BokepBrengsek - Cerita Sedara, Ngentot enak

Situs Cerita Bokep sangat hits dan sangat populer di indonesia, bokep bangsat ini adalah situs cerita bokep terbaik di indonesia

Jumat, 31 Mei 2019




CeritaDewasa - Pagi itu seperti biasa aku bangun pagi-pagi dan langsung berdiri didepan jendela sambil menatap rumah disebelah bawah. Dan tak berapa lama orang yang ditunggu keluar, orang itu memakai baju yang bagian pundak dan ketiaknya terbuka. Lalu dia mulai menyapu halaman rumahnya sambil membungkuk, sehingga sebagian payudaranya yang besar terlihat dari kaca aku berada. Melihat payudara yang selalu ditopang oleh BH hitam 36 B itu merupakan rutinitasku tiap pagi.

Tetanggaku itu biasa kupanggil tante Nita. Dia sudah menjanda sekitar 2,5 tahun dan memiliki dua anak. Joko, 6 tahun ikut bapaknya dan Dini, 3 tahun ikut tante nita. Tante Nita berprofesi sebagai guru TK dan dia sangat menjaga penampilan tubuhnya. Sehingga diusia 43 tahun dia terlihat 10 tahun lebih muda. Kalo artis dia seperti Betharia Sonataha yangdi usia kepala 4 tetap terlihat segar dan menggairahkan dan Chintami Atmanegara dengan payudara yang kencang dan merangsang. Dan namaku Sonny waktu itu berusia 22 tahun.

Hari itu hari Minggu jam 10:15. Karna bosan aku pergi kesebelah untuk main. Tante Nita berteman dengan ibuku sejak SMP sehingga hubungan kekeluargaan kami sangat kuat. Kupanggil nama Tante Nita dan Dini, tapi tidak ada yang jawab akhirnya aku cuek dan langsung masuk ke dalam. Aku biasa nemanin Dini main sambil sekalian ngintipin payudaranya tante Nita. Sampai ruang tengah kulihat TV masih menyala dengan Volume kecil dan tante Nita tidur dikasur depan TV itu. Waktu itu tante Nita memakai baju seperti kaos singlet laki-laki, warnanya coklat muda. Yang membuat aku menahan napas karna salah satu payudara tante Nita agak kelihatan karna kaosnya tersingkap keatas sebagian, sementara tangannya menjadi bantalan kepala. Setan masuk kepalaku, pelan-pelan aku maju untuk mematikan TV, setelah itu aku jongkk dengan posisi diatasnya. Kugulung sedikit lagi kaosnya, sehingga kini kedua payudaranya terlihat.

Belum pernah aku melihat payudara tante Nita sejelas dan sedekat itu. kuusap kedua payudaranya perlahan sementara mulutku menelusuri tiap jenjang lehernya. Kuteluspkan tanganku kedalam BHnya untuk meraih pentil payudara tante Nita. Saat tersentuh matanya tiba-tiba terbuka. Spontan tanganku menahan kedua tangannya, mulutku menyerbu mulutnya dan kakiku mengunci kakinya.

” Lepasin Son.. apa apaan ini..?? ” katanya berusaha berontak.
” Tante, Sonny akan muasin tante.. gak usah nglelawan ” satu tanganku turun dan memilin-milin salah satu puting susunya yang mulai mengeras.
” Aaakh.. tapi bukan kaya gini caranya son ” jawabnya dengan suara yang bergetar.
” Pokoknya tante rasakan dulu.. abis itu terserah tante aja” bisikku sambil menjilat lubang kupingnya.
” Ya udah terserah kamu aja ” katanya sambil membuang muka kesamping.

Kubuka kaos tante Nita dan kubaringkan lagi badannya setalh itu kusingkap BH hitamnya dan langsung kusedot kedua puting susu tante Nita yang kencang kemerah-merahan, sementara tanganku membuka celana dan CDnya. Kulihat vaginanya yang ditumbuhi oleh rambut-rambut halus yang lebat, kucium vaginanya dan tanganku meremas remas pantatnya. Pelan-pelan lidahku yang basah menelusup himpitan daging yang lembut dan meneyntuh kloritas didalamnya.

” aakh..mmh..aakkrrh ” tante Nita merintih menahan rasa nikmat yang sudah lama tidak dia rasakan. Tante Nita menggeliat liar, langsung kupegang pahanya. Kutarik lidahku dan kembali kucium sekitar vaginanya sampai tenang lagi. Kembali kumasukkan lidahku sampai menyentuh kloritasnya, tante Nita menggeliat tapi tidak seliar tadi. Kelihatannya tante nita sangat menikmati tarian lidahku dalam vaginanya, terlihat dari tangannya yang meremas remas puting susunya sendiri. rangsangan semakin kutingkatkan keseluruh bagian dalam vaginanya.

” oouuh.. yahh.. terus son” desah tante Nita yang sudah terangsang. Napasnya memburu tak karuan. Kadang-kadang kuhisap dengan tiba-tiba sehingga tante Nita menggeliat dengan cepat, tubuhnya naik turun bahkan berputar-putar mengikuti jilatanku. Beberapa menit kemudian tubuh tante Nita menegang danmenjepit kepalaku dengan sepasang paha mulusnya. Kedua tangannya mendorong kepalaku agar labih masuk kedalam vaginanya yang mengeluarkan cairan hangat.

” aakhh..oouhh..sshh ” rintihnya tak tertahan. dengan perlahan tante Nita mengendurkan jepitannya, aku berdiri untuk membersihkan wajahku kulihat tante Nita masih menikmati sisa orgasmenya. Pasti sudah lama vaginanya tidak dijilat seperti tadi pikirku tersenyum.

Saat aku kembali tante Nita berjalan terhuyung-huyung kekamarnya. Didepan pintu kusergap dia dan tanganku langsung meremas-remas susunya. Ia mendesah halus kemudian berbalikdan langsung menyerbu bibirku. Mulut kami berpagutan dan lidah kami berperang didalam sana. Sementara tangan tante Nita sibuk mempereteli baju dan celanaku sampai tak ada lagi benang ditubuh kami berdua. Setengah takjub tante Nita melihat penisku yang sudah membesar sempurna, dia meremas-remas penisku cukup lama sambil menjilatinya sampai akhirnya dia menelan habis semua batang penisku itu.

” Ooo.. aarghh.. yaah ” desahku saat tante Nia maju mundur mengulum penisku sementara lidahnya menari-nari disekitar penisku yang terkulum. Setelah beberapa menit kucabut penisku dan kutarik kepalanya dia terlihat kecewa.
” tante aku udah gak tahan ” bisikku sambil mengelus pantatnnya.
” ya udah .. tapi pelan-pelan aja ya ” sambil membuka agak lebar kedua pahanya.

Secara perlahan aku masukkan penisku kevagina tante Nita dengan dibantu kedua tangannya. Kurasakan sensasi yang luar biasa saat penisku mulai tenggelam didalam vagina tante Nita, otot-otot vaginanya terasa menekan-nekan penisku. Tante Nita cuma bisa mendesah menikmatinya. Kemudian dengan mengkakngkang lebar tante Nita biarkan aku leluasa menggenjot vaginanya. Keringatku bercucuran menyatu dengan keringatnya, mata tante Nita terpejam dan mulutnya mendesah tak karuan. Kenikmatan mulai menjalari tubuh kekarku, kukencangkan otot perutku penisku semakin keras memanjang.

” Aaah.. oough ” ia mengerang keras. bobot tubuhnya tak sanggup ditopang lututnya yang goyah oleh rasa nikmat yang tak terkira, aku terus menggerakkan pantatku maju mundur sambil mendengar suara keciprak lendir yang membanjiri vaginanya. Akhirnya dengan mengerahkan sisa tenagaku kusentakkan pantatku kedepan untuk membenamkan penisku sedalam-dalamnya dilobang vaginanya. Tante Nita kembali menjerit halus dan tubuh kami menyatu. Tangannya ketat memelukku kepalanya tersekat dibahuku sehingga jeritannya tersekat disana. Kurasakan gelombang nikmat orgasme merayapi tubuhku, kuremas kuat pantatnya tubuh kami diam membatu mereguk sisa kenikmatan.

setelah puas tante Nita menarikku berbaring menindihku. Kunikmati setiap sentuhannya pada badanku. Sekitar 15 menit kubaringkan dia kubuka pahanya lebar-lebar kumasukkan lagi penisku dengan cepat kelubang vaginanya dan tante Nita mendesah kecil. Dengan segera desahan itu menjadi erangan dan jeritan ketika aku mempercepat gerakan pantatku. Tangannya bergerak taktentu demikian pula kakinya yang mengkang lebar itu.

” aargghh.. oouuhh” jerit tante Nita. Tapi aku tak memperdulikan jeritannya itu, pantatku terus beraksi, penisku menerobos masuk ruang vaginanya. Kurasakan lahar panas dipenisku akan meledak. Maka kurankul pundaknya dan mulutku kubenamkan dileher tante Nita, dengan satu hentakan pantat yang keras kubenamkan penisku sedalam-dalamnya dilubang vaginanya. Pantatnya bergera hebat menahan rasa nikmat yang menjalari tubuhnya. Pahanya membelit erat pinggangku dan mulutnya menjerit tak karuan kemudian gelombang orgasme melanda seluruh tubuhku. ” Crot..crot..crot” spermaku mengalir deras diliang vaginanya diiringi jeritan keras tante Nita.
” Tante sudah puas kan?” bisikku. Dia mengangguk dan akhirnya kami berdua tertidur tanpa sempat merubah posisi.


