnya. Di rumah kost itu banyak orang. Gak mungkin bisa ketemuan di sana.”

“Kalau…kalau…kalau di hotel?”

“Boleh aja. Yang penting kamu harus laporan sama aku nanti.”

“Bener nih Mas?”

“Bener,” suamiku mengangguk, sebaiknya sih di sini. Kan bisa kuatur, misalnya pura-pura aku gak di rumah.”

“Lalu diam-diam Mas ketemuan sama Yani lagi?”

“Nggak sayang. Intinya bukan itu. Aku merelakanmu digauli orang lain bukan karena ingin selingkuh dengan wanita lain. Yang penting bagiku, bisa menyaksikan waktu kamu digauli orang lain itu. Hal itu akan membuatku cemburu, lalu bangkit nafsuku…seperti tadi malam itu…”

“Yang tadi malam itu swinger juga Mas?”

“Bukan, yang tadi malam namanya threesome MMF. Kalau swinger ya waktu di Puncak itu.”

“MMF? Maksudnya?”

“MMF itu male-male-female. Kalau FFM female-female-male.”

“Berarti bisa juga perempuannya dua orang, lelakinya seorang?”

“Iya. Tapi pada dasarnya fisik wanita lebih siap untuk menghadapi pria lebih dari seorang. Lelaki kan harus ereksi. Kalau menghadapi wanita lebih dari seorang, pasti dia tak bisa memuaskan wanita-wanita itu. Hanya buat gaya-gayaan doang. Kalau wanita kan bisa melayani pria walaupun sambil tidur. Pria tidak bisa begitu. Penisnya harus ereksi dulu sebelum melakukan kontak seksual.”
“Berarti wanita lebih tangguh daripada lelaki dong Mas.”

“Iyalah, aku harus jujur mengakui hal itu.” suamiku mengangguk, “Perempuan kan tinggal telanjang dan telentang, mau diantri sama sepuluh lelaki juga bisa. Tapi lelaki? Kalau sudah ejakulasi ya terkulai, letih lesu…dikasih bidadari juga belum tentu mampu bangkit lagi…hehehe…”

Aku cuma tersenyum mendengar ucapan suamiku itu. Semacam pengakuan lelaki. Bahwa sebenarnya perempuan ditakdirkan lebih tangguh daripada pria secara fisik. Lelaki kalau dikasih 10 orang cewek dalam semalam, pasti takkan ternikmati semua. Tapi wanita? Diantri sama 10 orang lelaki juga bisa. Tapi poliandri tetap merupakan hal yang janggal di dunia ini, sementara poligami banyak terjadi di mana-mana.

“Kapan mau swinger lagi?” tanya suamiku tiba-tiba.

“Sama Benny dan Yani?” aku balik bertanya.

“Nggak harus dengan mereka. Masih banyak alternatif.”

“Hah? Gak salah tuh?” aku melotot, “Rencana apa lagi yang sudah tersimpan di hati Mas?”

“Masih kupikirkan,” sahut suamiku datar, “Soalnya kita harus yakin teman swinger kita bersih, jangan sampai menularkan penyakit.”

Aku tidak berani menanggapi. Lalu kata suamiku, “Kalau dengan Benny dan Yani terus, kita bisa jenuh juga.”

“Ih…emang Mas punya rencana sama siapa lagi?”

“Sudah ada dua pasang yang mau swinger sama kita. Tapi aku harus memikirkannya dulu.”

“Tapi Mas…apa hubungan kita nanti gak rusak?” tanyaku sangsi.

“Nggak sayang,” Mas Jaka memelukku lembut, “Yang penting jangan terlalu sering. Obat juga kalau over dosis bisa berdampak negatif.”

Aku cuma mendengarkan. Da kata Mas Jaka lagi, “Sekali kita swinger, kesannya akan melekat dalam waktu tertentu. Bisa sebulan, bisa dua bulan dan seterusnya. Tergantung dari kesan yang kita dapatkan pada waktu swinger itu.”

Aku tetap tak mau menanggapi, takut salah ngomong.

Kata suamiku lagi, “Sebenarnya sekarang ada beberapa perkumpulan swinger, tersebar di kota-kota besar. Tentu saja aktivitas mereka gak terlalu terbuka. Semuanya dilakukan secara rapi. Seolah-olah kumpulan arisan keluarga biasa.”

“Masa sih?” aku tercengang, “terus bagaimana cara aktivitas mereka?”

“Biasanya mereka bergerak tidak terlalu banyak, supaya tidak menarik perhatian. Misalnya satu hari mereka berkumpul di sebuah villa besar di luar kota. Mungkin yang hadir hanya enam atau tujuh pasang. Lalu di villa itu mereka tukar pasangan, bisa dengan cara mengundi atau atas kesepakatan semua pihak.”

“Ih…kalau yang begitu jangan mau Mas. Lama-lama bisa over dosis seperti kata Mas tadi.”
Suamiku hanya tersenyum datar. Entah apa yang sedang berada di dalam pikirannya.
Kami sama-sama terdiam, hanyut dalam terawangan masing-masing. ceritanya masih ada sambungannya, tapi besok akan saya sambung kembali.

Rabu, 13 November 2019



CeritaDewasa - Aku berprofesi sebagai guru di SD, mengajar di kelas 2 SD. Nama saya Bu Fira mengajar matematika. Aku berusia 30 tahun sudah berkeluarga dan memiliki 1 anak perempuan yang berusia 5tahun. Setiap tahun aku selalu berpindah tempat mengajar, hal sepele yang membuatku pindah. Yaitu mengganggu rumah tangga orang, aku terkenal sebagai penggangu guru laki-laki yang ada disekolah.

Aku guru yang berpenampilan rapi ake up teal, wajahku juga cantik. Banyak yang ngiri kalau lihat aku. Aku bekerja untuk diriku sendiri jadi ya cuek aja. Banyak yang menggunjing aku tentang sifatku yang sering menggoda guru laki-laki yang berusia tua maupun muda. Suamiku tidak bekerja karena sakit-sakitan hanya aku yang mencari nafkah.

Dia pun tidak tahu kalau aku berselingkuh, taunya aku sering dipindah karena di sekolah kekurangan guru. Suamiku sakit struk di usia yang sangat muda 35 tahun. Dulu dia bekerja di kantor, tetapi keadaan yang tidak memungkinkan lagi untuk bekerja. Kalau aku kerja suamiku dirawat ibunya, anakku di bawa pembantuku. Memuaskan nafsu saja sudah tidak bisa, penisnya tak dapat bereaksi apapun.

Ya mau gimana lagi aku harus mencari pemuas nafsuku. Gairah seksku tinggi kalau nggak cari pelampiasan aku bisa gila. Gajiku yang nggak seberapa, hanya buat makan dan membayar angsuran itu tidak cukup. Aku dipindah di SD yang sangat terpencil dari rumah pun jauh. Disana aku mendapat rumah dinas yang aku tempati.

Suamiku di rumah ikut dengan ibunya, karena nggak mungkin aku membawa dia ke rumah dinas yang sangat jauh. Mobil saja tidak bisa masuk, hanya mengendarai motor jalannya jelek banget. Anakku tinggal bersamaku, pembantu aku bawa ke desa. Sesekali kalau ada waktu aku pulang ke rumah, menjenguk suamiku.

Paling menginap satu malam saja, soalnya sekarang setiap hari aku mengajar. Di sekolah itu memang kekurangan guru matematika. Aku mengajar kelas 1,2 dan 3, jamnya pun padat. Suamiku memakluminya, dia juga memperbolehkan aku bekerja di desa karena dia menyadari bahwa aku tulang punggung di keluarga.

Pertama masuk sekolah seperti biasa aku memakai seragam besolek cantik. Para guru disana sangat terkejut melihat penampilanku. Aku dengan PD nya berkenalan, mereka tidak tahu latar belakang aku dipindah setau mereka karena kekurangan guru. Di SD Mangunsari ini kebanyakan berjenis laki-laki gurunya. Walaupun di desa tapi cakep-cakep gurunya.

Guru wanita hanya aku dan 2 orang saja, kepala sekolahnya aja ganteng banget. Paling juga seumuran suamiku, ada satu sasaran aku yang pertama namanya Pak Toni. Dia ganteng ya kelihatannya agak genit deh. Pertama masuk kelas gagal focus kebayang-bayang Pak Toni yang ganteng. Waktu itu kita rapat bareng membahas dana BOS, hingga sore hari.

Aku dan Pak Toni pulang akhir karena memang pengurus dana itu kita berdua. Aku mendekati Pak Toni yang sedang bermain laptop. Aku berusaha mengobrol lebih intim, agar suasana lebih hangat. Rokku yang pendek itu aku buka sedikit agar terlihat paha ku yang mulus, pak Toni meliriknya. Aku semakin mendekatkan diri disampingnya.

Aku bertanya bagaimana hubungan dengan istrinya. Ternyata dia belum memilki anak, karena istrinya sibuk dan kerja setiap hari. Aku terus mendekatinya, tampak hujan turun dengan tiba-tiba rasanya dingin banget,

“ Pak dingin banget ya, aku lupa nggak bawa jaket ,” ucapku berbasa-basi.

Saat itu pakaianku yang serba mini membuat aku makin kedinginan,

“ Aku ambilkan jake-ku di jok motor ya bu, biar kamu nggak kedinginan…, ”

“ Nggak usah pak, asal bapak ada didekatku aku sudah merasa hangat kog, hhe…, ”jawabku dengan manja.

Aku membahas tentang keluargaku dan tentang masalah seksku. Saat itu kami berbincang cukup lama bahkan aku juga mengatakan kalau aku sudah lama tidak berhubungan seks. Mendengar ucapanku ternyata pak Toni mengalami hal yang sama denganku, dia juga sudah lama banget tidak menikmati tubuh istrinya. Memang kalau sudah kesempatan itu selalu ada kesamaan.

Mendengar itu aku-pun membelai dada pak Toni, saat itu pak Toni-pun membalas dengan pandangan yang tajam. Aku merasa dia mengamati kemolekan tubuhku dari atas ke bawah. Dia pandangi payudaraku yang montok sangat lama. Melihat hal itu aku pun memberanikan diri untuk mendekati wajahnya, lalu aku mencium dan memeluk pak Toni.

Tanpa menolak tangan pak Toni pun mulai mendekap dengan erat tubuhku. terlihat gairah seks kita saat itu sama-sama tinggi akibat sudah lamanya tidak berhubungan sex. Aku melepaskan dekapan itu kemudian aku melepas kancing bajuku. Aku lepas perlahan , Pak Toni terus memandangiku aku berusaha terus membangkitkan gairahnya.

Aku sengaja melepas satu persatu pakaianku dengan posisi berdiri tegak didepan pak Toni. Saat itu tepat payudaraku berada tepat di depan wajah pak Toni,

“ Pak gimana, aku seksi nggak ? sebagai salam perkenalan mau nggak kalau kita melepaskan gairah sex kita hari ini, secara nasib kitakan sama pak, hhe…, ” ucapku manja dan genit.

“ Wah boleh tuh bu, iya ibu montok sekali payudaranya, bikin gemes deh…, ” ucapk pak Toni dengan gemasnya.

Dengan sangat bersemangat aku pun terus menggoda pak Toni, aku duduk dipangkuannya. Setelah itu pak Toni mulai bereaksi, dia mulai mencium bibirku dengan mesra. Aku membalas ciuman Pak Toni, sangat nikmat. Kedua tangan pak Toni melepas braku, payudara yang montok itu terlepas dari bra. Pak Toni dengan sigap meremas payudaraku , kedua tangan terus bermain sesuka hatinya,

“ Ouhhh… Ssssshhh… terus pak remas mak… Aghhhhh……, ” desahanku dengan manja.

Kemudian pak Toni mencium payudaraku, aku ditidurkan di bangku panjang lalu pak Toni membuka celana dan bajunya hingga dia tinggal memakai celana dalam saja. Tampak dari dalam celana penis itu panjang dan tegak berdiri. Celana dalam yang menutupi terlihat sesak menonjol. Rasanya saat itu aku ingin sekali menggigit penisnya yang panjang itu, uhhhh. Pak Toni mencium dan mengulum payudaraku.

Di terus memainkan payudaraku dengan memainkan putingku di putar-putar yang mebuat aku aku tak kuasa menahan nafsu sex kami.

Dengan penuh nafsu dia Terus mengkulum putting payudaraku, karena hal itu tubuhku-pun menggeliat merasakan kenikmatan sex yang luar biasa. Penis pak Toni yang besar mengenai memekku dan saling bergesekan.

Rasanya aku ingin segera masukinkontol pak Tony ke dalam memek aku, biar makin puas.Pak toni lihay memainkan jari dan mulutnya untuk membuat aku berirah. Mataku terpejam tanganku sembari mengelus wajah pak Toni,

“ Sssshhh… terus pak enak banget … terus pak… Ahhhh…, “ desah penuh nafsuku.

Mendengar aku mulai ngeracau Pak Toni-pun semakin liar saja memainkan jemarinya pada payuadaraku. Ouhhh geli-geli nikmat rasanya. Beberapa saat kami melakukan foreplay, Pak Toni-pun segera membuka celana dalamku yang sudah sedikit basah oleh lendir kawinku. Saat itu kami yang sudah sama-sama telanjang dan kami-pun sudah siap menikmati sensasi sex kami.

Kedua kakiku dibuka lebar hingga menganggkang, tangannya mengelus memekku yang besar ini lalu mulutnya mengecup memekku. Dia menjilati vagina-ku dan sesekali diajuga menyedot clitorisku dengan sangat buas.

“ Ouhhhhh… Pak, Shhhh… terus pak, sedot itil aku pak,Ahhhhhh…, ” desahku sudah Horny sekali.
Perlakuan pak Toni yang luar biasa itu membuat nafsu sexs-ku sangat tinggi, rasanya tubuhku sepeti melayang terbang keawan. Beberapa saat pak Toni menjilati memek-ku akhirnya basah lagi. Vagina-ku mengeluarkan cairan kental yang membasahi mulut Pak Toni. Saat itu sebenarnya aku malu, tapi melihat pak Toni yang lahap memjilati lendir itu aku menjadi tidak malu lagi.

Puas dengan menjilati memek-ku Pak Toni-pun mulai beraksi, ujung penisnya mulai digoyang-goyangkan pada lubang memekku, sangat nikmat rasanya. Semakin klama dia menggesek semakin licin saja memek-ku, hal itu membuat dia semakin mudah untuk memasukan penis-nya,

“ Ahhhhhhhh… terus pak lebnih dalamlagi masukin kontoln-nya… Ahhhh…., ” ucapku nikmat seiring masuknya penis pak Toni dalam linag senggamaku.

Saat itu penis-nya telah masuk seluruhnya ke dalam memekku, Ahhhh… sungguh nikmat. Setelah masuk seluruhnya pak Toni mulai menggoyangkan penisnya, sangat nikmat rasanya. Baru beberapa wakt saja, aku sudah nggak tahan, aku-pun sudah keluar lagi, dan cairan kental itu membasahi vagina-ku lagi. Semakin keras tusukan pak Toni, ternyata semakin nikmat banget.