Sensasi Menang Ratusan Juta Rupiah



CeritaDewasa - Ini adalah cerita pengalamanku yang sedang kualami sekarang, Dan aku mengetiknya di sela-sela istirahat sehabis melakukan seks. Aku seorang pengusaha muda dan mahasiswa jurusan ekonomi. Aku tinggal di sebuah kompleks bank pemerintah yang kini bank tersebut sudah dimerger.
Aku sudah mempunyai pacar yang kebetulan tetanggaku di kompleks tersebut. Orangtuaku termasuk orang terpandang, sehingga aku di kalangan anak muda di kompleks tersebut cukup disegani. Dua tahun yang lalu aku merupakan ketua organisasi remaja, sehingga aku semakin dikenal oleh berbagai kalangan di lingkunganku.
Kebetulan di lingkunganku banyak gadis remaja yang cantik-cantik. Termasuk pacarku yang sekarang merupakan salah satu gadis yang menjadi incaran anak-anak muda di lingkungan tersebut.
Entah kenapa dia mau menjadi pacarku. Sejujurnya aku menyukai beberapa gadis cantik selain pacarku tersebut, tetapi aku berpikir dua kali jika aku berbuat macam-macam pasti akan menjadi bahan omongan di lingkunganku.
Singkat cerita, aku tergoda oleh salah satu anak tetangga orangtuaku, sebut saja Gita (nama sengaja kusamarkan). Padahal aku sudah menjalin asmara dengan gadis yang juga tetanggaku. Kami bahkan sudah bertunangan. Gita adalah seorang mahasiswi Tarqi. Ia mempunyai body yang sangat menggoda, walaupun agak sedikit gemuk, tetapi ia mempunyai bibir yang sexy dan mempunyai payudara berukuran 36B.
Sebagai gambaran, body-nya mirip dengan artis Feby Febiola, dan bibirnya seperti Cornelia Agatha. Tingkah lakunya selalu menggodaku. Sebagai laki-laki normal, kadang aku berpikiran agak kotor.
Hingga suatu kesempatan, ia meminta bantuanku untuk dicarikan HP dengan harga miring. Tentu saja kesempatan itu tidak kusia-siakan (dalam hatiku aku akan membelikannya HP tersebut dengan cuma-cuma).
Aku menyanggupinya, tetapi aku memberikan syarat agar ia mau kuajak pergi makan dan nonton berdua tanpa sepengetahuan pacarku dan teman-temanku. Dasar Gita memang centil, persaratanku ia setujui karena ia pikir sangat mudah sekali untuk menjalaninya.
Akhirnya aku membelikannya HP yang ia inginkan, dan aku pun menagih janjinya. Kemudian pada hari minggu siang, aku dan Gita pergi berdua untuk makan siang dan nonton. Ketika kami sedang nonton, kesempatan tersebut tidak kusia-siakan untuk sekadar mencium dan meraba-raba tubuhnya. Tidak kusangka ia malah bilang kepadaku sebenarnya ia juga menyukaiku. Ketika aku dengan hot-hotnya menciumi dan menggerayangi tubuhnya, ia berbisik kepadaku bahwa ia sudah horny, dan mengajakku keluar dari bioskop untuk pergi ke pantai.
Ketika di tengah perjalanan, aku memberanikan diri untuk mengajaknya ‘chek in’ di hotel yang terdekat, ternyata ia menyetujuinya. Aku tiba di hotel yang dituju sekitar puku 3 sore. Setelah aku membayar kamar hotel tersebut, aku dan Gita dengan langkah yang terburu-buru menuju ke kamar hotel.
Sesampainya di kamar hotel dan mengunci pintu, aku langsung melancarkan ciumanku, dan Gita membalasnya dengan sangat antusias. Kemudian masih dalam keadaan berdiri kubuka pakain serta celana panjangnya hingga ia hanya memakai BH dan CD yang berwarna hitam.
Kemudian ia juga memintaku untuk membuka baju dan celana panjangku. Kini kami dalam keadaan hanya memakai pakaian dalam saja. Kemudian ia kubimbing ke atas ranjang yang berukuran double size. Aku mulai melumat bibirnya yang sexy dan menciumi serta menjilat seluruh tubuhnya. Kemudian ketika aku mencium CD-nya, di bagian kemaluannya yang sudah basah, ia menggelinjang dan sesekali merintih-rintih keenakan. Setelah aku puas menciumi seluruh tubuhnya, kemudian kubuka BH dan CD-nya.
Aku pun membuka CD-ku, kini kami berdua sudah benar-benar bugil.Aku sampai menahan nafas ketika kulihat payudaranya yang besar dan montok. Dengan sangat bernafsu kulumat puting susunya yang berwarna coklat kemerah-merahan.
Karena sebenarnya Gita masih berusia 20 tahun, sehingga terlihat body-nya yang serba kencang. Aku juga meraba dan mengusap bulu-bulu di kemaluannya yang sangat lebat. Aku semakin bernafsu mencium dan menjilat seluruh tubuhnya yang mulus.
Kemudian aku memasukkan dua jari tanganku ke dalam vaginanya yang sudah basah, sedangkan lidahku sibuk menjilati puting susunya yang berwarna coklat kemerah-merahan. Gita semakin merintih-rintih dan menggelinjang serta nafasnya mulai berat. Kemudian kubuka kedua pahanya lebar-lebar agar aku dapat dengan leluasa memainkan lidahku ke dalam vaginanya. Aku menjilati dan memainkan klitorisnya dengan penuh gairah.
Setelah kupuas, giliran Gita memainkan rudalku yang sudah tegang dengan lidahnya. Ia jilati kemaluanku yang berukuran lumayan panjang dan besar (kira-kira 20 cm dengan diameter 3,5 cm).
Ia menjilat dan mengulum rudalku dengan penuh kenikmatan. Aku tidak menyangka kalau kemaluanku akan dibersihkan oleh gadis impianku. Setelah ia puas, kemudian Gita mengambil posisi telentang dengan kedua paha dibuka lebar-lebar, ia memintaku untuk segera memasukkan rudalku ke dalam vaginanya. Aku mengambil ancang-ancang untuk memasukkan batang kemaluanku ke dalam vaginanya yang sudah basah.
Kupikir pasti aku tidak akan kesulitan untuk memasukannya, ternyata beberapa kali aku mencoba selalu saja meleset, dengan tidak sabar Gita menarik rudalku dan mengarahkan ke arah lubang kewanitaannya.
Ternyata Gita masih perawan, tetapi dengan kegigihanku akhirnya aku berhasil memasukkan ujung rudalku ke dalam vaginanya. Ketika kutekan dengan sedikit paksaan, Gita menjerit kesakitan, kemudian aku menghentikan sejenak seranganku sampai kulihat ia sudah siap kembali, dan perlahan-lahan kumasukkan batang rudalku. Gita kembali merintih menahan sakit.
Aku bertanya, “Git, kamu mau diterusin atau nggak..?”
Ia menjawab, “Terusin dong sayang, tapi pelan-pelan ya..!”
Akhirnya dengan perjuangan yang cukup melelahkan, aku berhasil memasukkan setengah batang kemaluanku, dan aku mendiamkan sejenak aktifitasku.
Aku merasakan dari vagina Gita keluar darah segar pertanda keperawanannya sudah hilang. Dinding vaginya yang lembut dan hangat memijat-mijat batang kemaluanku. Aku tidak terlalu memaksa untuk membenamkan seluruh rudalku ke dalam vaginanya. Mungkin ukuran rudalku yang lumayan panjang, sehingga membuat sakit vagina Gita yang baru pertama kali melakukan seks.
Kemudian aku mulai menaik-turunkan pantatku secara perlahan dan beraturan. Dan secara perlahan-lahan aku membenamkan rudalku sedalam-dalamnya, hingga akhirnya seluruh batang kemaluanku amblas ke dalam vagina Gita. Gita sudah mulai terbiasa dengan rudalku, malah ia mulai memutar pinggulnya, sehingga semakin menambah kenikmatan pergumulan kami saja.
Aku semakin bersemangat untuk memainkan rudalku dengan cepat. Permainanku diimbangi Gita dengan menjepit pantatku dengan kedua kakinya. Aku merasakan rudalku semakin mentok saja mengenai ujung rahimnya. Kami berganti posisi dengan cara sambil duduk. Gita semakin terlena, karena posisi tersebut membuat rudalku semakin bergesekan dengan klitorisnya, sehingga hal itu membuat Gita semakin terbakar birahinya.
Kami sempat beristirahat sejenak, karena posisi tersebut banyak menguras tenaga kami. Sambil istirahat aku meremas-remas dan menjilati serta menghisap puting susuya secara bergantian. Setelah tenaga kami terkumpul, kami melanjutkan kembali dengan lebih menggebu-gebu.
Setelah kira-kira 25 menit kami bergumul hebat, aku mulai merasakan spermaku akan keluar, begitupun dengan Gita, ia mulai mendekati orgasmenya. Aku merasakan dinding vaginanya yang berdenyut kencang dan semakin banjir.
Aku berkata setengah berbisik, “Git, aku sudah mau keluar nih, kita keluarinnya sama-sama ya..?”
Gita menjawab dengan terputus-putus, “Ia.. sa.. yaa.. ngg.. sshh.. cepetan dong keluarinnya aku.. sebentar lagi selesai nih..!”
Dengan nafas yang tidak beraturan, aku menjawab, “Tahan sebentar ya sayang.., aku juga sudah mau keluar..”
Tidak lama kemudian aku memuntahkan spermaku ke dalam rahimnya, dan aku pun merasakan cairan hangat dari dalam vagina yang mengenai rudalku.
“Ooohh.. shh..” hampir bersamaan kami melenguh mengakhiri perjalan yang melelahkan dan penuh kenikmatan.
“Sayang.., vaginaku hangat banget sama spermamu..” Gita memberikan komentar puas dengan keperkasaanku.
Kemudian kami beristirahat sejenak sambil memberikan pujian kepuasan masing-masing. Tetapi tanganku dan Gita masih meraba-raba dan mengusap kemaluan kami satu sama lain, sehingga birahi kami kembali timbul. Kali ini Gita yang mendahului dengan menjilat dan melumat hampir seluruh rudalku ke dalam mulutnya. Bukan hanya itu saja, ia juga dengan sangat agresif menciumi seluruh tubuhku.
Aku mendorong tubuhnya ke samping hingga ia telentang. Kini giliranku untuk menciumi seluruh tubuhnya. Payudara Gita yang sudah mengeras dan puting susu menjulang tinggi, membuatku semakin bernafsu untuk meremas, menjilati serta menghisap-hisap puting susunya hingga puting susu Gita semakin terlihat basah dan mengkilap. Jari-jari tanganku dengan nakal memainkan klitoris dan menyodok-nyodok ke dalam vaginanya yang sudah banjir.
Gita semakin kelojotan dan mulai memohon-mohon kepadaku untuk segera memasukkan rudalku ke dalam lubang kewanitaannya. Aku merubah posisi dengan tidur telentang, sementara Gita berjongkok sambil mengangkang untuk mengambil posisi memasukkan zakarku ke vaginanya. Dengan tidak sabar Gita meraih batang kemaluanku dan dituntun ke arah vaginanya. Ketika rudalku mulai memasuki vagina Gita yang pinggirannya ditumbuhi bulu-bulu lebat, aku merasakan dinding vaginanya yang sudah banjir menghangatkan dan memijat-mijat batang zakarku.
Gita mulai menggerakkan pinggulnya yang montok ke atas ke bawah, dan memutarnya ke kiri dan ke kanan. Sedangkan tanganku mulai meremas-remas sepasang payudara yang besar dan kencang. Gita dengan sangat bernafsu menekan pantatnya kuat-kuat, sehingga rudalku seluruhnya amblas ditelan vaginanya. Kali ini Gita yang memegang peranan, aku menurutinya saja, karena kulihat dengan posisinya yang di atas ia sangat bergairah sekali.
Aku mengangkat badanku untuk melumat puting susunya. Perbuatanku semakin membuat Gita mabuk kepayang. Ia memeluk kepalaku ke arah payudaranya. Pantatnya semakin cepat ditarik dan diputar-putar. Hingga akhirnya ia mencapai orgasme yang kedua kalinya.
Aku yang belum mencapai klimaks membuat keputusan berganti posisi dengan dogie style.
Gita mengambil posisi menungging, kemudian kuarahkan rudalku ke vaginanya lewat belakang. Aku sangat bernafsu sekali melihat pantatnya yang lebar dan sexy. Tangan kananku memegang dan menepuk-nepuk pantatnya, sedangkan tangan kiriku meremas-remas payudaranya. Gerakan tersebut kulakukan secara bergantian. Ternyata posisi tersebut membuat Gita bangkit kembali gairahnya, karena klitorisnya terkena gesekan rudalku.
Kali ini Gita mulai memberikan perlawanan. Ia menggoyang-goyangkan pantatnya maju mundur berlawanan dengan arah goyangan pantatku. Ketika Aku mendorong pantatku ia menyodorkan pantatnya ke belakang, dan ketika Aku menarik pantatku ke belakang ia menarik pantatnya kedepan.Irama nafas kami semakin cepat, kami melakukan goyangan dengan cepat, sehingga setiap kali kucabut dan menyodok vaginya dengan rudalku timbul bunyi akibat vagina Gita yang banjir oleh lendir birahi. Aku mulai merasakan spermaku akan segera keluar.
Ternyata Gita juga sudah merasakan ia akan mengalami orgasme yang ketiga kalinya. Tidak lama kemudian rudalku memuntahkan sperma secara berturut-turut di dalam vaginanya. Aku pun merasakan gerakan Gita yang bergoyang-goyang pelan dan tegang, sedangkan punggungnya telihat melengkung seperti udang karena ia juga telah orgasme.
Aku mencabut batang kemaluanku dari vaginanya setelah Aku tidak merasakan muncratan spermaku. Aku telentang lelah, sedangkan Gita menjilati sisa-sisa spermaku yang masih keluar dari zakarku.
Ia menghentikan aktifitasnya setelah spermaku tidak keluar lagi. Kami berpelukan erat sambil menghayati kenikmatan yang barusan kami lakukan. Kami melakukan bukan hanya sekali saja, tetapi entah sampai berapa kali. Permainan kami semakin lama bertambah hot saja, karena ternyata Gita mulai terbiasa dan ketagihan dengan keperkasaan rudalku. Kami memutuskan pulang setelah merasa sudah sama-sama lemas dan puas. Andai saja kami melakukannya pada malam minggu, mungkin kami akan terus melakukannya sampai pagi.
Setelah kejadian pada malam itu, hingga kini kami jadi sering melakukannya sampai pagi. Aku melakukan hubungan seks dengan Gita dengan system kalender, hal itu kami lakukan untuk menghindari kehamilan. Aku semakin ketagihan, karena tunanganku adalah tipe gadis pendiam dan alim, dan aku tidak pernah mendapatkan pelayanan darinya. Kemanapun aku pergi, termasuk chek-in, aku selalu membawa laptop.
Komputer tersebut kupergunakan untuk memantau perkembangan usahaku, selain itu juga digunakan untuk mengetik ceritaku dan memutar film blue sebagai pembakar hasrat birahi kami. Tentu saja perbuatanku yang sedang menceritakan seks kami tidak diketahui oleh Gita, karena ia masih tertidur untuk istirahat sejenak.

Cari Tambahkan Di Sini



CeritaDewasa - Aku saat itu masih tinggal di kota Klaten, dan masih SMA kelas satu, Aku mempunyai tetangga yang cukup baik dan cukup dekat dengan keluargaku pula. Sering aku main ke tempat tetanggaku yang kebetulan seorang dokter itu karena dia mempunyai anak yang masih kecil dan sering kuajak main-main kalau aku sedang suntuk menghadapi hari-hari yang panas di Klaten Cerita Seks Tante Lainya.

Istri Pak dokter itu lumayan cantik, dia berumur sekitar 22 tahun dan baru mempunyai 1 anak yang masih TK. Pada suatu hari kebetulan aku libur karena di sekolah sedang diadakan EBTA, aku ke rumah tetanggaku yang kebetulan suaminya saat itu sedang dinas luar. Suami tetanggaku itu sering keluar kota, karena dia sebagai dokter lapangan. Saat itu kujumpai anaknya yang sedang sibuk mau berangkat sekolah (TK), aku membantunya membereskan mainannya karena biasanya Tante Ana (nama istri dokter itu) mengepel lantai setelah anaknya pergi dan menjemput anaknya setelah jam 10:00 pagi.

Tanpa sengaja saat aku merapikan mainan anaknya, aku menemukan video XX, tentu saja aku kaget campur malu, karena kebetulan Tante Ana juga ada disitu dan aku memang masih belum nonton gituan.

Sambil deg-degan aku bilang, “Tante ini video apaan..? keliatannya nggak baek di liat sama anak kecil”.
“Ah kamu Mon.. anak kecil kan belum bisa nyetel video.. bilang saja kamu pingin liat,” jawabnya walaupun aku sering menunggu di rumahnya sementara dia mengantar anaknya ke TK tapi lumayan juga aku deg-degan akibat itu.

“Mon, Tante ngantar Adhe dulu ya.. tolong jaga rumah bentar,” katanya sambil lalu.
Nggak kebayang deh, di ruang keluarganya ada video nganggur, dengan sedikit deg-degan aku mencoba menyetel kaset itu. Rasanya panas dingin deh.

Sial, tiba-tiba Tante Ana pulang, dan masuk lewat pintu belakang, ketahuan deh.
“Mon kamu lagi nonton RCTI? rasanya RCTI belum pernah nayangin film gituan?” tanyanya.
Bagai kesambar petir aku kaget, rasanya lututku tidak mau kompromi alias ndeprok.
“Mon.. kalau kamu mau nonton bilang dong, jangan di situ, di kamar Tante aja kan nggak enak kalau ada tetangga tahu kamu kayak gituan..”
“Iya Tante..” jawabku gemetar.

Cerita Seks Hilangnya Perjaka Momon Dengan Tantenya – Kukeluarkan kaset itu, terus kupindahkan video ke kamar Tante Ana. Aku biasa bermain di kamar Tante Ana dengan anaknya yang masih TK itu. Begitu serius aku melihat film, tapi Tante Ana malah tertawa, “Mon.. Mon.. kamu kok culun banget padahal kamu udah SMA.. kamu udah pernah liat film kayak gitu?” tanya Tante Ana.

“Belum Tante,” jawabku.
“Sudah pernah pacaran?” tanya dia lagi.
“Belum Tante,” jawabku lagi.
“Wah kamu masih super bujang dong Mon..” kata Tante Ana sambil menutup pintu kamar.
“Sorry ya Mon, Tante mau ganti baju dulu,” kata Tante Ana lagi.

Wah saat itu aku tambah deg-degan, soalnya di kamar cuma aku dan dia! Tiba-tiba dari belakang Tante Ana memegang pinggangku (saat itu aku duduk di pinggir ranjang). Wah Tante Ana cuma memakai BH dan CD!
Tan.. te..? kataku.
“Kamu mulai gagap, kenapa Mon.. biasanya kamu khan suka ndongeng Adhe,” tanya Tante Ana sambil meraba tubuhku.
Rasanya aku seperti tersetrum tegangan tinggi 20 KV. Aku tidak bisa berkata apa-apa.

“Tante.. Tante..?” kataku.
“Apa Mon..?” jawabnya dengan halus.
“Mon kamu pernah onani?” tanya Tante Ana.
“Belum.. Tante.. cuma mimpi basah aja..” jawabku sambil gemetaran.
“Boleh Tante buka celanamu..” tanya Tante Ana sambil mulai membuka ritsluiting celanaku. Kemudian Tante Ana langsung memegang jimatku. Aduh kontan saja aku kaget, namun rasa yang aneh menyelimutiku.

Tante Ana dari belakangku mencium punggungku dan meremas kejantananku sambil sepertinya merangsang dirinya sendiri.
“Mon.. Om kan sering dinas luar.. sebenarnya Tante kesepian Mon,” katanya.
“I.. Iya Tante..” jawabku sambil merasakan sesuatu yang belum pernah kurasakan.
“Mon.. Tante punya sesuatu.. kamu tiduran dulu ya..” kata Tante Ana mesra.
“Iya Tante..” jawabku sambil menuruti perintahnya.

Tanpa kusadari, aku merasakan sesuatu yang hangat menyelimuti diriku, rasa hangat tersebut berasal dari kejantananku yang diremas-remas dengan sangat halus. Kubuka mataku, ternyata Tante Ana telah membenamkan batang kemaluanku ke dalam liang senggamanya. Sambil menjerit lirih Tante Ana mengurut batang kemaluanku dengan miliknya.

Wajah Tante Ana mulai kelihatan merah tertahan. Sedetik kemudian kurasakan getaran yang aneh dan mengurut lebih keras batang nikmatku.
“Tante.. Mon rasanya ingin pipis..” kataku pada Tante Ana.
“Tahan Mon.. kamu nggak mungkin pipis..” jawabnya sambil terbata-bata.

Akhirnya ada sesuatu yang memancar melalui batang kemaluanku.
“Mon kamu.. akh.. ah.. ah..” Tante Ana sambil terbata mendekap erat tubuhku.
Sekarang rasanya kejantananku tidak begitu merasakan pijatan yang lembut. Kemudian Tante Ana melepaskan batang kejantananku dari miliknya.

“Mon.. kamu baru pertama ya..” bisik Tante Ana sambil tersenyum.
“Mon cium memek Tante ya..” kata Tante Ana.

Aku cuma bisa mengiyakan sambil rasanya kepala ini bingung. Kuikuti perintahnya, kuciumi dan ia meraih tanganku ke payudaranya. Karena aku baru pertama kali nonton apalagi beginian aku agak grogi juga. Namun akhirnya aku agak terbiasa. “Ah.. ah.. Monn.. Monn.. akh..” sepertinya Tante Ana baru merasakan orgasme setelah aku duluan tadi. Kemudian ia memeluk erat diriku, keras sekali. “Tante.. Tante..” aku mencoba mencium Tante Ana yang cantik karena aku sudah tidak kuat lagi. Batang kemaluanku telah mengeras kembali. Kupeluk Tante Ana dengan keras dan kuremas payudaranya dengan kuat.
“Tante.. tolong Tante..” desahku dengan nafas tersengal-sengal. “Mon.. kamu.. ka.. kamu suka..?” tanyanya sambil nafasnya mulai memburu lagi.
“Iya Tante..” balasku mesra.

Cerita Seks Hilangnya Perjaka Momon Dengan Tantenya – Kemudian Tante Ana mendudukiku lagi. Karena tahu saya belum berpengalaman, maka dengan dengan dia berada di atasku, dia bisa mengontrol dirinya cuma mungkin agak capek. Kelihatan peluhnya mulai membanjiri tubuhnya, membuat aroma yang begitu khas yang membuatku bertambah hanyut.

Sepertinya aku saat ini pemenangnya, karena aku merasakan getaran yang lebat dengan denyutan yang sangat sensasional. Air tubuhnya membasahi sekitar kejantananku.

“Mon kamu sekarang di atas yah.. Tante capek..” kata Tante Ana sambil memeluk keras tidak mau lepas dari tubuhku. Kugulingkan pelan sambil kupagut bibirnya dalam-dalam karena aku hampir sampai dan tak ingin aku harus mulai dari awal lagi.

Dengan style konvensional (karena yang kutahu baru itu) aku mulai mencoba memaju-mundurkan batanganku untuk dibenamkan ke dalam liang senggama Tante Ana. Rasanya seperti patah pinggangku (karena jarang olah raga kali) Tapi semua terkalahkan dengan rasa yang menyelimuti diriku. Tante Ana sepertinya mulai terangsang lagi, kupeluk dengan kuat sambil kumainkan pinggulku, terus sambil aku berpagutan hingga terasa batang kejantananku berdenyut-denyut dan gesekan dari dinding kemaluan Tante Ana makin kuat.

“Tante.. Tante.. ugh.. ” aku memaggut bibir Tante Ana.
“Mon..” jawabnya mesra.
“Akh.. oh.. oh..” dan makin kupagut bibir Tante Ana.
“Ihh.. ii.. ahh..” hanya kata-kata itu yang keluar dari bibir Tante Ana.
Ternyata kami mendapat orgasme bersamaan. Akhirnya kami terkulai lemas sambil kupeluk dan tetap kupagut bibirnya.

“Tante.. maafkan Momon.. Momon nggak bisa ngontrol,” bisikku.
“Mon.. ini salah Tante.. Tante telah meregut perjakamu,” katanya sambil mendesah.
“Mon.. maafkan Tante, namun kamu jangan kamu lakukan pada wanita lain, cukup kalau kamu ingin, Tante mau melayanimu sampai kapan pun, jangan karena Tante telah menghilangkan keperjakaanmu kamu membalas dendam pada yang lain,” bisiknya.
“Mon.. Tante nggak menjebakmu.. Tante memang rela hanya untukmu.. Tante kesepian..” balasnya sambil sesenggukan.
“Tante.. Momon janji..” jawabku sambil memeluknya rapat.

Ternyata suaminya beberapa tahun kemudian serong karena dia terlalu jauh dari istri dan Tante Ana tidak mau dimadu, akhirnya mereka cerai. Aku pada saat itu telah selesai kuliah dan telah bekerja dan akhirnya aku memperistri Tante Ana walaupun umurku beda dengannya. Untung tak begitu jauh sehingga keluargaku menyetujui. Dia istri yang baik, dia seperti itu karena sudah tahu suaminya mulai serong dan dia menginginkan suatu kesetiaan. Dia tahu saya menyayangi anaknya, dia ingin saya selalu mendampinginya. Saat ini Adhe sudah punya adik yang cantik seperti ibunya buah cintaku dengan ibunya.

Main Sakong Online

Rabu, 29 Mei 2019




CeritaDewasa - Kali mengisahkan seorang cewek abg bernama Dina yang terenggut keperawanannya oleh seorang pria dewasa yang sudah beristri. Benar kata orang “love is blind”, karena cinta buta Dina merelakan keperawanannya untuk orang yang dicintainya. Seperti apa cerita dewasa dan kisah pengalaman pertama Dina hilang keperawanan, berikut ceritanya…

Sebelumnya perkenalkan, namaku Dina… pertama kali aku mengenal cinta, dunia ini menjadi terasa indah bagiku. Hanya sayangnya cinta pertamaku ini jatuh tidak pada orang yang tepat. Dia seorang pria beristri dan berkeluarga. Jadilah cinta kami berjalan sembunyi-bunyi. Aku mengenal pria tersebut ketika datang pada acara ulang tahun temenku. Dia saat itu menjadi event organizer acara tersebut.

Pertama melihatnya aku sudah jatuh hati padanya. Selain dia pria yang ganteng badannya juga atletis, siapapun cewek pasti akan jatuh hati kepadanya.

“Dina, ini MAS, dia yang nyelenggaraan pesta ini, asik kan pestanya. Kamu nemenin MAS ngobrol ya”. Temanku itu tau kalo aku suka dengan pria yang umurnya jauh lebih tua dari aku.

Kami jadi asik ngobrol ngalor ngidul. Dia sangat humoris sehingga aku selalu terpingkal-pingkal mendengar guyonannya. Makin lama guyonannya makin mengarah yang vulgar, aku sih ok aja. Ketika acara makan, dia menemani aku menikmati hidangan yang tersedia. Ketika acara dansa, dia mengajak aku turun, ketika itu lagunya slow. Aku larut dalam dekapannya yang sangat mesra. Dia berbisik:

“Dina, kamu cantik sekali, kamu yang paling cantik dari semua prempuan yang dateng ke pesta ini. Aku suka kamu Din”. “Mas kan dah punya keluarga, masak sih suka ma abg kaya aku”.
“Justru karena kamu masih abg, kecantikan kamu masih sangat alami, bukan polesan make up yang tebal”.

Memang sih dandananku biasa saja, tanpa make up yang tebal. Perempuan mana sih yang gak suka dipuji lelaki yang kebetulan dikaguminya. Ketika pulang dia mengantarkan aku pulang, sebelum aku turun dari mobil, pipiku dikecupnya,

“Kapan-kapan kita ketemuan lagi ya Din, ni nomer hpku”. Kami bertukaran nomer hp.

Sejak pertemuan pertama itu, kami sering jumpa di mal, di bioskop atau ditempat fitnes.

Karena dia tau aku suka fitnes, makanya diapun mendaftar menjadi member ditempat aku biasa fitnes. Karena sering ketemu, hubungan kami makin lama makin akrab. Dia adalah lelaki pertama yang mencium bibirku. Itu kejadiannya ketika kami sedang dibioskop. Karena bukan weekend, jumlah penontonnya sedikit, sehingga dia milih tempat duduk yang jauh dari penonton lain. Dia berbisik:

“Din, aku sayang banget ma kamu. Kamu?’
“Aku juga sayang ma Mas, sayangnya ma dah keluarga ya”.
“Kita jalani aja dulu Din, gak apa kan kalo backstreet kaya gini. Pokoknya aku akan berusaha untuk ketemu kamu sesering mungkin, sayang”. Dia meluncurkan rayuan mutnya, sehingga aku makin berbung-bunga.
“Din..”, panggilnya lagi. aku menoleh karahnya.

Karena duduk kami berdempetan, dia langusng merangkul pundaknya dan mendekatkan bibirnya ke bibirku. aku memejamkan mataku, terasa lembut sekali bibirnya menyentuh bibirku, kemudian terasa bibirnya mulai mengisap bibirku. aku pasrah ketika dia cukup lama mengecup bibirku.

“Mas”, desahku ketika dia melepas bibirnya, seakan aku gak rela dia melepaskan bibirku.

Diapun mengecup bibirku lagi, kali ini lebih lama lagi. Demikianlah sepanjang film itu kami tidak menikmati filmnya tetapi aku menikmati bagaimana bibirnya mengulum-ngulu bibirku.

“Mas, aku sayang sekali ma mas, aku mau jadi pacar mas”.

Sejak kejadian dibioskop itu, kami menjadi rutin berciuman kalo ketemu, paling tidak kami melakukannya sebentar di mobil sebelum mobil jalan atau sebelum aku turun didepan rumahku. Temenku mengingatkan aku agar jangan terlalu larut dalam berhubungan dengan Mas, karena dia dah berkeluarga.

“Nanti kamu yang nyesel lo kalo dia harus mutusin hubungan kamu dengan dia”. Tapi aku tidak mengindahkan himbauan temanku. Aku seakan buta tertutup cinta yang makin lama makin berkobar-kobar.

Sampai suatu weekend, dia mengajakku ke satu vila diluar kota, katanya dia mau survei tempat itu karena akan diadakan perhelatan disana.

“Temenin aku yuk, mumpung bisa keluar kota ma kamu. Mau ya sayang”. Karena aku dah lama pengen berdua dia seharian, aku turuti saja ajakannya.

Ke ortu, aku pamit mo jalan ma temen2 ke vila mereka. Aku seneng sekali ketika dah duduk disebelahnya dalam mobilnya. Mobilnya meluncur arah luar kota. Saat itu aku mengenakan celana ketat dari kain yang cukup tipis berwarna putih sehingga bentuk bokongku yang bulat padat begitu kentara, dan bahkan saking ketatnya CDku sampai kelihatan sekali berbentuk segitiga.

Atasannya aku mengenakan baju kaos putih ketat dan polos sehingga bentuk toketku yang membulat terlihat jelas, kaosku yang cukup tipis membuat braku yang berwarna putih terpampang jelas sekali.

“Din, kamu seksi sekali deh pake pakean kaya gitu”.
“Mas suka kan”. “Suka banget, palagi kalo amu gak pake baju Din”.
“Ih mas, mulai deh genit, aku turun disini aja deh”, aku pura-pura merajuk, padahal dalam hati seneng sekali mendengar pujiannya.
“Ya udah turun aja he he”, tertawanya berderai ketika dia mengatakan hal itu, tetpi mobil tetap melaju kencang. “Katanya disuruh turun, kok gak minggir”.
“Loncat aja kalo berani”.
“mas, iih”, kataku sambil mencubit pinggangnya, mesra.

Dia menggeliat kegelian,

“Jangan diklitikin dong, nanti nabrak lo”.
“abis mas sih mulai duluan”. Sepanjang jalan kami bercanda rian, sesekali tangannya gantian menggelitiki pinggangku, sehingga aku menggelinjang.

Kadang tangannya mendarat di pahaku dan mengelus2nya sampe kedeket pangkal pahaku. aku menjadi merinding karena rabaannya. Maklum deh dia pria pertama yang melakukan hal ini.

“Maas”, aku hanya melenguh ketika pahaku dielus-elus begitu.

Karena aku tidak menolak, maka dia meneruskan elusannya dipahaku. aku menjadi gelisah, dudukku gak bisa diam, ada rasa geli bercampur nikmat dan aku merasa pengen kencing.

“Mas maih jauh ya”.
“Napa Din”.
“aku pengen pipis”.
“Bentar lagi juga sampe. Itu bukan pengen pipis biasa Din”.
“abis apaan?”
“Pasti kamu terangsang ya karena aku ngelus2 paha kamu”.
“Ih”, kucubit lagi pinggangnya.

Mobilnya sudah masuk ke satu vila. Ada seorang bapak-bapak yang menyambut di gerbang vila. Dia orang yang ditugaskan pemilik vila untuk menunggui vila itu. Aku keluar dari mobil, ikut dengan dia melihat lokasi. Vilanya tidak terlalu besar tetapi halamannya luas. Dia mulai mengeluarkan catatannya, mengukur sana mengukur sini, mencoret2 di buku catatannya. Kadang dia menanyakan pendapatku tentang satu hal. Aku menjawab setauku saja.

“Setelah selesai, dia berkata kepada si bapak,
“Pak kami mo menginap di vila ini”.
“Iya, yang punya dah kasi tau bapak, ya silahkan saja pak. sudah saya sediakan makanan secukupnya di lemari es, kalo mo makan ya silahkan dihangatkan dulu. soalnya bapak mo pulang”. Si bapak meninggalkan kami berdua.
“Din, kita honimun ya”, katanya sambil tersenyum.

aku jadi berdebar2membayangkan apa yang aka dilakukannya padaku. Aku sering mendengar cerita teman2ku ang sudah pernah berhubungan sex dengan cowo2nya, mendengar betapa nikmatnya kalo memek kemasukan kontol. Aku jadi merinding sendiri, aku pengen juga mengalami kenikmatan itu.

Aku menghempaskan pantatku di sofa, dia menyusulku segera dan duduk rapat di sampingku,

“Dina sayang” katanya sambil menggenggam erat dan mesra kedua belah tanganku.

Selesai berkata begitu dia mendekatkan mukanya ke wajahku, dengan cepat dia mengecup bibirku dengan lembut. Hidung kami bersentuhan lembut. Dia mengulum bibir bawahku, disedot sedikit. Lima detik kemudian, dia melepaskan kecupan bibirnya dari bibirku. Aku saat kukecup tadi memejamkan mata,

“Aku pengen melakukan itu ma kamu, sayang. Kamu bersediakah?”, rayunya lebih lanjut.

Dia berusaha mengecup bibirku lagi, namun dengan cepat aku melepaskan tangan kananku dari remasannya, dadanya kutahan dengan lembut.

“Mass” bisikku lirih. “Dina sayang, mau ya”, rayunya lagi.
“Tapi mass, aku takut Mas”, jawabku.
“Takut apa sayang, katakanlah”, bisiknya kembali sambil meraih tanganku.
“Aku takut Mas nanti meninggalkan aku”, bisikku.

Dia menggenggam kuat kedua tanganku lalu secepat kilat dia mengecup bibirku.

“Dina sayangku, aku terus terang tidak bisa menjanjikan apa-apa sama kamu tapi percayalah aku akan membuktikannya kepadamu, aku akan selalu sayang sama kamu”, bujuknya untuk lebih meyakinkanku.
“Tapi Mas” bisikku masih ragu.
“Din, percayalah, apa aku perlu bersumpah sayang, kita memang masih baru beberapa bulan kenal sayang, tapi percayalah, yakinlah sayang, kalau Tuhan menghendaki kita pasti selalu bersama sayang”, rayunya lagi.
“Lalu kalau aku sampai hamil gimana mass?” ujarku sembari menatapnya.
”Aah, jangan khawatir sayang, aku akan bertanggung jawab semuanya kalau kamu sampai hamil, bagaimana sayang?” bisiknya.

Rasioku sudah tidak jalan dengan baik, tertutup oleh rayuan mautnya dan rasa ingin merasakan kenikmatan yang makin menggebu.

Tangannya bergerak semakin berani, yang tadinya hanya meremas jemari tangan kini mulai meraba ke atas menelusuri dari pergelangan tangan terus ke lengan sampai ke bahu lalu diremasnya dengan lembut. Dia memandangi toketku dari balik baju kaosku yang ketat,

“Mas harus janji dulu sebelum…” aku tak melanjutkan ucapanku.
“Sebelum apa sayang, katakanlah”, bisiknya tak sabar.