Dengan gerakan maju mundur pak Toni terus memasukkan penisnya, dia terus mengocok penisnya didalam memekku. Mungkin karena sudah lama pak Toni ridak berhubungan sex, dia-pun nampaknya akan mendapatkan oramgasme-nya. padahal saat itu kami baru ML selama 10 menit. Genjotanya semakin kencang dan tidak lama kemudian,

“Ahhhhhhh… aku keluar Bu, Ouhhhhhh… Crooot… Crooot… Crooot… Crooot… ,”

Tersemburlah sperma pak Toni didalam memekku,

“ Ahhhhhhh… iya pak, Ouhhhhhh… hangat sekali sperma Pak toni rasanya… Ahhhh.., ” ucapku nikmat bercampur kecewa karena terlalu cepat durasi sex kami saat itu.

Saat itu pak Toni tampak ketakutan karena sperma masuk ke dalam. Mungkin dia takut kalau aku hamil, tetapi aku meyakinkan dia bahwa aku menggunakan kontrasepsi jadi mau berhubungan berkali-kali aku nggak bakalan hamil,

“ Terimakasih ya bu sudah memberikan kenikmatan sex padaku, tubuhmu yang mulus ini rela kamu berikan untuk aku jamah, ” ucap pak Toni terlihat puas.

“ Iya pak, lagiankan kita sama-sama enak, jadi aku juga terimakasih ya pak karena bapak udah puasin aku juga, hhe, ” ucapku.

Saat itu setelah puas aku dan pak Toni-pun segera memakai pakaian kami kembali. Hujan yang saat itu kembali turun dengan lebatnya, pada akhirnya aku-pun ngobrol kembali. Kita bertukar nomor telepon biar kalau kangen bisa saling menghubungi untuk memuaskan hasrat sex kami. Saat itu nampak hujan sedikit reda, melihat itu aku berpamitan pulang dengan memakai mantol karena sudah jam 8 malam.

Sesampainya di rumah aku mandi membersihkan badan tidurku pun nyenyak banget. Pagi menjelang aku terbangun dari tidurku sudah jam 6 aku kesiangan. Aku bergegas pergi ke sekolah dengan sangat terburu-buru. Aku lihat Pak Toni tidak ada diruangan guru. Mungkin terlambat karena semalam keasyikan ngeseks sama aku di sekolah.

Aku dipanggil pak kepala sekolah di ruangannya. Aku tanya pak Toni sepertinya belum nampak di ruangannya, ternyata ijin karena istrinya sakit. Pak Adit kepala sekolah yang masih berusia muda itu memanggilku untuk menanyakan laporan BOS itu. Tetapi aku jawab jika laporan belum selesai, Pak Adit nampaknya sedikit marah karena itu untuk rapat besok pagi,

“ Bagaimana sih bu, kok belum selesai besok saya bawa laporan itu untuk rapat…, ”ucapnya dengan raut wajah marah.

“ Maaf pak nanti saya selesaikan ya pak…, ” jawabku.

Sat itu tiba-tiba saja terlitas difikiranku untuk mendekati Pak Adit yang sedang murka itu,
“ Sudah dong pak, tolong jangan marah-marah pak nggak baik loh pak kalau diusia seperti bapak dipaka untukmarah-marah, hhe…, ” ucapku coba menenangkanya.

“ Sudah bu silahkan keluar dari ruangan saya, mohon jangan ganggu saya, ” ucapnymasih marah.
Saat itu ku enggan keluar dari ruangan Pak Adit aku mencoba mendekatinya. Aku belai wajahnya dengan tanganku. Secara lembut aku terus membelai, Pak Adit menolak belaianku. Aku duduk diatas meja Pak Adit, aku buka kakiku lebar-lebar. Tampak pak Adit terkejut melihat memekku yang tertutup celana dalam itu.

Mulailah aku membuka bajuku, aku buka secara perlahan seperti biasa jurus terjituku. Aku memperlihatkan payudara yang montok di hadapan Pak Adit. Payudaraku aku biarkan terbuka tanpa bra, Pak Adit tetap diam. Aku terus membangkitkan gairah seksnya. Aku membuka rok dan dalemanku, semakin melotot mata Pak Adit. Aku mengoyang-goyangkan tubuhku.

Aura sexs-ku sudah muncul sendiri, tingkahku sudah kerasukan nafsu yang tinggi. Tubuhku menggeliat terus sehingga Pak Adit tidak tahan. Pak Adit menarik tubuhku dan mengecup bibirku, payudaraku dia kulum sampai memerah,

” Ouhhh… pak…. Sssshhh… Enak pak , aahhhhhhh…, ” desahku.

Saat itu dia, terus mengulum payudaraku hingga aku sangat bergairah. Pak Adit juga mencium pusarku aku dan aku menggeliat manja. Setelah itu dia-pun meremas memekku dengan jemarinya, salah satu jarinya masuk ke dalam lubang memekku. Memainkan hingga vagina-ku basah,
“ Ouhhhhh… pak terus pak, Euhhhh…, ” ucapku merasa nikmat.

Selakanganku yang bersih dia jilat dengan lidah panjangnya. Terus dia jilat, nafsu birahi yang sangat memuncak. Tubuhku terus menggeliat manja, Pak Adit semakin keras memainkan lidahnya,
“ Ouhhhh… Sssshhhh… Ahhhhh…” desahanku makin keras saja saat itu.

Puasa dengan itu, pak Adit-pun segera berpindah untuk menjilati memekku. Dia menikmatinya dengan hasrat sex liarnya. Beberapa saat melakukan itu, tidak lama kemudian penisnya mulai dimasukkan ke dalam memekku yang basah ini. Terus dia tusukkan penis ke lubang kenikmatan ku hingga masuk jauh kedalam linag senggamaku,

“ Euhhh… Ouhhhh… memek kamu nikmat sekali Bu, Ahhhh…., ” desah pak Adit seiring masuknya penisnya didalam vagina-ku.

“ Iya pak, ayo setubuhi aku sepuasnya oak, terus sodok memek aku pak, Ahhhhhh…, ” ucapku.
Saat itu dia mengocok penisnya didalam memek-ku cukup lama, pak Adit lebih perkasa daripada pak Toni. Dia menusuk memek-ku dengan penuh gairah sex. Terlihat dia menyetubuhiku dengan penuh nafsu sampai keringatnya bercucuran membasahi tubuhku. Nampak wajah Pak Adit memerah, itu tanda bahwa gairah seks pak Adir sangat tinggi saat itu.

Menit demi menit gerakannya semakin keras saja,

“ Ouhhh pakk…. Ahhh… Ahhh… Ahhh… , ” desahku nikmat.

Kira-kira setelah setengah jam kami bercinta, pada akhirnya pak Adit-pun mendapatkan klimaks-nya,
“ Croooottt… Croooottt… Croooottt…, ” keluarlah sperma dari penisnya.

Lagi-lagi vagina-ku dibasahi oleh sperma seorang lelaki. Aku dan Pak Adit saat itu merasakan kenikmatan sex yang luar biasa. Wajah puas nampak di raut wajah pak kepala sekolah itu. dengan sedikit malu-malu dia menegnakan pakaiannya kembali. Aku langsung saja keluar dari ruangannya. Jam 11 sudah waktunya pulang namun aku harus tetap tinggal karena laporan harus jadi hari ini sedangkan Pak Toni tidak berangkat.

Aku di sekolah sendirian , tampak penjaga sekolah sedang bersih-bersih ruangan. Hujan lebat kembali datang membasahi bumi, seakan hujan selalu datang disaat tepat. Namun kali ini aku hanya bisa melamun karena sendirian di sekolah. Ruangan dekatku bocor, tampak air jatuh membasahi lantai. Aku binggung mencari ember namun tak ada ember.