Kini jemari tangan kanannya mulai semakin nekat menggerayangi pinggulku, ketika jemarinya merayap ke belakang diusapnya belahan pantatku lalu diremasnya dengan gemas.

“aahh… Mas”, aku merintih pelan.
“Mas aah mmas.. aku rela menyerahkan semuanya asal Mas mau bertanggung jawab nantinya”, aku berbisik semakin lemah, saat itu jemari tangan kanannya bergerak semakin menggila, menelusup ke pangkal pahaku, dan mulai mengelus gundukan bukit memekku.

Diusapnya perlahan dari balik celanaku yang amat ketat, dua detik kemudian dia memaksa masuk jemari tangannya di selangkanganku dan bukit memekku itu telah berada dalam genggaman tangannya. Aku menggelinjang kecil, saat jemari tangannya mulai meremas perlahan. Dia mendekatkan mulutnya kembali ke bibirku hendak mencium, namun aku menahan dadanya dengan tangan kananku,

“eeehh Mas..berjanjilah dulu Mas”, bisikku di antara desahan nafasnya yang mulai sedikit memburu.
“Oooh Dina sayang, aku berjanji untuk bertanggung jawab, aahh aku menginginkan keperawananmu sayang”, ucapnya.

Sementara jemari tangannya yang sedang berada di sela-sela selangkangan pahaku itu meremas gundukan memekku lagi.

“Ba.. baiklah Mas, aku percaya sama Mas”, bisikku.
“Jadi?” tanyanya.
“hh. lakukanlah mass, aku milik Mas seutuhnya.. hh..” jawabku.
“Benarkah? ooh..Dina sayanggg.” Secepat kilat bibirku kembali dikecup dan dikulumnya, digigit lembut, disedot.

Hidung kami bersentuhan lembut. Dengus nafasku terdengar memburu saat dia mengecup dan mengulum bibirku cukup lama.

DIa mempermainkan lidahnya di dalam mulutku, aku mulai berani membalas cumbuannya dengan menggigit lembut dan mengulum lidahnya dengan bibirku. Lidah kami bersentuhan, lalu dia mengecup dan mengulum bibir atas dan bawahku secara bergantian. Terdengar suara kecapan-kecapan kecil saat bibir kami saling mengecup. “aah Dina sayang, kamu pintar sekali, kamu pernah punya pacar yaach?” tanyanya curiga.

“Mm aku belum pernah punya pacar Mas, kan Mas yang selama ini ngajari aku ciuman”, sahutku.
“Wah kamu belajarnya cepat seklai ya, jangan-jangan kamu sering nonton film porno yaa?” godanya.

Aku tersenyum malu, dan wajahku pun tiba-tiba bersemu merah, aku menundukkan mukaku, malu.

“I…iya Mas, beberapa kali”, sahutku terus terang sambil tetap menundukkan muka.
“Dina sayang, kamu nggak kecewa khan karena aku benar-benar sangat menginginkan keperawananmu sayang?” tanyanya. “Aku serahkan apa yang bisa aku persembahkan buat Mas, aku ikhlas, lakukanlah Mas kalau Mas benar-benar menginginkannya”, sahutku lirih.

Jemari tangan kanannya yang masih berada di selangkanganku mulai bergerak menekan ke gundukan memekku yang masih perawan, lalu diusap-usap ke atas dan ke bawah dengan gemas. Aku memekik kecil dan mengeluh lirih, kupejamkan mataku rapat-rapat, sementara wajahku nampak sedikit berkeringat. Dia meraih kepalaku dalam pelukannya dengan tangan kiri dan dia mencium rambutku.

“Oooh masss”, bisikku lirih.
“Enaak sayang diusap-usap begini”, tanyanya.
“hh… iiyyaa mass”, bisikku polos.

Jemarinya kini bukan cuma mengusap tapi mulai meremas bukit memekku dengan sangat gemas.

“sakit Mas aawww” aku memekik kecil dan pinggulku menggelinjang keras.

Kedua pahaku yang tadi menjepit pergelangan tangan kanannya kurenggangkan. Dia mengangkat wajah dan daguku kearahnya, sambil merengkuh tubuhku agar lebih merapat ke badannya lalu kembali dia mengecup dan mencumbu bibirku dengan bernafsu.

Puas mengusap-usap bukit memekku, kini jemari tangan kanannya bergerak merayap ke atas, mulai dari pangkal paha terus ke atas menelusuri pinggang sampai ujung jemarinya berada di bagian bawah toketku yang sebelah kiri. Dia mengelus perlahan di situ lalu mulai mendaki perlahan, akhirnya jemari tangannya seketika meremas kuat toketku dengan gemasnya. Seketika itu pula aku melepaskan bibirku dari kuluman bibirnya, “aawww… Mas sakitt, jangan keras-keras dong meremasnya”, protesku. Kini secara bergantian jemari tangannya meremas kedua toketku dengan lebih lembut. Aku menatapnya dan membiarkan tangannya menjamah dan meremas-remas kedua toketku.

“Auuggghh..” tiba-tiba dia menjerit lumayan keras dan meloncat berdiri. Aku yang tadinya sedang menikmati remasan pada toketku jadi ikutan kaget.
“Eeehh kenapa Mas?”
“Aahh anu sayang… kontolku sakit nih”, sahutnya sambil buru-buru membuka celana panjangnya di hadapanku.

Aku tak menyangka dia berbuat demikian hanya memandangnya dengan terbelalak kaget. Dia membuka sekalian CDku dan “Tooiiing”, kontolnya yang sudah tegang itu langsung mencuat dan mengacung keluar mengangguk-anggukan kepalanya naik turun .

“aawww… Mas jorok”, aku menjerit kecil sambil memalingkan mukaku ke samping dan menutup mukaku dengan tangan. “He…he…” dia terkekeh geli, batang kontolnya sudah kelihatan tegang berat, urat-urat di
permukaan kontolnya sampai menonjol keluar semua.

Batang kontolnya bentuknya montok, berurat, dan besar. Sementara aku masih menutup muka tanpa bersuara, dia mengocok kontolnya dengan tangan kanannya,

“Uuuaahh…nikmatnya”.
“Din sebentar yaa… aku mau cuci kontolku dulu yaa… bau nih soalnya”, katanya sambil ngibrit ke belakang, kontolnya yang sedang “ON” tegang itu jadi terpontang-panting sambil mengangguk-anggukkan kepalanya ke sana ke mari ketika dia berlari.

Aku masih terduduk di atas sofa dan begitu melihatnya keluar berlari tanpa pakai celana jadi terkejut lagi melihat kontolnya yang sedang tegang bergerak manggut-manggut naik turun. “aawww…” teriakku kembali sembari menutup mukaku dengan kedua jemari tanganku.

“Iiihh… Din… takut apa sih, kok mukanya ditutup begitu”, tanyanya geli.
“Itu Mas, kontol Mas”, sahutku lirih.
“Lhoo… katanya sudah sering nonton BF kok masih takut, kamu kan pasti sudah lihat di film itu kalau kontol cowok itu bentuknya gini”, sahutnya geli.
“Iya…m..Mas, tapi kontol Mas mm besar sekalii”, sahutku masih sambil menutup muka.
“Yaach… ini sih kecil dibanding di film nggak ada apa-apanya, itu khan film barat, kontol mereka jauh lebih gueedhee… kalau kontolku kan ukuran orang Indonesia sayang, ayo sini dong kontolku kamu pegang sayang, ini kan milik kamu juga”, sahutnya nakal.
“Iiih… malu aah Mas, jorok.”
“Alaa.. malu-malu sih sayang, aku yang telanjang saja nggak malu sama kamu, masa kamu yang masih pakaian lengkap malu, ayo dong sayang kontol Mas dipegang biar kamu bisa merasakan milik kamu sendiri”, sahutnya sembari meraih kedua tanganku yang masih menutupi mukaku. pada mulanya aku menolak sambil memalingkan wajahku ke samping, namun setelah dirayu-rayu akhirnya aku mau juga.

kedua tanganku dibimbingnya ke arah selangkangannya, namun kedua mataku masih kupejamkan rapat. Jemari kedua tanganku mulai menyentuh kepala kontolnya yang sedang ngaceng. Mulanya jemari tanganku hendak kutarik lagi saat menyentuh kontolnya yang ngaceng namun karena dia memegang kedua tanganku dengan kuat, dan memaksanya untuk memegang kontolnya itu, akhirnya aku hanya menurut saja.

Pertama kali aku hanya mau memegang dengan kedua jemarinya. “Aah… terus sayang pegang erat dengan kedua tanganmu”, rayunya penuh nafsu.

“Iiih… keras sekali Mas”, bisikku sambil tetap memejamkan mata.
“Iya sayang, itu tandanya aku sedang ngaceng sayang, ayo dong digenggam dengan kedua tanganmu, aahh…” dia mengerang nikmat saat tiba-tiba saja aku bukannya menggenggam tapi malah meremas kuat.

Aku terpekik kaget, “Iiih sakit mass…” tanyaku.

Aku menatapnya gugup.

“Ooouhh jangan dilepas sayang, remas seperti tadi lekas sayang oohh…” erangnya lirih.

Aku yang semula agak gugup, menjadi mengerti lalu jemari kedua tanganku yang tadi sedikit merenggang kini bergerak dan meremas kontolnya seperti tadi. Dia melenguh nikmat. Aku kini sudah berani menatap kontolnya yang kini sedang kuremas, jemari kedua tanganku itu secara bergantian meremas batang dan kepala kontolnya. Jemari kiri berada di atas kepala kontolnya sedang jemari yang kanan meremas kontolnya. .dia hanya bisa melenguh panjang pendek.

“.sshh…Din… terusss sayang, yaahh… ohh…ssshh”, lenguhnya keenakan.

Aku memandangnya sambil tersenyum dan mulai mengusap-usap maju mundur, setelah itu kugenggam dan kuremas seperti semula tetapi kemudian aku mulai memompa dan mengocok kontolnya itu maju mundur.

“Aakkkhh… ssshh” dia menggelinjang menahan nikmat.

Aku semakin bersemangat melihatnya merasakan kenikmatan, kedua tanganku bergerak makin cepat maju mundur mengocok kontolnya. Dia semakin tak terkendali,

“Din… aahhgghh… sshh…awas pejuku mau keluarr” teriaknya keras.

aku meloncat berdiri begitu dia mengatakan kalimat itu, aku melepaskan remasan tanganku dan berdiri ke sebelahnya, sementara pandangan mataku tetap ke arah kontolnya yang baru kukocok.

“Kamu kok lari sih…” bisiknya lirih disisiku.
“Tadi katanya pejunya mau keluar mass… kok nggak jadi?” tanyaku polos.

Rupanya dia gak mau ngecret karena aku kocok makanya dia bilang pejunya mau keluar.

Dia meraih tubuhku yang berada di sampingnya dan dipeluknya dengan gemas, aku menggelinjang saat dia merapatkan badannya ke tubuhku sehingga toketku yang bundar montok menekan dadanya yang bidang. Aku merangkulkan kedua lenganku ke lehernya, dan tiba-tiba ia pun mengecup bibirku dengan mesra, kemudian dilumatnya bibirku sampai aku megap-megap kehabisan napas. Terasa kontolnya yang masih full ngaceng itu menekan kuat bagian pusarku, karena memang tubuhnya lebih tinggi dariku.

Sementara bibir kami bertautan mesra, jemari tangannya mulai menggerayangi bagian bawah tubuhku, dua detik kemudian jemari kedua tangannya telah berada di atas bulatan kedua belah bokongku. Diremasnya dengan gemas, jemarinya bergerak memutar di bokongku. Aku merintih dan mengerang kecil dalam cumbuannya. Lalu dia merapatkan bagian bawah tubuhnya ke depan sehingga mau tak mau kontolnya yang tetap tegang itu jadi terdesak perutku lalu menghadap ke atas. Aku tak memberontak dan diam saja.

Sementara itu dia mulai menggesek-gesekkan kontolnya yang tegang itu di perutku. Namun baru juga 10 detik aku melepaskan ciuman dan pelukannya dan tertawa-tawa kecil,

“Kamu apaan sih kok ketawa”, tanyanya heran.
“Abisnya… Mas sih, kan aku geli digesekin kaya gitu”, sahutku sambil terus tertawa kecil.

Dia segera merengkuh tubuhku kembali ke dalam pelukannya, dan aku tak menolak saat dia menyuruhku untuk meremas kontolnya seperti tadi. Segera jemari tangan kananku mengusap dan mengelus-elus kontolnya dan sesekali kuremas. Dia menggelinjang nikmat.

“aagghh… Din… terus sayang…” bisiknya mesra.

Wajah kami saling berdekatan dan aku memandang wajahnya yang sedang meringis menahan rasa nikmat.

“Enaak ya mass…” bisikku mesra. Jemari tanganku semakin gemas saja mempermainkan kontolnya bahkan mulai kukocok seperti tadi.

Dia melepaskan kecupan dan pelukanku.

“Gerah nih sayang, aku buka baju dulu yaah sayang”, katanya sambil terus mencopot kancing kemejanya satu persatu lalu dilemparkan sekenanya ke samping.

Kini dia benar-benar polos dan telanjang bulat di hadapanku. Aku masih tetap mengocok kontolnya maju mundur.

“Sayang… kau suka yaa sama kontolku”, katanya.

Sambil tetap mengocok kontolnya aku menjawab dengan polos.

“suka sih Mas… habis kontol Mas lucu juga, keras banget Mas kayak kayu”, ujarku tanpa malu-malu lagi.
“Lucu apanya sih?” tanyanya.

Aku memandangnya sambil tersenyum

“pokoknya lucu saja”, bisikku lirih tanpa penjelasan.
“Gitu yaa… kalau memek kamu seperti apa yaa… aku pengen liat dong”, katanya.

Aku mendelik sambil melepaskan tanganku dari kontolnya.

“Mas jorok ahh…” sahutku malu-malu. “Ayo, aku sudah kepengen ngerasain nih… aku buka ya celana kamu”, katanya lagi.

Dan dengan cepat dia berjongkok di depanku, kedua tangannya meraih pinggulku dan didekatkan ke arahnya. Pada mulanya aku agak memberontak dan menolak tangannya namun begitu aku memandang wajahnya yang tersenyum padaku akhirnya aku hanya pasrah dan mandah saat jemari kedua tangannya mulai gerilya mencari ritsluiting celana ketatku yang berwarna putih itu.

Mukanya persis di depan selangkanganku sehingga dia dapat melihat gundukan bukit memekku dari balik celana ketatku. Dia semakin tak sabar, dan begitu menemukan ritsluitingku segera ditariknya ke bawah sampai terbuka, kebetulan aku tak memakai sabuk sehingga dengan mudah dia meloloskan dan memplorotkan celanaku sampai ke bawah. Sementara pandangannya tak pernah lepas dari selangkanganku, dan kini terpampanglah di depannya CDku yang berwarna putih bersih itu tampak sedikit menonjol di tengahnya. Terlihat dari CDku yang cukup tipis itu ada warna kehitaman, jembutku. Waahh… dia memandang ke atas dan aku menatapnya sambil tetap tersenyum.

“Aku buka ya.. CDnya”, tanyanya.

Aku hanya menganggukan kepala perlahan. Dengan gemetar jemari kedua tangannya kembali merayap ke atas menelusuri dari kedua betisku terus ke atas sampai kedua belah paha, dia mengusap perlahan dan mulai meremas.