Aku melihat penjaga mau pulang dengan memakai mantol. Aku berteriak memanggilnya, dia kembali ke sekolah. Aku minta tolong sama dia untuk mengepel sebentar karena ruangan bocor. Dia mengambil ember dan masuk ruangan. Penjaga sekolah itu masih muda, dia berumur 21 tahun. Masih jejaka nih bisa juga buat sasaran sore ini,

“ mas Slamet, temani aku dong kan takut disekolahan sendirian…, ” ucapku menggodanya.

“ Iya bu biar saya temani…, ” jawabnya.

Pemuda itu duduk di kursi dekat pintu secara tiba-tiba mendekatiku. Tanpa basa-basi dia mendekatiku dan memegang payudaraku. Entah mengapa dia seberani itu, yah mungkin saja dia sudah mendenagr tentang aku yang bisa dibilang sering selingku dan menggoda para lelaki. Aku yang sudah terbiasa dengan hal itu, aku-pun membiarkanya.

Bahkan aku sangat bersedia sekali dengan senang hati aku mempersilahkan dia memegangku sepuasnya. Tanpa basa-basi celana pemuda itu dia lepas,

“ Buu… kulumin penisku dong…, ”

Tanpa menjawab aku menuruti perintah pemuda itu, aku membuka celana dalam. Pemuda itu duduk dikursi dan aku jngkok di bawahnya. Aku mencium penis muda itu, aku kulum tanganku mengocok penisnya. Sesekali aku menjilat selakangannya, tampak gairah nampak diraut wajah pemuda itu,
“ Ahhhhh…enak Bu… Ouhhh…, ” desahan mas Slamet nampak nikmat.

Terus aku kocok hingga licin banget, naik turun jemariku mengocok penisnya. Akhirnya sperma keluar sangat banyak di dalam mulutku. Aku telan sperma mas Slamet aku bersihkan dengan lidahku hingga bersih. Enak banget kenikmatan tersendiri bagiku menelan sperma. Setelah itu aku dan pemuda itu pulang. Seharian bisa 2 orang yang muasin aku.

Itu sudah hobiku, di sekolah ini tidak ada satupun yang tau tingkahku. Di SD itu aku lama banget sekitar 7 tahunan mengabdi di SD XXX. Setiap hari ada saja yang aku ajak ngeseks. Pemuas nafsuku, tetangga sebelah penjaga sekolah bahkan pak kepala sekolah ketagihan. Terkadang kalau hari libur aku nggak pulang mereka datang ke rumah dinasku hanya untuk meluapkan gairah seksnya.

Aku selalu menerima siapa saja orang yang mau ngeseks sama aku. Karena itu sudah jadi hobiku nggak bisa aku tinggalkan. Apalagi udah pengertian pasti aksih uang jajan buat anakku, secara tidak langsung bertambah penghasilanku. Itulah aku kehidupanku dengan berbagai macam cerita sex yang aku lakukan setiap hari didalam kehidupanku. Tamat.

Selasa, 12 November 2019



CeritaDewasa - Kisah Nikmatnya Ngentot Memek Tante-Tante ini merupakan pengalaman pertamaku bermain cinta dengan wanita selain istri. peritstiwa itu sendiri terjadi kira-kira 3 bulan yang lalu disuatu daerah di Jawa Tengah, diawali dari adanya tugas kantor yang mengharuskan aku untuk melakukan suatu training untuk beberapa cabang di daerah.

Saat itu menginap di hotel kota S dan kadang tidur dikantor/unit yang ada di desa, Kejadian ini bermula secara tidak sengaja waktu aku nginap di desa A, yaitu paginya hari Sabtu yang ternyata merupakan hari pasaran untuk desa A sehingga aku tidak melepaskan kesempatan untuk melihat keramaian di pasar…begitu asiknya memperhatikan barang dagangan yang ada tanpa sengaja menabrak ibu yang belanja, sehingga semuanya tumpah termasuk gelas yang baru dibelinya.
karena merasa bersalah maka saya memaksa untuk mengganti gelas tersebut, nama ibu itu sebut saja Ibu Misna dengan usia kira2 41 tahun. ibu tersebut menyebutkan letak rumahnya yaitu di ujung jalan desa belok
ke kiri, saya berkata akan datang sore nanti untuk mengganti gelas yang
pecah.

Jam 4 sore setelah mandi, langsung berangkat ke rumah Ibu Misna dan ternyata rumah tersebut terletak di ujung jalan yang cukup sepi, ditemui oleh seorang lali-laki yang berusia kira2 50 Th yaitu bapak Najib yang ternyata suami Ibu Misna setelah menjelaskan maksud kedatangan saya, terjadilah obrolan yang semakin akrab.

Setelah dipanggil keluarlah ibu Misna membawa minuman dan kue, dan tanpa sengaja saya memperhatikan dan tergetarlah hati, karena dengan memakai kebaya yang sedikit ketat dan rambut basah sehabis mandi, terlihat kecantikan khas wanita desa dengan kulit putih dan bodi yang kencang walau telah berusia 41 tahun, dan yang membuat mata melotot adalah belahan buah dadanya yang kelihatan montok sekali.

Tanpa terasa waktu makan malam telah tiba, dan mereka memaksa saya untuk ikut makan malam, stelah makan Pak Najib pamit untuk menghadiri pertemuan di desa sebelah untuk urusan pengairan sawah, dan saya dipersilakan untuk berbincang dengan ibu. Rumah tersebut sepi karena anak pertama yang sudah kelas 1 SMA sedang camping, anak kedua yang SMP sedang belajar dirumah teman dan sikecil sedang di rumah Saudara, suatu kebetulan yang tidak terduga.

Sepanjang obrolan mata tidak pernah lepas dari tubuh dan dada ibu Misna, dan akhirnya ibu Misna bertanya, Dik Irfan matanya ngeliat apasih ? sambil malu saya berkata jujur bahwa saya kagum akan kecantikannya. Orang desa gini kok dikatakan cantik, dikota pasti bayak yang cantik ? kata bu Misna Iya sih bu…tapi ibu lain, karena walau udah punya anak tiga tapi badan masih bagus, khususnya…….?

Saya berhenti berkomentar. Khususnya apa dik ? desaknya Maaf bu…itu tetek ibu besar dan masih kencang ? Ibu Misna terlihat malu sambil berusaha menutup dengan tangannya…..dan akhirnya pembicaraan mengarah ke hal yang berbau porno. Oh ya dik Irfan punya anak berapa dan istri usia berapa ? tanya bu Misna Satu usia 2 tahun, dan istri usia 27 tahun saya sendiri 29 tahun? jawab saya Wah sedang panas-panasnya dong ? lanjutnya Panas apanya bu ? saya berusaha memancing pembicaraan ke arah yang lebih hot, karena saya merasa horny dan bagaimana caranya bisa merasakan bersetubuh dengan wanita setengah baya.

Ah dik Irfan berlagak nggak tau…..? kata bu Misna sambil tersipu. Ibu juga kelihatan segar, pasti kebutuhan itunya juga hot ? pancing saya terus Tapi ibu Misna malah kelihatan sedih….sehingga saya bertanya, kok jadi kelihatan sedih bu ? Akhirnya bu Misna cerita bahwa kebutuhan bathinnya sejak dua tahun ini jarang terpenuhi, yaitu sejak suaminya jatuh dari pohon kelapa, kejantanan suaminya jarang sekali bisa maksimal. Maaf bu…..padahal menuru saya orang seusia ibu pasti sedang puber kedua ? Yah memang begitu dik…..tapi harus ibu tahan ? Gimana caranya ? lanjut saya Ya dengan mencari kesibukan di ladang…..sehingga malamnya capek terus tertidur? Lanjutnya. Wah kalo saya bisa pusing….karena saat ini baru pisah 4 hari dengan istri saya juga udah gak tahan ???? kata saya sambil bergeser duduk mendekat.