“Oooh…Masss” aku merintih kecil.

kemudian jemari kedua tangannya merayap ke belakang kebelahan bokongku yang bulat. Dia meremas gemas disitu. Ketika jemari tangannya menyentuh tali karet CDku yang bagian atas, sreeet… secepat kilat ditariknya ke bawah CDku itu dengan gemas dan kini terpampanglah sudah daerah ‘forbidden’ ku.

Menggembung membentuk seperti sebuah gundukan bukit kecil mulai dari bawah pusarku sampai ke bawah di antara kedua belah pangkal pahaku, sementara di bagian tengah gundukan bukit memekku terbelah membentuk sebuah bibir tebal yang mengarah ke bawah dan masih tertutup rapat menutupi celah liang memekku. Dan di sekitar situ ada jembut yang cukup lebat.

“Oohh.. Din, indahnya…” Hanya kalimat itu yang sanggup diucapkan saat itu.

Dia mendongak ketika aku sedang membuka baju kaosku, setelah melemparkan kaos sekenanya kedua tanganku lalu menekuk ke belakang punggungnya hendak membuka braku dan tesss… bra itupun terlepas jatuh di mukanya. Selanjutnya aku melepas juga celana dan CDku yang masih tersangkut di mata kakiku, lalu sambil tetap berdiri di depannya, aku tersenyum manis kepadanya, walaupun wajahku sedikit memerah karena malu.

Toketku berbentuk bulat seperti buah apel, besarnya kira-kira sebesar dua kali bola tenis, warnanya putih bersih hanya pentil kecilnya saja yang tampak berwarna merah muda kecoklatan.

“kamu cantik sekali sayang”, bisiknya lirih.

Aku mengulurkan kedua tanganku kepadanya mengajaknya berdiri lagi.

“Mass… aku sudah siap, aku sayang sama Mas, aku akan serahkan semuanya seperti yang Mas inginkan”, bisikku mesra.

Dia merangkul tubuhku yang telanjang. Badanku seperti kesetrum saat kulitku menyentuh kulit nya, kedua toketku yang bulat menekan lembut dadanya yang bidang. Jemari tangannya tergetar saat mengusap punggungku yang telanjang,

“Aahh.. Din kita ngentot di kamar yuk, aku sudah kepingin ngen tot sayang”, bisiknya tanpa malu-malu lagi.

Aku hanya tersenyum dalam pelukannya. “Terserah Mas saja, mau ngentotnya dimana”, sahutku mesra.

Dengan penuh nafsu dia segera meraih tubuhku dan digendongnya ke dalam kamar. Direbahkannya tubuhku yang telanjang bulat itu di atas kasur busa di dalam kamar tengah, tempat tidur itu tak terlalu besar, untuk 2 orang pun harus berdempetan. Suasana dalam kamar kelihatan gelap karena semua gorden tertutup, gorden yang berada dalam kamar ini sama sekali tidak menghadap ke jalan umum namun menghadap ke kebun di belakang. Dia segera membuka gorden agar sinar matahari sore dapat masuk, dan benar saja begitu disibakkan sinar matahari dari arah barat langsung menerangi seluruh isi kamar.

Dia memandangi tubuhku yang telanjang bulat di ranjang. Segera dia menaiki ranjang, aku memandangnya sambil tersenyum. Dia merayap ke atas tubuhku yang bugil dan menindihnya, sepertinya dia sudah tak sabar ingin segera memasuki memekku.

“Buka pahamu sayang, aku ingin mengen totimu sekarang”, bisiknya bernafsu.
“Mass…” aku hanya melenguh pasrah saat dia setengah menindih tubuhku dan kontolku yang tegang itu mulai menusuk celah memekku, tangannya tergetar saat membimbing kontolnya mengelus memekku lalu menelusup di antara kedua bibir memekku.
“Sayang, aku masukkan yaah… kalau sakit bilang sayang.. kamu kan masih perawan.”
“Pelan-pelan Mas”, bisikku pasrah.

Lalu dengan jemari tangan kanannya diarahkannya kepala kontolnya ke memekku. Aku memeluk pinggangnya mesra, sementara dia mencari liang memekku di antara belahan bukit memekku. Dia mencoba untuk menelusup celah bibir memekku bagian atas namun setelah ditekan ternyata jalan buntu.

“Agak ke bawah Mas, aahh kurang ke bawah lagi Mas… mm.. yah tekan di situ Mas… aawww pelan-pelan Mas sakiiit”, aku memekik kecil dan menggeliat kesakitan.

Akhirnya dia berhasil menemukan celah memekku itu setelah aku menuntunnya, diapun mulai menekan ke bawah, kepala kontolnya dipaksanya untuk menelusup ke dalam liang memekku yang sempit. Dia mengecup bibir ku sekilas lalu berkonsentrasi kembali untuk segera dapat membenamkan kontolnya seluruhnya ke dalam liang memekku. Aku mulai merintih dan memekik-mekik kecil ketika kepala kontolnya yang besar mulai berhasil menerobos liang memekku yang sangat-sangat sempit sekali.

“Tahan sayang…aku masukkan lagi, sempit sekali sayang aahh”, erangnya mulai merasakan kenikmatan dan kurasakan kepala kontolnya berhasil masuk dan terjepit ketat sekali dalam liang memekku.
“aawwww…. masss sakiit…” teriakku memelas, tubuhku menggeliat kesakitan.

Dia berusaha menentramkan aku sambil mengecup mesra bibirku dan dilumat dengan perlahan. Lalu,

“tahan sayang, baru kepalanya yang masuk sayang, aku tekan lagi yaah”, bisiknya.

Tiba-tiba dia mencabut kembali kontolnya yang baru masuk kepalanya saja itu dengan perlahan.

“Ah… sayang, aku masukin nanti saja deh, liang memekmu masih sangat sempit dan kering sayang.”
“memekku sakit Mas”, erangku lirih.
“Yahh… aku tahu sayang kamu kan masih perawan, kita bercumbu dulu sayang, aku kepingin melihat kamu nyampe”, bisiknya bernafsu.

Segera dia merebahkan badannya di atas tubuhku dan dipeluknya dengan kasih sayang,

“Din… hh.. bagaimana perasaanmu sayang”, bisiknya mesra. Aku memandangnya dan tertawa renyah.
“mm… aku bahagia sekali bersama Mas seperti ini, rasanya nikmat ya Mas berpelukan sambil telanjang kaya gini”, ujarku polos.
“Iyaa sayang, anggaplah aku suamimu saat ini sayang”, bisiknya nakal.
“Iih.. Mas, Mas cumbui isterimu dong, beri istrimu kenik…mmbhh”, belum sempat aku selesai ngomong, dia sudah melumat bibirku.

Aku membalas ciumannya dan melumat bibirnya dengan mesra.Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku dan aku langsung mengulumnya hangat, begitu sebaliknya. Jemari tangan kirinya merayap ke bawah menelusuri sambil mengusap tubuhku mulai pundak terus ke bawah sampai ke pinggul dan diremasnya dengan gemas. Ketika tangannya bergerak kebelakang ke bulatan bokongku, dia mulai menggoyangkan seluruh badannya menggesek tubuhku yang bugil terutama pada bagian selangkangan dimana kontolnya yang sedang tegang-tegangnya menekan gundukan bukit memekku.

Dia menggerakkan pinggulnya secara memutar sambil menggesek-gesekkan batang kontolnya di permukaan bibir memekku sambil sesekali ditekan-tekan. Aku ikut-ikutan menggelinjang kegelian, beberapa kali kepala kontolnya yang tegang salah sasaran memasuki belahan bibir memekku seolah akan menembus liang memekku lagi. Aku hanya merintih kesakitan dan memekik kecil,

“Aawwww… Mas saakiit”, erangku.
“Aahh.. Din… memekmu empuk sekali sayang, ssshh”, dia melenguh keenakan.

Beberapa menit kemudian setelah kami puas bercumbu bibir, dia menggeser tubuhnya kebawah sampai mukanya tepat berada di atas kedua bulatan toketku, kini ganti perutnya yang menekan memekku. Jemari kedua tangannya secara bersamaan mulai menggerayangi gunung “Fujiyama” milikku, dia mulai menggesekkan ujung-ujung jemarinya mulai dari bawah toketku di atas perut terus menuju gumpalan kedua toketku yang kenyal dan montok. Aku merintih dan menggelinjang antara geli dan nikmat.

“Mass, geli”, erangku lirih.

Beberapa saat dia mempermainkan kedua pentilku yang kemerahan dengan ujung jemarinya. Aku menggelinjang lagi, dipuntirnya sedikit pentilku dengan lembut.

” Mas…” aku semakin mendesah tak karuan.

Secara bersamaan akhirnya dia meremas-remas gemas kedua toketku dengan sepenuh nafsu.

“Aawww…Mas”, aku mengerang dan kedua tanganku memegangi kain sprei dengan kuat.

Dia semakin menggila tak puas meremas lalu mulutnya mulai menjilati kedua toketku secara bergantian. Lidahnya menjilati seluruh permukaan toketku itu sampai basah, mulai dari toket yang kiri lalu berpindah ke toket yang kanan, digigit-gigitnya pentilku secara bergantian sambil diremas-remas dengan gemas sampai aku berteriak-teriak kesakitan. Lima menit kemudian lidahnya bukan saja menjilati kini mulutnya mulai beraksi menghisap kedua pentilku sekuat-kuatnya.

Dia tak peduli aku menjerit dan menggeliat kesana-kemari, sesekali kedua jemari tanganku memegang dan meremasi rambutnya, sementara kedua tangannya tetap mencengkeram dan meremasi kedua toketku bergantian sambil menghisap-hisap pentilnya. Bibir dan lidahnya dengan sangat rakus mengecup, mengulum dan menghisap kedua toketku. Di dalam mulutnya pentilku dipilin dengan lidahnya sambil terus dihisap. Aku hanya bisa mendesis, mengerang, dan beberapa kali memekik kuat ketika giginya menggigiti pentilku dengan gemas, hingga tak heran kalau di beberapa tempat di kedua bulatan toketku itu nampak berwarna kemerahan bekas hisapan dan garis-garis kecil bekas gigitannya.

Cukup lama dia mengemut toketku, setelah itu bibir dan lidahnya kini merayap menurun ke bawah. Ketika lidahnya bermain di atas pusarku, aku mulai mengerang-erang kecil keenakan, dia mengecup dan membasahi seluruh perutku. Ketika dia bergeser ke bawah lagi dengan cepat lidah dan bibirnya telah berada di atas gundukan bukit memekku.

“Buka pahamu Din..” teriaknya tak sabar, posisi pahaku yang kurang membuka itu membuatnya kurang leluasa untuk mencumbu memekku itu.
“Oooh… masss”, aku hanya merintih lirih.

Dia membetulkan posisinya di atas selangkangan ku. Aku membuka ke dua belah pahaku lebar-lebar, aku sudah sangat terangsang sekali. Kedua tanganku masih tetap memegangi kain sprei, aku kelihatan tegang sekali.

“Sayang… jangan tegang begitu dong sayang”, katanya mesra.
“Lampiaskan saja perasaanmu, jangan takut kalau IDin merasa nikmat, teriak saja sayang biar puass….” katanya selanjutnya.

Sambil memejamkan mata aku berkata lirih.

“Iya mass eenaak sih mass”, kataku polos.

Dia memandangi memekku yang sudah ditumbuhi jembut namun kulit dimemekku dan sekitarnya itu tidak tampak keriput sedikitpun, masih kelihatan halus dan kencang. Bibir memekku kelihatan gemuk dan padat berwarna putih sedikit kecoklatan, sedangkan celah sempit yang berada diantara kedua bibir memekku itu tertutup rapat.

“MAs… ngapain sih kok ngelamun, bau yaa Mas?” tanyaku sambil tersenyum. Wajahku sedikit kusut dan berkeringat.
”abisnya memekmu lucu sih, bau lagi”, balasnya nakal.
“Iiihh… jahat”, Belum habis berkata begitu aku memegang kepalanya dan mengucek-ucek rambutnya. Dia tertawa geli.

Selanjutnya aku menekan kepalanya ke bawah, sontak mukanya terutama hidung dan bibirnya langsung nyosor menekan memekku, hidungnya menyelip di antara kedua bibir memekku. Bibirnya mengecup bagian bawah bibir memekku dengan bernafsu, sementara jemari kedua tangannya merayap ke balik pahaku dan meremas bokongku yang bundar dengan gemas. Dia mulai mencumbui bibir memekku yang tebal itu secara bergantian seperti kalau dia mencium bibirku. Puas mengecup dan mengulum bibir bagian atas, dia berpindah untuk mengecup dan mengulum bibir memekku bagian bawah.

Karena ulahnya aku sampai menjerit-jerit karena nikmatnya, tubuhku menggeliat hebat dan terkadang meregang kencang, beberapa kali kedua pahaku sampai menjepit kepalanya yang lagi asyik masyuk bercumbu dengan bibir memekku. Dia memegangi kedua belah bokongku yang sudah berkeringat agar tidak bergerak terlalu banyak, sepertinya dia tak rela melepaskan pagutan bibirnya pada bibir memekku. aku mengerang-erang dan tak jarang memekik cukup kuat saking nikmatnya.

Kedua tanganku meremasi rambutnya sampai kacau, sambil menggoyang-goyangkan pinggulku. Kadang pantat kunaikkan sambil mengejan nikmat atau kadang kugoyangkan memutar seirama dengan jilatan lidahnya pada seluruh permukaan memekku. aku berteriak makin keras, dan terkadang seperti orang menangis saking tak kuatnya menahan kenikmatan yang diciptakannya pada memekku. Tubuhku menggeliat hebat, kepalaku bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat, sambil mengerang tak karuan.

Dia semakin bersemangat melihat tingkahku, mulutnya semakin buas, dengan nafas setengah memburu disibakkannya bibir memekku dengan jemari tangan kanannya, terlihat daging berwarna merah muda yang basah oleh air liurnya bercampur dengan cairan lendirku, agak sebelah bawah terlihat celah liang memekku yang amat sangat kecil dan berwarna kemerahan pula. Dia mencoba untuk membuka bibir memekku agak lebar, namun aku memekik kecil karena sakit.

“aawww mass.. sakiit”, pekikku kesakitan.
“maaf sayang, sakit yaa…” bisiknya khawatir.

Dia mengusap dengan lembut bibir memekku agar sakitnya hilang, sebentar kemudian lalu disibakkan kembali pelan-pelan bibir memekku, celah merahnya kembali terlihat, agak ke atas dari liang memekku yang sempit itu ada tonjolan daging kecil sebesar kacang hijau yang juga berwarna kemerahan, inilah itil, bagian paling sensitif dari memek wanita. Lalu secepat kilat dengan rakus lidahnya dijulurkan sekuatnya keluar dan mulai menyentil-nyentil daging itilku. Aku memekik sangat keras sambil menyentak-nyentakkan kedua kakiku ke bawah.

Aku mengejang hebat, pinggulku bergerak liar dan kaku, sehingga jilatannya pada itilku jadi luput. Dengan gemas dia memegang kuat-kuat kedua belah pahaku lalu kembali menempelkan bibir dan hidungnya di atas celah kedua bibir memekku, dia menjulurkan lidahnya keluar sepanjang mungkin lalu ditelusupkannya lidahnya menembus jepitan bibir memekku dan kembali menyentil nikmat itilku dan, aku memekik tertahan dan tubuhku kembali mengejan sambil menghentak-hentakkan kedua kakiku, pantat ku angkat ke atas sehingga lidahnya memasuki celah bibir memekku lebih dalam dan menyentil-nyentil itilku.