Dik Irfan sih gampang, kan di hotel pasti juga nyediain ? katanya Dik Irfan kok gak dengerin sih….kata bu Misna sambil menepuk paha saya ? Tangan bu Misna saya pegang… sambil berkata abis ada pemandangan yang lebih bagus, sambil mata terus memandang ke belahan dadanya ? Ah nakal dik Irfan ini ? kata bu Misna Akan tetapi tangannya tatap saya pegang sambil saya remas, karena diam saja berarti kesempatan nih ? Terus tangan saya beralih kepahanya….jangan dik ? kata bu Misna tanpa berusaha menolak. Dan akhirnya saya beranikan untuk menciumnya, bu Misna mundurkan kepalanya berusaha menolak… tetapi setelah saya pegang kedua tangannya sambil menatap, akhirnya bu Misna memejamkan matanya sambil mulutnya sedikit terbuka.
Langsung saya cium bibirnya perlahan…dan lama kelamaan ibu Misna memberikan respon dengan membalas ciuman saya. Tangan saya langsung tidak bisa diam membiarkan tetek yang begitu menggairahkan, perlahan saya pegang teteknya..sambil sedikit meremas….ah..ah jangan dik ? tapi tangan bu Misna malah menekankan tangan saya ke teteknya. Ciuman saya terus turun ke lehernya sambil berusaha memasukkan tangan ke belahan dadanya, bu Misna semakin mendesah ? ah…uh…ah terus dik, enak ? kata bu Misna. Saya semakin bernafsu…sehingga kancing baju bu Misna langsung saya lepas ? jangan dik…ntar keterusan ? kata bu Misna. Oh bu…saya udah gak bisa nahan bu, tolonglah ? kita sama-sama butuhkan bu ? kata saya. Akhirnya bu Misna menyerah..membiarkan mulut saya menyedot putting susunya yang semakin menegang……ah… ah….ahhhh dik nikmat dik, terus dik ? desahnya.

Sementara tangan kanan meremas susu sebelah kanan, mulut terus menjilat dan menyedot yang sebelah kiri…..ahhhhh… uhhh…..ahhhhh dik udah dik ? ibu nggak tahan. Tapi tangan bu Misna malah mengandeng tangan saya ke arah pahanya, yang entah kapan kebayanya udah disingkapkan…..tangan saya langsung ke gundukan memeknya yang masih tertutp cd, dan terasa jembutnya keluar dari samping cdnya. Tangan saya terus menggosok- gosok memek bu Misna……..ah… ahhhh…ahhhh dik terus dik terus… enak banget ? desahnya dengan logat jawa yang kental. Akhir dengan seijin bu Misna…..cd itu saya pelorotin, sehingga terpampanglah memek bu Misna yang menggunung dan empuk tersebut, dengan bernafsu langsung saya gesek memek tersebut… sambil berusaha menemukan itilnya, tersedengar ibu Misna semakin mendesah tidak karuan…..dik ahhhh enaaaaak dik… enaaaaaakkkkk banget.

Dan ciuman saya terus bergerak turun.. akhirnya terciumlah bau khas memek wanita, yang membuat saya semakin bernafsu dan langsung saya jilat memek yang kemerah-merahan tersebut. ahhh berhenti dik…jangannnnn? kata bu Misna setelah tahu saya telah menjilat memeknya……saya berhenti dan bertanya, kenapa harus berhenti bu ? Jangan dijilat dik memek ibu….jijik dan jorok ? kata bu Misna
Emang bapak dulu ndak pernah jilatin memek ibu ? kata saya Ndak…? kata bu Misna Wah rugi bu ? kataku sambil terus meremas tetek dan menusukkan jari tengah saya ke lubang memek. Rugi kenapa dik ? tanya bu Misna Rasnya nggak kalah sama ngentotin memek ibu….dan juga bikin tambah nafsu ? kata saya sambil langsung menjilat memek bu Misna…..setelah menjilat bibir memek langsung lidah saya masuk mengelitik lubang memek yang semakin basah oleh lender kenikmatan…….lidah terus kuputar dirongga memek sehingga menambah kenikmatan….ahhh… ahhhhhh dik…….uhhhhh….ahhhhh… nikmat banget dik ? terus dik… terus..jilatin memek ibu….ya disitu dik…terus ….terus saat itil bu Misna aku jilatin dan aku sedot…….ahhhhh… ahhhhhh….uhhhh…..uuuuuhhhhh dik Irfaaannnnnn ibu mau keluar… ahhhhhhhhh dikkkkkkkkkkk ibu keluar….kepala saya langsung ditekan kememek bu Misna dengan keras…..dan terasa dilidah lendir hasil dari orgasme ibu Misna.

Ibu Misna memejamkan mata merasakan kenikmatan yang baru didapatnya…….sambil berkata, benar dik Irfan ternyata memek kalo dijiliat dan disedot rasanya nikmat banget…..tiba-tiba ada suara orang datang dari halaman rumah, dan tergesa-gesa kami merapikan baju…….sedangkan cd bu Misna langsung diumpetin kekolong kursi,….ternyata anak bu Misna yang kedua pulang dari tempat belajarnya.

Setelah anaknya masuk…..langsung bu Misna ngomel kenapa kok anaknya pulang cepat nggak sperti biasanya ? Ibu belum puas ya…? Goda saya, ibu tersipu sambil berkata…….iya sih abis sudah lama ibu tidak merasakan hal seperti ini……..apalagi memek ibu pengin dientot pakai kontol dik Irfan biar sama2 bisa puas…kan dik Irfan belum keluar ? kata bu Misna. Iya sih bu….nanggung rasanya kontolku ini ? tapi udahlah bu… karena malam ini saya harus ke kota nginep di hotel, dan lagian anak ibu juga sudah pulang.
Tapi yang jelas saya senang bisa memuaskan hasrat ibu…..sambil tangan saya meremas buah dadanya. Ahhhh..dik Irfan, tapi rasanya tidak adil kalo Cuma ibu yang mendapat kepuasan…..kalo gitu ibu besok ke kota dan mampir ke hotel boleh nggak dik ? kata bu Misna Boleh…boleh bu ? tapi benar ya bu….iya besok jam 10. pagi kata bu Misna sambil tersenyum. Jam 10 pagi, pintu kamar hotel diketuk orang dan ternyata bu Misna menepati janji datang, langsung saya peluk dan saya cium…..ah dik Irfan kok gak sabaran sih ? kata bu Misna.

Saya nggak peduli…langsung saya lucuti semua pakaian yang dikenakan ibu Misna, hingga terpampang tubuh telanjang yang begitu menggairahkan, kubimbing ibu Misna ke ranjang dang langsung saya emut dan saya remas buah dada yang begitu montok dan empuk tersebut ? aaaaaaahhhhhhhh dik……..dilepas dong bajunya kata bu Misna sambil tanggannya melepas baju yang saya kenakan, sekarang kami sama2 telanjang. Kembali saya cium bibir bu Misna… terus turun kesemua lekuk tubuhnya..ahhhhh….uhhhhh…hisap tetek ibu ……hisap ? mulutku langsung pindah ke susu bu Misna….sambil tangan menggesek- gesek memek yang terasa kenyal dan hangat,
ahhhhh…..uhhhhhh…..dik……nikmat ……dik…..ib….uuu sudah lama nggak merasakan ngentot… terus…..teruuuuuusssss dik ? Ciuman saya terus turun ke perut dan akhirnya sampai ke gundukan memek yang begitu merangsang…..langsung saya jilat….dan saya sedot itil bu Misna, sambil menggeser posisi ke 69, dan bu Misna pun tanpa diminta langsung menngemut kontol saya…..uhhhhh nikmat sekali buuuuu ? kontol saya terus diemut keluar masuk mulut bu Misna sambil dipijat…..uhhhhh….ahhhhhhh….enak sekali buuuuu, saya juga tidak mau kalah, langsung saya putar lidah saya di memek bu Misna……sambil tangan saya sedikit menusuk- nusuk anusnya……aduhhhhhh dik….apalagi ini……enaaaaaak banget
dik…..ahhhhhhhh…….ahhhhhhhhhh, tiba2 ibu Misna mengejang dan terasalah cairan yang keluar membasahi bibir, yang langsung aku sedot hingga habis.