Begitu singkat karena tak sampai 1 menit aku terisak menangis dan ada semburan lemah dari dalam liang memekku berupa cairan hangat agak kental banyak sekali. Dia masih menyentil itilku beberapa saat sampai tubuhku terkulai lemah dan akhirnya pantatku pun jatuh kembali ke kasur. Aku melenguh panjang pendek meresapi kenikmatan yang baru kurasakan, sementara dia masih menyedot sisa-sisa lendir yang keluar ketika aku nyampe. Seluruh selangkanganku tampak basah penuh air liur bercampur lendir yang kental. Dia menjilati seluruh permukaan memekku sampai agak kering,

“Sayaang… puas kan…” bisiknya lembut namun aku sama sekali tak menjawab, mataku terpejam rapat namun mulutku tersenyum bahagia.
“Giliranku sayang, aku mau masuk nih… tahan sakitnya sayang”, bisiknya lagi tanpa menunggu jawabannya.

Dia segera bangkit dan duduk setengah berlutut di atas tubuhku yang telanjang berkeringat. Toketku penuh lukisan hasil karyanya. Dengan agak kasar dia menarik kakiku ke atas dan ditumpangkannya kedua pahaku pada pangkal pahanya sehingga kini selangkanganku menjadi terbuka lebar. Dia menarik bokongku ke arahnya sehingga kontolnya langsung menempel di atas memekku yang masih basah. Dia mengusap-usapkan kepala kontolnya pada kedua belah bibir memekku dan lalu beberapa saat kemudian dengan nakal kontolnya ditepuk-tepukkan dengan gemas ke memekku.

Aku menggeliat manja dan tertawa kecil,

“Mas… iiih.. gelii.. aah”, jeritku manja.
“Sayaang, kontolku mau masuk nih… tahan yaa sakitnya”, bisiknya nakal penuh nafsu.
“Iiihh… jangan kasar ya mass… pelan-pelan saja masukinnya, aku takut sakiit”, sahutku polos penuh kepasrahan.

Sedikit disibakkannya bibir memekku dengan jemari kirinya, lalu diarahkannya kepala kontolnya yang besar ke liang memekku yang sempit. Dia mulai menekan dan aku pun meringis, dia tekan lagi… akhirnya perlahan-lahan mili demi mili liang memekku itu membesar dan mulai menerima kehadiran kepala kontolnya. Aku menggigit bibir. Dia melepaskan jemari tangannya dari bibir memekku dan plekk… bibir memekku langsung menjepit nikmat kepala kontolnya.

“Tahan sayang…” bisiknya bernafsu.

Aku hanya mengangguk pelan, mata lalu kupejamkan rapat-rapat dan kedua tanganku kembali memegangi kain sprei. Dia agak membungkukkan badannya ke depan agar pantatnya bisa lebih leluasa untuk menekan ke bawah. Dia memajukan pinggulnya dan akhirnya kepala kontolnya mulai tenggelam di dalam liang memekku. Dia kembali menekan, dan aku mulai menjerit kesakitan. Dia tak peduli, mili demi mili kontolnya secara pasti terus melesak ke dalam liang memekku dan tiba-tiba setelah masuk sekitar 4 centi seperti ada selaput lunak yang menghalangi kepala kontolnya untuk terus masuk, dia terus menekan dan aku melengking keras sekali lalu menangis terisak-isak. selaput daraku robek.

Dia terus menekan kontolnya, ngotot terus memaksa memasuki liang memekku yang luar biasa sempit itu. Dia memegang pinggulku, dan ditariknya kearahnya kontolnya masuk makin ke dalam, Aku terus menangis terisak-isak kesakitan, sementara dia sendiri malah merem melek keenakan. Dan dia menghentak keras ke bawah, dengan cepat kontolnya mendesak masuk liang memekku. dia mengerang nikmat. Dihentakkan lagi pantatnya ke bawah dan akhirnya kontolnya secara sempurna telah tenggelam sampai kandas terjepit di antara bibir memekku. dia berteriak keras saking nikmatnya, matanya mendelik menahan jepitan ketat memekku yang luar biasa.

Sementara aku hanya memekik kecil lalu memandangnya sayu.

“Mass… aku sudah nggak perawan lagi sekarang”, bisikku lirih.

Kami sama-sama tersenyum.

Direbahkannya badannya di atas tubuhku yang telanjang, aku memeluknya penuh kasih sayang, toketku kembali menekan dadanya. Memekku menjepit meremas kuat kontolnya yang sudah amblas semuanya. Kami saling berpandangan mesra,dia mengusap mesra wajahku yang masih menahan sakit menerima tusukan kontolnya.

“Mas… bagaimana rasanya”, bisikku mulai mesra kembali, walaupun sesekali kadang aku menggigit bibir menahan sakit. “Enaak sayang.. dan nikmaat… oouhh aku nggak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata sayang… selangit pokoknya”, bisiknya.
“MAs, bagaimana kalau aku sampai hamil?” bisikku sambil tetap tersenyum.”Oke…nanti setelah ngentot kita cari obat di apotik, obat anti hamil”, bisiknya gemas.
“Iihh… nakal…” sahutku sambil kembali mencubit pipinya.
“Biariin…”
“Maasss…” aku agak berteriak.
“Apaan sih…” tanyanya kaget.

Lalu sambil agak bersemu merah dipipi aku berkata lirih.

“dienjot dong…” bisikku hampir tak terdengar.
“Iiih kamu kebanyakan nonton film porno, kan memeknya masih sakiit”, jawabnya.
“Pokoknya, dienjot dong Mas…” sahutku manja.

Dia mencium bibirku dengan bernafsu, dan akupun membalas dengan tak kalah bernafsu. Kami saling berpagutan lama sekali, lalu sambil tetap begitu dia mulai menggoyang pinggul naik turun. kontolnya mulai menggesek liang memekku dengan kasar, pinggulnya menghunjam-hunjam dengan cepat mengeluar masukkan kontolnya yang tegang. Aku memeluk punggungnya dengan kuat, ujung jemari tanganku menekan punggungnya dengan keras. Kukuku terasa menembus kulitnya. Tapi dia tak peduli, dia sedang menikmati tubuhku. Aku merintih dan memekik kesakitan dalam cumbuannya.

Beberapa kali aku sempat menggigit bibirnya, namun itupun dia tak peduli. Dia hanya merasakan betapa liang memekku yang hangat dan lembut itu menjepit sangat ketat kontolnya. Ketika ditarik keluar terasa daging memekku seolah mencengkeram kuat kontolnya, sehingga terasa ikut keluar. Aku melepaskan ciumannya dan mencubit pinggangnya.

“Awww… aduuh Mass… sakit … . ngilu Mas” aku berteriak kesakitan.
“Maaf sayang… aku mainnya kasar yaah? aku nggak tahan lagi sayang aahhgghghh”, bisiknya.
“pejuku mau keluar, desahnya sambil menyemprotkan peju yang banyak di liang memekku.

Kami pun berpelukan puas atas kejadian tersebut. Dan tanpa terasa kami ketiduran sambil berpelukan telanjang bulat karena kecapaian dalam permainan tadi.

Kami tidur dua jam lamanya lalu kami berdua mandi bersama. Di dalam kamar mandi kami saling membersihkan dan berciuman. Dia minta aku jongkok. Dia mengajariku untuk menjilati serta mengulum kontolnya yang sudah tegak berdiri. Kontolnya kukulum sambil mengocoknya pelan-pelan naik turun.

“Enak banget yang, kamu cepet ya belajarnya. Terus diemut yang”, erangnya.

Kemudian giliran dia, aku disuruhnya berdiri sambil kaki satunya ditumpangkan di bibir bathtub agar siap mendapat serangan oralnya. Dia menyerang selangkanganku dengan lidah yang menari-nari kesana kemari pada itilku sehingga aku mengerang sambil memegang kepalanya untuk menenggelamkannya lebih dalam ke memekku. Dia tahu apa yang kumau, lalu dijulurkannya lidahnya lebih dalam ke memekku sambil mengorek-korek itilku dengan jari manisnya. Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan sampai aku nyampe, dengan derasnya lendirku keluar tanpa bisa dibendung. Dia menjilati dan menelan semua lendirku itu tanpa merasa jijik.

“Mas, nikmat banget deh, aku sampe lemes”, kataku.
“Ya udah kamu istirahat aja, aku mau ngangetin makanan dulu ya”, katanya. .

Aku berbaring di ranjang, ngantuk sampe ketiduran lagi.

DIa membangunkanku dan mengajakku makan nasi padang yang sudah disiapkannya.

“Din, malem ini kita tidur disini aja ya, aku masih pengen ngerasain peretnya memekmu lagi. Kamu mau kan kita ngen tot lagi”, katanya sambil membelai pipiku.
“Aku nurut aja apa yang mas mau, aku kan udah punyanya mas”, jawabku pasrah.

Sehabis makan langsung Aku dibawanya lagi keranjang, dan direbahkan. Kami langsung berpagutan lagi, aku sangat bernapsu meladeni ciumannya. Dia mencium bibirku, kemudian lidahnya menjalar menuju ke toketku dan dikulumnya pentilku. Terus menuju keperut dan dia menjilati pusarku hingga aku menggelepar menerima rangsangan itu yang terasa nikmat.

“Mas enak sekali..” nafasku terengah2.

Lumatannya terus dilanjutkannya pada itilku. Itilku dijilatinya, dikulum2, sehingga aku semakin terangsang hebat. Pantatku kuangkat supaya lebih dekat lagi kemulutnya. Diapun merespons hal itu dengan memainkan lidahnya ke dalam memekku yang sudah dibukanya sedikit dengan jari. Ketika responsku sudah hampir mencapai puncak, dia menghentikannya. Dia ganti dengan posisi 6. Dia telentang dan minta aku telungkup diatas tubuhnya tapi kepalaku ke arah kontolnya. Dia minta aku untuk kembali menjilati kepala kontolnya lalu mengulum kontolnya keluar masuk mulutku dari atas.

Setelah aku lancar melakukannya, dia menjilati memek dan itilku lagi dari bawah. Selang beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif untuk menancapkan kontolnya di memekku.

Aku ditelentangkannya, pahaku dikangkangkannya, pantatku diganjal dengan bantal.

“buat apa mas, kok diganjel bantal segala”, tanyaku.
“biar masuknya dalem banget yang, nanti kamu juga ngerasa enaknya”, jawabnya sambil menelungkup diatasku.

Kontolnya digesek2kan di memekku yang sudah banyak lendirnya lagi karena itilku dijilati barusan.

“Ayo Mas cepat, aku sudah tidak tahan lagi” pintaku dengan bernafsu.
“Wah kamu sudah napsu ya Din, aku suka kalo kita ngen tot setelah kamu napsu banget sehingga gak sakit ketika kontolku masuk ke memek kamu”, jawabnya.

Dengan pelan tapi pasti dia masukan kontolnya ke memekku.

“Pelan2 ya mas, biar gak sakit”, lenguhku sambil merasakan kontolnya yang besar menerobos memekku yang masih sempit.

Dia terus menekan2 kontolnya dengan pelan sehingga akhirnya masuk semua. Lalu dia tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam, terasa kontolnya nancep dalem sekali.

“Mas enjot yang cepat, Mas, aku udah mau nyampe ach.. Uch.. Enak Mas, lebih enak katimbang dijilat mas tadi”, lenguhku.
“Aku juga mau keluar, yang”, jawabnya.

Dengan hitungan detik kami berdua nyampe bersama sambil merapatkan pelukan, terasa memekku berkedutan meremes2 kontolnya. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga.

Sudah satu jam kami beristirahat, lalu dia minta aku mengemut kontolnya lagi.

“Aku belum puas yang, mau lagi, boleh kan?” yanyanya.
“Boleh mas, aku juga pengen ngerasain lagi nyampe seperti tadi”, jawabku sambil mulai menjilati kepala kontolnya yang langsung ngaceng dengan kerasnya.

Kemudian kepalaku mulai mengangguk2 mengeluar masukkan kontolnya dimulutku. Dia mengerang kenikmatan,

“Enak banget Din emutanmu. Tadi memekmu juga ngempot kontolku ketika kamu nyampe. Nikmat banget deh malam ini, boleh diulang ya sayang kapan2?. Aku diam tidak menjawab karena ada kontolnya dalam mulutku.
“Din, aku udah mau ngecret nih, aku masukkin lagi ya ke memek kamu”, katanya sambil minta aku nungging.
“MAu ngapain mas, kok aku disuru nungging segala”, jawabku tidak mengerti.
“udah kamu nungging aja, mas mau ngen totin kamu dari belakang”, jawabnya.

Sambil nungging aku bertanya lagi,

“Mau dimasukkin di pantat ya mas, aku gak mau ah”.
“Ya gak lah yang, ngapain di pantat, di memek kamu udah nikmat banget kok”, jawabnya.

dengan pelan diumasukkannya kontolnya ke memekku, ditekan2nya sampe amblas semua, terasa kontolnya masuk dalem sekali, seperti tadi ketika pantatku diganjel bantal. Kontolnya mulai dikeluarmasukkan dengan irama lembut. Tanpa sadar aku mengikuti iramanya dengan menggoyangkan pantatku. Tangan kirinya menjalar ke toketku dan diremas-remas kecil, sambil mulai memompa dengan semakin cepat. Aku mulai merasakan nikmatnya dien tot, sakit sudah tidak terasa lagi.

“Mas, aku udah ngerasa enaknya dien tot, terus yang cepet ngenjotnya mas, rasanya aku udah mau nyampe lagi”, erangku.

Dia tidak menjawab, enjotan kontolnya makin lama makin cepet dan keras, nikmat banget deh rasanya. Akhirnya dengan satu enjotan yang keras dia melenguh,

“Din aku ngecret, aah”, erangnya.
“Mas, aku nyampe juga mas, ssh”, bersamaan dengan ngecretnya pejunya aku juga nyampe.Kembali aku terkapar kelelahan.

Ketika aku terbangun, hari udah terang. Aku nggeletak telanjang bulat di ranjang dengan Satu kaki terbujur lurus dan yang sebelah lagi menekuk setengah terbuka mengangkang. Dia yang sudah bangun lebih dulu, menaiki ranjang dan menjatuhkan dadanya diantara kedua belah paha ku. Lalu dengan gemas, diciumnya pusarku.

” Mass, geli!” aku menggeliat manja.

Dia tersenyum sambil terus saja menciumi pusarku berulang2 hingga aku menggelinjang beberapa kali. Dengan menggunakan ke2 siku dan lututnya ia merangkak sehingga wajahnya terbenam diantara ke2 toketku. Lidahnya sedikut menjulur ketika dia mengecup pentilku sebelah kiri, kemudian pindah ke pentil kanan. Diulangnya beberapa kali, kemudian dia berhenti melakukan jilatannya. Tangan kirinya bergerak keatas sambil meremes dengan lembut toketku. Remasannya membuat pentilku makin mengeras, dengan cepat dikecupnya pentilku dan dikulum2nyasambil mengusap punggungku dengan tangan kanannya.

“Kamu cantik sekali,” katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku.

Aku hanya tersenyum, aku senang mendengar pujiannya. Kurangkul lehernya, kemudian kucium bibirnya. Lidahnya yang nyelip masuk mulutku kuhisap2. Aku segera meraba kontolnya lagi, kugenggam dan kugesek2kan ke memekku yang mulai berlendir. Lendir memekku melumuri kepala kontolnya, kontolnya menjadi makin keras. Urat2 berwarna hijau di kulit batang kontolnya makin membengkak. Dia menekan pinggulnya sehingga kepala kontolnya nyelip di bibir memekku. Terasa bibir memekku menjepit kontolnya yang besar itu.

Dia menciumi leherku, dadanya direndahkan sehingga menekan toketku.

“Oh…mas”, lenguhku ketika ia menciumi telingaku.
“Kakimu dibelitkan di pinggangku Din”, pintanya sambil terus mencium bibirku.

Tangan kirinya terus meremas toketku sedang tangan satunya mengelus pahaku yang sudah kulingkarkan di pinggangnya. Lalu dia mendorong kontolnya lebih dalam. Sesak rasanya memekku. Pelan2 dia menarik sedikit kontolnya, kemudian didorongnya. Hal ini dia lakukan beberapa kali sehingga lendir memekku makin banyak keluarnya, mengolesi kepala kontolnya. Sambil menghembuskan napas, dia menekan lagi kontolnya masuk lebih dalam. Dia menahan gerakan pinggulnya ketika melihat aku meringis.

“Sakit yang”, tanyanya.
“Tahan sedikit ya”. Dia kembali menarik kontolnya hingga tinggal kepalanya yang terselip di bibir luar memekku, lalu didorongnya kembali pelan2.

Dia terus mengamati wajahku, aku setengah memejamkan mata tapi sudah tidak merasa sakit.

“Din, nanti dorong pinggul kamu keatas ya”, katanya sambil menarik kembali kontolnya.

Dia mencium bibirku dengan lahap dan mendorong kontolnya masuk kontolnya. Pentilku diremesnya dengan jempol dan telunjuknya. Aku tersentak karena enjotan kontolnya dan secara reflex aku mendorong pinggulku ke atas sehingga kontolnya nancap lebih dalam. Aku menghisap lidahnya yang dijulurkan masuk ke mulutku.

Sementara itu dia terus menekan kontolnya masuk lebih dalam lagi. Dia menahan gerakan pinggulnya, rambutku dibelai2nya dan terus mengecup bibirku. Kontolnya kembali ditariknya keluar lagi dan dibenamkan lagi pelan2, begitu dilakukannya beberapa kali sehingga seluruh kontolnya sudah nancap di memekku. Aku merangkul lehernya dan kakiku makin erat membelit pinggangnya.

”Akh mas”, lenguhku ketika terasa kontolnya sudah masuk semua, terasa memekku berdenyut meremes2 kontolnya.
“Masih sakit Din”, tanyanya.
“Enak mas”, jawabku sambil mencakari punggungnya, terasa biji pelernya memukul2 pantatku.

Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku. Entah bagaimana dia mengenjotkan kontolnya, itilku tergesek kontolnya ketika dia mengenjotkan kontolnya masuk. Aku menjadi terengah2 karena nikmatnya. Dia juga mendesah setiap kali mendorong kontolnya masuk semua,

“Din, memekmu peret sekali, terasa lagi empotannya, enak banget sayang ngentot dengan kamu”.Tangannya menyusup ke punggungku sambil terus mengenjotkan kontolnya. Terasa bibir memekku ikut terbenam setiap kali kontolnya dienjot masuk.

“Mas”, erangku. Terdengar bunyi “plak” setiap kali dia menghunjamkan kontolnya.

Bunyi itu berasal dari beradunya pangkal pahanya dengan pangkal pahaku karena aku mengangkat pinggulku setiap dia mengenjot kontolnya masuk.

“Din, aku udah mau ngecrot”, erangnya lagi.

Dia menghunjamkan kontolnya dalam2 di memekku dan terasalah pejunya nyembur2 di dalam memekku. Bersamaan dengan itu, “Mas, aku nyampe juga mas”, aku mengejang karena ikutan nyampe. Nikmat banget bersama dia, walaupun perawanku hilang aku tidak nyesel karena ternyata dien tot itu mendatangkan kenikmatan luar biasa.

Sensasi Menang Ratusan Juta Rupiah Di Sini



CeritaDewasa - Kan cuma dipoto kamu tetap akan masih perawan ujarku menyakinkan lolita pembantuku yang masih berusia 16 tahun masih terlihat polos, namun yang membuatku tergiur adalah tubuhnya yang sudah membentuk indah dengan buah dada yang menyembul seksi dan kulitnya yang putih ditambah wajahnya yang masih imut.
kalo kamu mau…. uang ini gak usah di cicil…, seraya ku raih tangannya dan kuberikan uang 5 juta ditangannya yang ia butuhkan untuk membayar biaya rumah sakit ibunya di kampung.

jam menunjukan pukul 10 siang saat aku kembali dari kantorku dengan alasan mengambil dokumen yang tertinggal dirumah, hari ini aku menagih janji lolita disaat jam kerja dengan begitu istriku pun sedang berada di kantornya. dadaku berdegup kencang penuh napsu saat lolita membuka pintu gerbang. dari dalam mobil ku pandangi wajahnya, dadanya yang menyembul dibalik bajunya dan pinggulnya yang meliuk indah.

tapi… bapak janji ya, saya cuma dipoto…. jangan diperkosa pak… ucap lolita, dan kuyakinkan kepadanya, aku tak akan merenggut keperawanannya.
pada awalnya kuambil beberapa poto dengan kondisi lolita masih mengenakan baju lengkap, kuminta ia untuk berpose sesuai keinginanku.
roknya diangkat… pintaku seraya kubidik dan kuambil gambarnya. hingga perlahan baju dan rok nya kuminta dilepasnya satu persatu sambil kuambil gambarnya.
buka ta… pintaku saat tangannya terhenti membuka bra-nya. dan perlahan bra itu terlepas dari kedua buah dadanya yang ranum dan montok menggantung bebas begitu indah. kuminta agar ia berpose sambil kupuji keindahan buah dadanya.

dan akhirnya kuminta lolita melepas celana dalamnya.tanpa menunggu lama ia menurunkan celana dalamnya dan melepas dari kedua kakinya. bulu-bulu lembut hitam menghias di pangkal selangkangannya. dengan usianya masih 16 tahun bulu kemaluannya masih terlihat lembut dan indah dan aku beraksi dengan kameraku hingga kuminta ia untuk mengangkang dan memperlihatkan vaginanya.
aaah..ta cantik banget memek kamu… pujiku. sungguh vagina perawan asli masih mulus dan bibir lubang yang masih tertutup rapat.

ku letakkan kameraku. sudah ta… ujarku kepada lolita yang meraih pakaiannya tapi segera kuminta agar tak dipakainya dulu.
aahh…paak…!, sergah lolita saat melihatku membuka celanaku.
enggak ta…tenang… cuma mau kasih liat…,kutenangkan dan kuterangkan bahwa aku cuma ingin memperlihatkan kepadanya. kukeluarkan kontolku dari seleting celanaku menegang menjulur keluar dihadapan lolita yang terpana melihat kontolku.
kukocok kontolku dihadapannya yang masih telanjang menyaksikanku.
tolong sebentar ya ta.. cuma mau ngocok biar keluar…ujarku kuminta agar lolita untuk duduk dengan kaki mengangkang menghadapku.
uuuhh… ta… memek kamu cantik banget…pujiku dengan tangan semakin kukocok lebih cepat sambil melihat kearah vagina nya yang masih perawan. bahkan setelah kuyakinkan dan lolita percaya aku hanya ingin melihat sambil mengocok ia mengangkangkan kedua kakinya lebih lebar memperlihatkan kepadaku. jari lentiknya membuka belahan vaginanya sehingga itilnya semakin terlihat menonjol kemerahan dan lubang kenikmatannya yang juga kemerahan terlihat basah.

ta.. kamu mau tolongin gak ?, tanyaku agar ia mau mendekat dan mengocokkan kontolku dengan tangannya.
biar cepet keluar ta…pintaku lagi. dan kulihat lolita beranjak dari duduknya mendekatiku setalah kambali kuyakinkan hanya ingin dikocokin tangannya. tubuh telanjangnya deket dihadapanku.aku duduk saat tangan lolita meraih kontolku dan perlahan dengan lembut mengocoknya.
aaaah… enak banget ta…pujiku. sesaat aku terpejam menikmati kocokan tangannya.
teruss. ta…pintaku lagi. tangan lentiknya mengocok semakin cepat kontolku yang semakin mengeras. kuliat kedua buah dadanya yang menggantung bebas bergerak sungguh indah.
ta boleh pegang ya…?, pintaku dan lolita mengangguk kepadaku dan membiarkan tanganku membelai buah dadanya. kubelai dan kuremas perlahan memberi sensasi yang begitu nikmat hingga akhirnya aku menggeram kusemburkan spermaku yang memancar keatas sebagian mengenai wajahnya yang terkejut.

aku terlentang kubiarkan kontolku yang sudah lunglai dan lolita membersihkan tangannya dengan tissu.
sekalian ta… pintaku untuk membersihkan spermaku yang berceceran di paha dan perutku. dengan menurut lolita membersihkannya. sambil kuminta agar tak memakai pakaiannya dulu.
malu ah pak… ucapnya.
kok malu ? kan telanjang bareng…ujarku dan ia hanya tersenyum malu.kupandangi lekukan pinggulnya dan bokongnya yang menyembul mulus dengan kuliatnya yang putih. aku meminta ijin untuk menyentuh dan menjamahnya. lolita hanya diam tersenyum dan membiarkan tanganku yang mengelus pinggangnya kemudian kebawah merekas bokongnya.
kamu udah pernah ngocok pacar kamu ya ta ?, tanyaku sambil ku elus pahanya, lolita hanya terdiam sambil tersipu malu.
udah pernah ya… nakal ya kamu…godaku.
bapak kok tau…, ucapnya dengan wajah memerah.
ya tau lah… dari cara kamu ngocok tadi…enak banget. ujarku sekenanya.
pernah isep juga ya…?, tanyaku lagi dan lolita mengangguk tersipu malu.
iih tau gitu minta isep aja… ujarku.

kurapikan pakaian karena aku harus kembali ke kantor aku meminta lolita untuk tak mengenakan pakaiannya sampai ia melepas aku di ruang tamu dan menutup pintu rumah.

——————————-

sudah lama pikirku setelah pemotretan itu. sambil kulihat poto-poto lolita dan kupandangi poto lolita yang telanjang duduk mengangkang memperlihatkan vagina nya yang masih perawan.
gak dipoto kok ta.. cuma pengen dikocokin kayak waktu itu…ujarku. siang itu aku kembali dari kantor.

ku rangkul lolita menuju kamarnya.
boleh cium ya ta.. ujarku.
boleh pak…, jawab lolita dan membiarkan pipinya kucium. kuraba dadanya membuar lolita melenguh manja kepadaku. lolita melepas semua pakaiannya telanjang bulat dihadapanku sementara kukeluarkan kontolku yang kuelus sambil memandang kemulusan tubuhnya yang telanjang memamerkannya dihadapanku. lolita membuka kedua kakinya saat melihatku mulai mengocok.
lolita mendekatiku saat kocokanku semakin cepat, tangannya mengambil alih tanganku dan mengocoknya dengan nikmat sambil tanganku beralih ke buah dadanya yang ku jamah dan kuremas-remas. sesekali tanganku mengelus bokongnya merayapi pinggulnya dan pundaknya dan kembali meremas buah dadanya. hingga akhirnya kusemburkan spermaku oleh tangannya.

aku beranjak dari ranjang setelah kupastikan istriku terlolitap oleh obat tidurnya. mengendap-endap aku menyelinap ke kamar lolita yang tak terkunci dan kudapati lolita yang tertidur dengan rok nya yang tersingkap. terlihat celana dalamnya yang putih membungkus vaginanya yang nampak bibirnya menerawang dibaliknya.

ingin rasanya kusetubuhi lolita namun aku sudah berjanji kepadanya untuk tidak merenggut keperawanannya. hingga selama ini aku hanya bisa memandang dan memegang tubuhnya sambil menyemburkan spermaku ditangannya.

malam ini kubangunkan lolita dan kuminta ia untuk mengocok kontolku lagi. hingga aku menyemburkan spermaku diwajahnya dan aku kembali kekamarku.

kamu telanjang ta… pintaku dengan tubuhku yang sudah telanjang kuyakinkan lagi dengan janjiku yang tidak akan merenggut keperawanannya.
cuma tidur telanjang bareng kayak suami istri gitu kok…cuma peluk-pelukan aja gak sampe dimasukin…. jelasku dan lolita menuruti keinginanku melepas dasternya, BH nya dan celana dalamnya.

kupeluk tubuh mulus ABG ini usianya masih 16 tahun mulus dan indah.
sambil tiduran yuk ta…ajakku, ku bimbing ke kasurnya berbaring dan aku ikut berbaring.
bapak janji gak akan perawanin kamu, ta…ucapku.
ini cuma pelukan seperti suami istri…. jelasku lagi. lolita hanya mengangguk dan pasrah saat kucium bibirnya. kubelai bulu kemaluannya dan semakin dalam masuk ke pangkal selangkangannya saat kuraba belahan vaginanya yang basah berlendir. kulumat bibirnya sambil aku menggumuli tubuh telanjangnya yang melekat menyatu dengan kulit tubuhku. kuciumi lehernya sambil kuremas-remas lembut kedua buah dadanya.
eesshh,,, eeeehh… lenguhnya saat ku hisap puting susunya, kuhisap ku jilati dengan lidahku membuatnya menggeliat penuh kenikmatan.

aku beringsut kebawah, ku elus kedua pahanya dan ku buka kedua kakinya.
aaaahh…lenguh lolita, saat kujilat vaginanya dan itilnya yang membuatnya menggelepar tak kuasa menahan kenimatan ini. aroma vagina perawan ini sungguh luar biasa harumnya. hinga kubuat lolita menggelepar mengalami orgasme oleh lidahku yang memainkan itilnya.

nafas nya tersengal, kupeluk dengan lembut dan ku cium pipinya.
enak ta…? bisikku dan lolita mengangguk memandangku sayu.
gantian ya ta… ucapku seraya kutindih tubuh telanjangnya, kuselipkan kontolku dislolita pahanya dan sambil kulumat bibirnya. kugoyangkan pinggulku hingga kontolku yang terjepit pahanya bergesek nikmat dengan pahanya yang mulus. namun semakin lama kurasakan kepala kontolku tersentuh pangkal selangkangannya, menyentuh dan menyundul bibir vaginanya.
ta…bisikku, kedua paha lolita semakin terbuka hingga kontolku tak lagi terjepit pahanya dan dengan kepala kontolku yang tepat terselip dibibir vaginanya. ingin rasanya aku mendorongnya hingga kepala kontolku melesal masuk kedalam vaginanya. namun aku hanya terdiam memandangnya.
ta…? bisikku. lolita menatapku dengan tatapannya penuh harap.
boleh dimasukin ta…?, tanyaku dan kulihat lolita mengangguk. birahiku seakan tersentak bersorak gembira.

sesaat kupandang wajah cantiknya dan ku belai rambutnya, ku kecup bibirnya dan perlahan ku dorong pingulku hingga kepala kontolku menyeruak bibir vaginanya dan semakin dalam masuk ke lubang perawannya.
aaaahh… lenguh lolita memejamkan matanya dengan wajah terdongak keatas. ku hentikan sesaat dan kodorong lagi perlahan hingga wajahnya kembali terdongak keatas.
ooooohhh…pekik lolita saat semakin dalam hingga terbenamlah kontolku di dalam lubang perawannya. hangat sempit menjepit nikmat kontolku yang mulai bergarak keluar dan kembali masuk.