Aku biarkan bu Misna istirahat sejenak…sambil terus memainkan putting susunya yang masih menegang……setelah beberapa saat, mulai saya hujami tubuh bu Misna dengan ciuman sehingga ibu Misna kembali memberikan reaksi yang lebih panas……..ahhhhhh….uuuhhhhhhh….dik, ayao dik entotin memek ibu…..ibu sudah kangen dientot…..ahhhhhhhhh, sayapun memutar tubuh bu Misna untuk mengambil posisi doggy, hingga tampaklah gundukan memek ibu Misna yang menantang…dengan perlahan kumasukkan batang kontol secara perlahan…karena terdengar ibu Misna menjerit seraya berkata perlahan dik…..memek ibu sudah lama gak dientot……perlahan aku masuk dan keluarkan kontol….hingga akhirnya semuanya amblas ke dalam memek bu Misna
reaksi bu Misna sungguh diluar perkiraan karena dengan goyangan pantatnya yang besar…kontol saya terasa ditarik dan dipijit dengan nikmatnya…..ahhhhhh….uuuuuuuhhhhhhhh… buuuuu…ueenna aaak sekali memek ibu ? Dan saya pun tak mau kalah dengan mengambil strategi 3:1, tiga kali tusukan setangah kontol dan sekali tussukan kontol hingga amblas ke memek bu Misna……sepuluh menit kemudian desahan bu Misna semakin keras…..ahhhhhhh dik… memek ibu enak banget…..uhhhhhh kontol adik enaakk banget…… uhhhh..ahhhhhh.uuuuuuuuu..ahhhhhh Terus dik…memek ibu udah nggak kuat…….dik…..dik …dik Irfan……ibu kekkeeluaaaarrrrrr…..ahhhhhhhhhh, desahan bu Misna semakin panjang seiring keluarnya lendir kenikmatan. Setelah istirahat sejenak…bu Misna langsung mengurut kontol…dan mengemutnya dengan lincah sekali…..ahhhhh bu……uuuhhhhhh nikmat sekali bu ? desah saya…… kemudian bu Misna berhenti sambil berkata….dik Irfan sesuai janji ibu semalem….maka hari ini ibu akan memberikan kenimatan yang tidak terlupakan bagi kontol dik Irfan ?

Ibu Misna langsung mengambil posisi di atas…setelah mengurut kontolku beberapa saat….bu Misna langsung ngangkang dengan membimbing kontolku untuk memasuki lubang memeknya……..terasa sekali perbedaan dengan entotan yang pertama tadi, kali ini memek bu Misna terasa lebih seret dan terasa lebih hangat……oooooohhhhhh…… ahhhhhh……uhhhhhhhh bu enankkkkkk sekali memeeeeek ibu……..ohhhhhh kontol saya ibu apain…..uuhhhhhh nikmat banget bu ? Ibu Misna hanya menjawab dengan desahan nafsnya…… ahhhhhhh…….uuuuuuhhhhhh dik… memek ibu juga nikmat sekali…….pantat bu Misna masih terus bergoyang dengan sekali-kali diangkat,….sehnggga membuat kontolku terasa sangat nikmat…..melebihi yang aku rasakan dengan istri…… ooooooohhhhhhhh…..uuuuuuhhhhhh ennnnnaaakkkk sekali bu………

nggak percuma aku menginginkan entot dengan wanita berumur 35-42 tahunan karena memang berbeda permainan sex mereka, mungkin karena lebih berpengalaman… sepsrti bu Misna yang memeknya terasa sekali empotannnya kataku dalam hati. Ahhhhhhhh…..uuuhhhhhhhhhibu aku udah gak tahan…….sebentar dik Irfan, bareng sama ibu…kata bu Misna sambil terus menggoyang pantat dan menaikkan turunkan sambil mendesah….ahhhhh…..dikkkk ..uuuuuuuhhhhh ibu enaaak sekali….ahhhhhh dik ibu juga mau keluar……..ya bu aku juga…….ahhhhhhhhh………ibu Misna mengejang dan terasa lendir membahasi kontol…..terus goyang…bu ….terus ….nikmat buuuuuuuu…ahhhhhhhhhhhhh aku menyemprotkan pejuhku kedalam memek bu Misna secara kuat……… akhirnya kami tertidur, hingga jam 12 siang kami makan dan terus melanjutkan ke babak kedua.

Karena waktu tugas di kota S tinggal 3 hari… maka dua hari kemudian kami janjian untuk mengulangi kenikmatan seperti kemarin……itulah pengalaman saya yang pertama dan mungkin yang terakhir, karena saat ini saya sudah tidak bekerja di tempat yang lama, saya sendiri tidak menyangka akan mendapat senasi kenikmatan yang luar biasa dengan mengentot wanita usia 35 – 42 tahunan, sehingga kontol saya yang normal ukuran orang Indonesia hingga saat ini masih menginginkan hal tersebut terulang, tapi karena tempat bu Misna yang jauh dan untuk jajan rasanya takut….terpaksalah melakukan onani apabila melihat wanita setengah baya yang menggairahkan.

Senin, 11 November 2019



CeritaDewasa - Sesudah menikah aku langsung mengikuti suami tinggal di Ibu Kota Jakarta. Sebagai pegawai negeri sipil suamiku hanya bisa kontrak rumah petak untuk tempat kita berteduh dan memiliki alamat untuk pulang. Sangat beda rasanya rumah di kota asalku Salatiga dimana hubungan antar manusia masih demikian kental dan saling manusia memanusiakan antara satu terhadap yang lain. Sementara di Jakarta yang aku rasakan pertemuan antar manusia semata-mata lebih didorong oleh adanya kebutuhan duniawi. Hubungan akan berarti baik apabila seseorang bisa memberikan manfaat dunia lebih besar dari yang lain.

Di Jakarta orang lebih berhitung pada masalah jumlah dengan mengorbankan mutu. Kalau aku bisa memberi lebih banyak dari yang lain berarti aku lebih baik dari yang lain, dan pantas menerima sikap hormat yang lebih tinggi dari yang lain.Demikianlah suamiku yang dosen Universitas Negeri yang notabene pegawai negeri dengan embel-embel Ir. di depan namanya plus MM di belakangnya tak mampu meraih penampilan dan nilai yang layak di tengah masyarakat di sekitarku.

Keluarga Mas Heri yang penjaga gudang di daerah Cakung yang mengontrak petak di sebelah kananku rumahku lebih memiliki nilai karena tampilan dunianya jauh lebih dari tampilan kita. Itulah kenyataan metropolitan yang hingar bingar dan gegap gempita ini. Kebutuhan MCK (mandi, cuci dan kakus) kita berhimpitan hanya dibatasi oleh selembar gedek yang rawan bolong-bolong. Hanya sikap morallah yang membatasi kita dalam arti yang lebih jauh. Bagi kita, khususnya bagi aku dan Dik Nayma istri Mas Heri tetangga sebelah, sumur adalah segala-galanya.Hampir 90% waktu kita habiskan di seputar sumur dan MCK-nya itu.

Suami kita masing-masing sibuk dengan pekerjaannya. Bedanya kalau suamiku, Mas Andre, seharian siang dia gag ada di rumah, sementara kalau Dik Nayma seharian malamnya suaminya jaga gudang di Cakung. Antara para suami kita praktis jarang jumpa berpapasan karena waktu kesibukkannya yang terbalik. Sementara kita para istri juga kesibukan melayani suaminya jatuh pada waktu yang berbeda pula.

Sebagai istri muda, Dik Nayma baru keluar dari kamarnya menuju ke sumur baru sekitar jam 11 siang. Tentu dia harus siap melayani berbagai kebutuhan suaminya yang baru pulang setiap jam 6 pagi itu. Dan aku sendiri sebagaimana yang lain bercengkerama dengan suamiku pada malam harinya sepulang dari pekerjaannya. Kemungkinan penyimpangan hanya terjadi pada saat-saat tertentu, misalnya salah satu dari pasangan di antara kita ada yang sakit atau bepergian atau karena sebab yang lain. Suasana seperti itu juga terjadi di keluarga tetangga sekitar kita.

Pada pagi hari rata-rata sepi. Anak-anak mereka pergi kesekolah dan para suami hampir seharian penuh mencari sandang pangan.Sudah 5 hari Dik Nayma pulang ke desanya dengan maksud menjemput adiknya untuk diajak membantu di Jakarta. Ku lihat Mas Heri menyiapkan sendiri segala kebutuhan sehari-harinya yang mulai dia lakukan sekitar jam 10 atau 11 pagi, seusai tidur sepulang jaga malam. Dia mencuci pakaiannya, membersihkan rumah, mencuci perabot dapur dan sebagainya. Mau tak mau aku sering berpapasan di seputar sumur yang memang kita pakai berdua keluarga. Walaupun begitu kita jarang saling bicara. Aku lebih senang begitu. Aku takut omongan tetangga yang gampang usil.

Mas Heri hampir seharian selalu berpakaian minimum dengan alasan udara Jakarta yang panas. Tanpa “ewuh pekewuh” dia selalu hanya bercelana pendek dan melepas bajunya. Aku suka mencuri pandang.Postur badannya yang cukup tinggi nampak kekar berotot, sesuatu hal yang memang diperlukan untuk tugas semacam penjaga gudang dan semacamnya.Pagi itu aku sedang masak di dapurku yang sempit. Panasnya udara Jakarta memaksa aku sendiri mondar-mandir di dapur dan sumur hanya menggunakan kutang dan kain yang kuikatkan se-enaknya. tiba-tiba Mas Heri muncul di pintu.Mbakyu Dasimah, aku mau minta tolong sedikit, nih”, sambil terus nyelonong memasuki rumahku. Aku kaget, mau apa dia. Kulihat wajahnya kemerahan dengan matanya yang seperti kucing lapar melihat ikan asin menatap mataku. Aku merasakan sesuatu yang gag begitu enak. Adakah yang sangat penting sehingga dia harus masuk ke rumahku tanpa permisi lebih dahulu? Antara khawatir dan ingin menolong tetangga aku bangun berdiri mengikuti langkahnya,Ada apa, Mas Heri?”, aku melihat matanya yang semakin menakutkanku.

Jangan marah, ya Mbak. Masalahnya aku bener-bener gag tahan, nih. Dik Nayma kan sudah 5 hari pulang kampung. Aa.. kkuu.., mm.. Sorry.., ya, mbak, tadi pagi saat pulang jaga malam aku mendengar mbak dan Mas Andre masih ada di kamar sedang asyik”.Deg, hatiku. Kenapa Mas Heri teganya ngomong begitu padaku. Aku gag sempat berpikir lebih jauh saat dengan serta merta dia meraih badanku dengan tangannya yang kuat membungkam mulutku kemudian beringsut merebahkan aku ke kasur kamarku yang memang hanya terpisah oleh dinding gedek dapurku.dengan sigapnya dia jejalkan gombal dari kantongnya ke mulutku yang aku rasa sudah dia siapkan sebelumnya. Kemudian dengan kekuatan ototnya ditelikungnya tanganku untuk dia ikatkan ke ranjangku. Aku langsung dilanda ketakutan yang amat sangat. Aku ingat suamiku, ingat sanak keluargaku. Mungkinkan Mas Heri mau membunuhku? Tetapi justru ketakutanku itulah yang membuat aku lemas dan langsung menyerah.mbak Dasimah gag usah takut, aku gag akan nyakitin mbak, kok. Aku hanya perlu sebentar saja.

Aku sudah pengin bingit, nih. Tadi pagi saat Mas Andre menyebadani mbak Dasimah aku ngintip dari balik dinding”, dia berbisik dengan tajam ke telingaku untuk meyakinkan bahwa aku gag akan disakitinya,Aku gag tahan, mbak, tolongin aku, Mbak..”, dia langsung merangsek buah dadaku dengan buasnya. Aku melawan karena hal semacam ini tak pernah sama sekali terbit dalam pikiranku dan bayanganku.Aku gag tahan bener, mbak.. Tolongin aku, mbak..”, kini ketiakku dia ruyaki sambil menyedoti dan menciumi habis-habisan.dengan tanganku yang terikat sisa tenagaku sama sekali gag sebanding dengan penjaga gudang berotot ini. dengan kasar penuh nafsu kain penutup badanku dia tarik dan lepasi dengan mudahnya. Tangannya yang kasar dan kokoh itu langsung mengelus-elusi pahaku. Kemudian dengan cepat juga jari-jarinya menyeruak kekemaluanku. Aduh, gag pernah terpikir olehku akan ada lelaki selain suamiku yang menyentuh barang kehormatanku ini. Aku tak begitu saja bisa menerima kenyatan ini. Aku menangis pilu walaupun hanya air mataku saja yang menampakkan tangisku.

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku sebagai tanda penolakanku akan perbuatan Mas Heri ini. Aku anggap dia sudah berlaku sangat tak menghormati aku, suamiku, keluargaku. Aku sangat takut akan aib yang akn menimpa kita.Tetapi Mas Heri terus membisiki aku,Tenang mbak Dasimah, gag apa-apa. Jangan takut, gag ada yang bakalan tahu. Hanya kita berdua saja yang tahu. Aku berjanji untuk seumur hidupku hanya akan menjadi rahasia kita berdua saja”.Benarkah? Penjaga gudang ini ternyata memang lihay.Benar atau tak kata-katanya itu ternyata mampu memberikan aku kesejukkan, setak-taknya melerai rasa takutku akan kemungkinan dia melukai atau menyakiti badanmu. Seakan aku memiliki pilihan, melawan dengan risiko dia akan bertindak brutal dengan menyakiti aku atau menyerah pasrah dengan risiko aku harus mengikuti dan memenuhi permintaannya. Dan menyadari akan keterbatasanku saat ini pilihan kedua akan memberikan padaku keselamatan fisikku. Hal-hal lain soal nantilah, yang penting aku selamat lebih dahulu.

Kini aku mulai merasakan secara rinci apa yang sedang dan kemungkinan akan dia lakukan padaku.Jari-jarinya yang terus menari-nari di kemaluanku terasa sangat menggelikan saraf-saraf peka birahimu. Aku mulai merasakan kenikmatan. Aku merasakan jari-jari Mas Heri sangat pintar membangkitkan kehausan birahiku.Melihat aku bersikap menyerah dan pasrah dia semakin ganas melumati ketiak yang kemudian melata bergeser ke leherku kemudian juga ke tepian kupingku.mbak Dasimah, mbak sangat cantik sekali.Aku tadi pagi mengintip mbak yang sedang digauli Mas Andre, oh, mbak.., aku gag tahan melihat wajah mbak yang menggelinjang menerima kenikmatan dari Mas Andre. Sekarang mbak mesti nyobain kenikmatan dari aku, ya, mbak?”.Kemudian dengan pelan tetapi pasti Mas Heri membelah selangkanganku. Dia menempatkan badannya tepat di antara selangkanganku. Dan dengan sekejab aku merasakan sesuatu yang hangat panas mendesak-desaki kemaluanku. Aku sudah tahu, itu kemaluannya.Rasa pasrah dan menyerahku hanya memberikan aku satu pilihan, nikmatilah.

Dan aku mencoba mencari kenikmatannya. Saat Mas Heri terus mendesakkan kemaluannya dengan cara mendorong menaik-turunkan badannya memompakan kemaluannya ke kemaluanku dengan refleks yang aku miliki aku menjemputinya.Aku memutar-mutar bokongku kemudian menaik turunkannya untuk menjemput kemaluannya. Aku merasa mulai gatal di lubang kemaluanku. Aku merasakan mulai mengalirnya cairan birahiku. Dan itu juga langsung diketahui oleh Mas Heri yang semakin cepat dan keras mendesakkan kemaluannya ke kemaluanku.Dan tanpa ayal lagi, akhirnya seluruh batangan kemaluan Mas Heri tenggelam dilahap kemaluanku.Hoohh.., aku tak menduga bahwa aku akan mendapatkan kenikmatan yang sangat luar biasa di pagi hari ini. Kemaluan Mas Heri yang berada dalam terkaman kemaluanku keluar masuk menggelitiki dinding-dinding peka kemaluanku. Aku menggelinjang, mendesah dan merintih lirih.Aku ikut memompa mengimbamgi pompaan Mas Heri.Mas Heri menatapku sesaat sementara kemaluannya terus memompa kemaluanku.

Kemudian dia lepaskan sumpal mulutku untuk selanjutnya dia daratkan bibirnya ke bibirku. Kita saling melumat. Aku merasa sangat kehausan.Lepas dari sumpal itu sungguh melegakan. Dan kini sikapku adalah ingin memberikan sepenuhnya kepuasan kepada Mas Heri. Aku sudah memasuki gerbang nafsuku sendiri. Aku juga ingin meraih madunya paksaan dan pemerkosaan dia atasku. Aku melumat habis-habisan mulutnya.Aku hisap-hisap lidahnya, aku sedoti ludahnya. Aku mengerang dan meracau.Mas Heri, Sorryin aku, ya.., aku tadi takut bingit.., Mas Heri, uuhh.. Kemaluanmu ennaakk bingit.. Mas Heri, Sorryin mbak Dasimah, ya.. Mas Tondii.. teruszzhh.. ennhhaakk bingitt..”, dan Heri terus memompakan kemaluannya ke kemaluanku dengan mantab sekali. Kita sudah meraih irama persanggamaan bersama. Kita sedang mengejar kepuasan puncak dari persanggamaan ini.Akhirnya tali yang mengikat tangankupun dilepaskannya. Kini tak ada lagi pemerkosaan. yang ada adalah kesepakatan bersama untuk meraih puncak nikmat birahi.

Keringat mulai membanjir dari badan-badan kita. Mas Heri menggenjot dan aku menjemput. Kakiku kunaikkan ke pundaknya hingga kemaluan Mas Heri terasa mentok menyentuh rahimku. Nikmat yang kurasakan sungguh luar biasa.Dari penyebab awalnya dimana norma sopan dan adab tak lagi dijadikan batasan membuat aku juga bisa berlaku saenakku, kini kurenggut kepala Mas Heri.

Kudekatkan ke wajahku dan kuenyoti bibirnya sambil kujambaki rambutnya. Kemaluanku yang gatalnya semakin gag ketulungan membuat aku jadi buas, binal dan liar tak sebagaimana saat aku bersanggama dengan suamiku selama ini.Aku menggelinjang-gelinjang dengan sangat hebatnya. Aku berteriak histeris tertahan sebagai wujud pelampiasan nafsu birahiku yang tak terkendali ini. Aku ingin dipuaskan sejadi-jadinya. Aku berguling.dengan rambutku yang sudah lepas terurai dari ikatannya dan dengan keringat yang semakin membasah mengucur dari badanku aku tumpakin badan Mas Heri. Aku desakkan habis-habisan kemaluanku ke kemaluannya untuk menggaruk lebih keras kegatalan di dalamnya. Aku sangat gelisah dan resah menunggu hadirnya orgasmeku.

Setiap kali aku mendongak dan menyibakkan rambutku kemudian kembali menunduk histeris. Tangan-tanganku mencekal gumpalan dada Mas Heri hingga kuku-kukuku menancap dalam ke dagingnya. Rasa gatal yang sangat mendesaki kemaluanku, aku tahu bahwa tak akan lama cairan birahiku akan tumpah ruah. Aku sudah demikian lupa diriku.

Akhirnya kita sama-sama mencapai kepuasan puncak kita. Cairan hangat yang menyemprot dari kemaluan Mas Heri ke dalam kemaluanku langsung disambut dengan muntahan berlimpah cairan birahi kemaluanku. Aku langsung tersungkur sementara kedutan-kedutan kemaluan Mas Heri belum sepenuhnya usai. Aku masih melamun dalam penyesalan saat Mas Heri bangkit dari ranjangku. Dia mencium keningku dan berlalu. Kudengar bisikan terima kasih dari bibirnya. Saat aku ingin sekali lagi menangkap untuk mengecupnya dia sudah hilang di balik pintu.

Siang itu aku tak masak. Rasa penat disekujur badanku membuat aku bermalasan sepanjang hari itu. Saat Mas Andre pulang kulihat dia membawa bungkusan plastik di tangannya. Dia membawa mie goreng dan fuyunghai kesukaanku. Seakan aku melupakan apa yang sudah terjadi siang tadi kini aku duduk makan bersama suamiku dengan perasaan penuh galau. Pada Mas Andre aku sampaikan keinginanku untuk beberapa waktu aku pulang mudik. Aku bilang sudah kangen sama sanak famili di Salatiga. Mas Andre menatap aku, menatap mataku. Dia berusaha membaca relung hatiku. Dia setuju aku pulang.Dia menyadari bahwa aku masih dalam proses adaptasi dalam menyelami kehidupan Jakarta.

Dia akan menjemputku saat kembali ke Jakarta nanti.Rupanya permintaanku pulang dia sambut dengan sebuah rencana yang memberikan kejutan bagiku. Sesudah barang tiga minggu dengan penuh rindu aku menunggu jemputan Mas Andre, dia menelponku. Dia bilang bahwa tak bisa datang menjemputku karena kesibukkan di kampusnya. Tetapi dia sudah mengirimkan 5 lembar tiket Garuda yang bisa aku ambil di kantor Garuda Semarang. Dia minta supaya aku mengajak serta kedua orang tuaku dan 2 orang adikku yang sedang liburan sekolah.

Sesuai dengan hari yang ditetapkan Mas Andre menjemputku di bandara Sukarno Hatta dengan sebuah Kijang baru. Aku heran ternyata Mas Andre bisa menyopir mobil sendiri.Dan kejutan yang paling hebat dari Mas Andre adalah saat mobil Kijang ini tak meluncur ke rumah yang kukenal sebagai rumah kita selama ini. Melalui jalan tol Jagorawi Mas Andre membawa mobilnya ke kompleks perumahan dosen di Cibubur. Kita memasuki rumah baru kita yang besar dan luas. Segala barang-barang dari rumah lama sudah dipindahkan seluruhnya ke rumah baru ini.

Aku melihat bagaimana orang tuaku dan adik-adikku menyambut gembira atas limpahan rejeki dan rahmat kepada kita. Di depan mereka Mas Andre merangkul aku dan mencium pipiku yang kusambut dengan sepenuh hangat hatiku. Aku membulatkan tekadku untuk sepenuhnya mengabdi dan mendukung segala usaha dan karier Mas Andre suamiku.