uuhh.. nikmat sekali vagina perawan ini, pikirku semakin lancar kontolku keluar masuk dan semakin terdengar lenguhan lolita yang semakin sering terdengar.
enak ta ?, bisikku dan lolita hanya mengangguk. sukurlah pikirku yang berarti ia sudah bisa menikmati kontolku yang semakin cepat menghujam hujam vaginanya. hingga tak lama tiba tiba tubuh lolita mengejang dengan wajah mendongak tubuhnya bergetar hebat, tangannya mencengkeram pundakku. lolita mencapai orgasmenya sambil tetap ku goyangkan pinggulnya sambil merasakan cengkeraman liang vaginanya yang seperti menghisap dan meremas kontolku.

wajahnya berkeringat dengan nafas terengah dengan tubuh lemas. kuminta ia membelakangiku dan kembali ku setubuhi dengan posisi menungging. bokongnya kuremas kupukul kecil, kupacu seperti kuda betina yang sedang kutunnggangi dan tak lama membuat tubuh lolita kebali mengejang nikmat.

malam ini kuperawani dan kunikmati tubuh lolita dengan segala kekuatanku hingga membuat lolita 4 kali mencapai orgasmenya.
lolita hanya terkulai lemah, tak berdaya saat aku rentangkan kedua kakinya dan kembali ku setubuhi. lenguhan lemah dari mulutnya membuat aku semakin bernapsu menghujamkan kontolku di vagina perawannya.
aaah… geramku menahan orgasmeku, aku tak ingin mencabutnya, aku ingin menyemburkan spermaku di dalam vaginanya. aku ingin menumpahkan spermaku di dalam rahimnya, dan aku ingin menghamilinya. terngiang dalam benakku sambil terus ku genjot dengan penuh napsu. hingga akal sehatku tersentak.
tidak jangan sampe lolita hamil, pikirku supaya aku bisa menikmatinya lagi dan lagi. dan tepat saat sperma ku hendak menyembur aku mencabut dari vaginanya dan ku sodorkan ke wajahnya yang disambut olehnya dengan menghisap kontolku.
aaahh… geramku dengan bersamaan keluarnya spermaku didalam mulut lolita.

usai membersikan spermaku, ku kecup bibirnya dan kutinggalkan lolita yang tergeletak lemas di kasur dengan tubuh polosnya. aku kembali kekamar dan kulihat istriku masih tertidur dengan lolitapnya.

===========================================

pah… aku berangkat duluan ya… ada miting hari ini…ujar istriku dengan sudah berpakaian rapih.
iya mah… aku gak enak badan nih, berangkat agak siang…ujarku kembali berselimut hingga terdengar motor istriku menghilang. aku teringat lolita yang telah kuperawani semalam. aku beranjak dari kasur. saat di ruang tengah kulihat lolita hendak menuju kamar mandi dengan handuk di pundaknya.
lolita… ibu sudah berangkat ?, tanyaku.
eh pak.. sudah tadi pak…jawabnya dengan wajah cantiknya merunduk terlihat lolitah mungkin karena semalam aku perawani, pikirku.
mau mandi ta ?, tanyaku
iya pak…
boleh ikut mandi ta ?
lolita hanya tersenyum yang berarti boleh, pikirku dan aku kembali ke kamar mengambil handukku. dan saat aku kembali kulihat lolita dengan tubuh telanjangnya tanpa menutup pintu kamar mandi menungguku dengan tersipu malu.
nakal kamu ya.. godaku seraya ku peluk tubuh telanjang nya. kulepas bajuku ikut telanjang tanpa kututup pintu kamar mandi. kembali kupeluk lolita dan kucium bibirnya.
semalam kamu gak merasa sakit kan ?, bisikku
enggak pak…
malah enak kan ?. dan lolita memgangguk tersipu.
makanya dari dulu aja kamu mau bapak masukin…lanjutku.
takut hamil pak…
tenang kalo sama bapak gak akan hamil…ujarku menenangkan.

lagi yuk ta.. ajakku seraya ku tuntun ia dan kupeluk mesra dengan tubuhnya dan tubuhku yang telanjang menuju ke ruang tengah, kuraih dan kunyalakan HP ku dengan posisi di dalam keadaan merekam kuletakan di meja diseblolitah disofa dan di hadapan tv kurebahkan tubuh lolita dan kugumuli dengan penuh napsu.
emmhh.. lenguhnya memandangku.
enak ta…? bisikku, kurentangkan kakinya dan kujilati vaginanya dengan penuh napsu. sungguh masih mulus vaginanya yang ranum seperti layaknya vagina ABG dengan bulu yang masih tipis dan bibir yang merah muda menggairahkan.

kuhentikan jilatan ku saat lolita menggelinjang hebat menjambak kepalaku.
aaahh… paak.. lenguhnya seakan memprotesku menghentikan jilatanku.
aku hanya tersenyum seraya aku duduk disofa tak meneruskan jilatanku. aku tau ia hendak mencapai orgasme hingga aku hentikan membuatnya seperti tersentak dengan terhenti kenikmatan yang dirasakannya. sesaat lolita memandang ku yang hanya duduk mengelus kontolku yang kemudian ia beranjak dari sofa dan mengngangkangiku dengan kontolku di arahkannya ke vaginanya sendiri.

baru saja semalam ku perawani, lolita sudah ketagihan kontol, pikirku tersenyum penuh kemenangan. melihatnya mengangkangiku dan membimbing kontolku ke vaginanya yang sesaat kemudian tubuhnya duduk dipangkuanku dengan kontolku yang melesak menghilang di telan vaginanya.
aaahhh.. lenguhnya sungguh terlihat seksi. kubantu dengan memegang pahanya melonjak lonjak diatas pangkuanku.

tak lama lolita mengejang diatas pangkuanku, dengan lenguhan yang tertahan.
uuuhh…lenguhnya.
bilang kontol sayang…bisikku sebelum orgasme nya meledak. kuulang agar ia menyebutnya.
uuuhh… kontol… ucapnya dengan tubuh mengejang ejang dipangkuanku.

ku dudukan tubuhnya disofa dengan kaki menjulur ke lantai mengangkang, aku bersimpuh kuarahkan kontolku dan kembali ku hujam dengan penuh napsu. kupandangi lolita yang terengah yang sayup menatapku menahan rasa geli nikmat dari hujaman kontolku. aku merasa beruntung mem perawaninya usianya masih 16 tahun sungguh sedang mekar dengan indahnya.
enak sayang ?, gumamku sambil ku remas remas buah dada ranum nan kenal itu.
he eh.. ujarnya.
bilang enak sayang… pintaku
enak pak…
apanya yang enak sayang…?
kontol bapak… ucapnya
bilang lagi…. pintaku
kontol bapak enak…
lagi sayang…
kontol bapak enak…ucapnya berkali kali kuminta. hingga akhirnya orgasmeku meledak seraya ku benamkan dalam dalam kontolku. aku ingin menyemburkan nya didalam, aku ingin menyemburkannya di rahimnya, dalam benakku. dan berkali kali spermaku menyembur didalam vagina lolita, pembantuku yang masih ABG ini.

ku cabut kontolku dari vaginanya dengan sperma ku yang metaeh keluar membanjirinya. pak aku takut hamil…ucapnya.
engak tenang aja… nanti bapak kasih pil biar kamu gak hamil… ucapku membuatnya tenang. kuambil pil KB istriku dan kuminta ia meminumnya.

kuajak lolita ke kamar mandi seraya kubersihkan tubuhnya sesekali kupeluk sambil disirami air sejuk mengalir di tubuh telanjang nya. kurekam beberapa pose saat ia mandi dengan kuminta memperlihatkan vaginanya di depan kamera HPku.

aku berangkat ke kantor agak siang setelah sarapan yang dihidangkan dan di temani lolita yang kuminta tetap telanjang.

==============================

lolita kembali datang kerumah, setelah satu minggu ia pulang kampung menengok ibunya yang sudah mulai sembuh. membuatku kangen akan tubuhnya, akan nikmat vaginanya yang sempit. malamnya kupastikan istriku tertidur dengan lolitap setelah kucampur obat tidur di minumannya. kubuka pintu kamar lolita yang tak terkunci dan mendapatinya sedang berbaring dengan senyum manisnya yang menyambutku. kututup pintu kamar dan duduk dibibir ranjang di samping lolita yang tersipu. kurangkul tubuhnya pundaknya membuat tubuhnya merapat ke tubuhku. tubuh gadis muda sungguh menggairahkanku, masih ranum dengan usianya masih 16 tahun. kucium pipinya yang halus sambil kuelus lengannya. saat wajahnya memandangku kucium bibirnya yang menyambut dengan lembut kulumat. kuraba buah dadanya dibalik daster kurasakan tak terbungkus BH, ku remas perlahan ku mainkan putingnya membuatnya menggelinjang.
eeehhssss…, lenguh lolita memandangku dengan sayup. kuraba selangkangannya dan kudapati bulu kemaluannya yang tak terbungkus celana dalam. kedua kakinya mengangkang melebar saat tanganku meraba bibir vaginanya.
eeesshh.. , desahnya kurasakan belahan vaginanya yang basah dan itil yang mengeras ku mainkan dengan jariku, membuatnya menggelinjang dan semakin mendesah nikmat dan kembali ku lumat bibirnya sambil tanganku terus memainkan itilnya.
aaahh… lenguh lolita saat jari telunjuk dan jari tengahku menerobos lubang vaginanya yang sudah benar-benar basah.

sudah saatnya kupikir, seraya aku melepas sarungku dan kusodorkan kontiku ke wajahnya, tangannya menyambut meraih dan menggenggam dengan lembut dan mulutnya menganga dan kempala kontiku dicium dan dilumatnya.
aaah.. gumamku, lolita sudah pintar mengocok konti aku tinggal menikmatinya pikirku seraya ku belai rambutnya dengan kepala bergerak maju mundur. malam ini aku akan menyetubuhinya lagi.

puas kontiku dengan kuluman mulutnya kuraih dasternya dan kulepaskan dari tubuhnya. tubuh mulusnya sudah telanjang bulat dihadapanku. lolita menurutiku saat kurebahkan tubuh telanjangnya di kasur kucium dan ku gumuli dengan penuh napsu. tubuh telanjangku diatas tubuh telanjang nya yang mulus. kedua kakinya mengangkang dan kepala kontiku tepat di depan lubang vaginanya yang hangat dan basah sambil bibirnya kulumati dengan gemas, kedua buah dadanya kuremas dengan nikmat, kencang dan kenyal ditanganku, putingnya mengeras kujilati dan kuhisap.
eeesshh… paaaak…lenguh lolita.
masukiiiiin…, pintanya dengan pinggulnya bergoyang dan menarik pinggangku agar kontiku masuk ke lubang vaginanya. rupanya ia sudah tak tahan untuk merasakan hujaman kontiku yang masih kutahan kepala kontiku di depan mulut vaginanya.
masukin apa sayang…?, bisiiku.
eeemmhh… masukin kontolnya paaak…, bisikknya tak lagi malu malu dengan birahinya yang sudah terbakar hingga ubun-ubun.
bilang.. kontol… sayang… bisiikku.
eeehhmm… kontol… ucapnya menuruti keinginanku dan aku mulai menekan kontiku kedalam perlahan semakin menyeruak lubang vaginanya.
bilang terus sayan…., ucapku.
eeemmhh… kontol..
terusss… lagi…
kontool… ooohh kontol…. ucapnya berkali kali terlihat nakal dan liar.

pinggulku bergoyang, menghujamkan kontiku di vagina sempit nan nikmat. kuaduk-aduk lubang vagina yang sebulan yang lalu ku perawani ini sepuas hatiku. malam ini aku membuatnya mengalami 4x orgasme dengan berbagai posisi kusetubuhi hingga akhirnya saat aku diatas tubuhnya kuhentakkan pinggulku semakin cepat dan kusemburkan spermaku didalam rahimnya. aaah.. nikmat sekali, kuhamili saja sekalian pikirku nanti bisa pakai pil KB agar tak hamil. ku hentakkan pinggulku dengan mengisi rahimnya dengan spermaku berkali kali. dan ku kecup bibirnya dan berbaring disisinya dengan nafas terengah. kuraih sarungku dan kutinggalkan lolita tergeletak dengan vagina yang banjir oleh spermaku. tak lupa agar ia tetap meminum pil KB yang kuberikan.

===============================<<<<<

selang satu hari sejak terakhir aku menyetubuhi lolita, aku sudah ingin menyetubuhinya lagi. pagi ini dengan alasan aku sakit perut dan BAB, aku ijin tak masuk kerja.
iya mah… nanti agak siang ke dokter… ujarku kemudian kututup telpon dari istriku yang sudah di kantor. aku beranjak dari kasur dengan hanya bersarung yang menutupi tubuh telanjang ku untuk keluar kamar. kudapati lolita yang baru keluar dari kamar mandi, dengan sehelai handuk yang menutupi sebagian tubuhnya.
ta.. panggilku dan lolita tersenyum melihatku keluar dari kamar.
kok mandi nya gak ngajak-ngajak… godaku.
ih bapak kan katanya tadi lagi sakit perut… ujarnya.
enggak kok ta… cuma pengen gak masuk kerja aja… biar bisa sama kamu. ujarku sambil kurangkul tubuhnya.
iih bapak nih… sergahnya membiarkan aku mencium pipinya.
bapak gak mandi dulu ?.tanyanya.
iya, pengen di mandiin kamu… ucapku.
ayu… ujarnya sambil tersipu memandangku yang melepas sarungku sehingga sudah telanjang bulat di hadapannya. lolita melepas handuknya dan tubuh mulus nya dengan buah dada yang ranum terlihat menggairahkan ku, bulu kemaluannya yang tipis masih terlihat basah menghias indah. aku merangkulnya ke kamar mandi yang kubiarkan terbuka, kubiarkan air sejuk menyirami tubuhku kemudian tangan lentik lolita membaluri seluruh tubuhku. sementara tanganku asik menjamah, memegang, meremas buah dadanya, pantatnya, bulu kemaluannya.
eeemmmhh… paaak… desah lolita.saat kumasukan jariku ke vaginanya. kucium bibirnya dan kulumat sambil kupeluk tubuhnya. kuselipkan kontiku di sela pahanya sambil kuremas kedua bokongnya.

kamu cantik banget ta… bisikku, kududukan lolita dibibir bak mandi, kurentangkan kedua kakinya mengangkang kemudian aku bersimpuh dihadapannya seraya kusibak kedua bibir vaginanya dan aku menjilati itilnya yang sudah mengeras kemerahan.
oooohhh…. lenguh lolita memegang kepalaku bahkan kepalanya menjambak rambutku. kujilat, kuhisap itilnya dengan gemas, sesekali lidahku menggelitik lubang vaginanya. tubuhnya semakin bergetar penuh kenikmatan sehingga aku terus menghisap itilnya sambil lidahku menjilatinya dengan cepat.
paaak…. gak… kuaat… terdengar dari mulutnya dengan suara tersendat yang tak lama ia mengejang dengan menjambak rambutku dan kedua kaki menjepit kepalaku.

nafas nya terengah-engah dan kedua kakinya mulai mengendorkan jepitan dikepalaku, aku berdiri dan lolita memelukku. kupeluk tubuh lolita yang berkeringat bercampur air. ku bopong tubuhnya dan kubawa keluar dari kamar mandi. kurebahkan tubuh ABG ini di sofa ruang tengah. kurentangkan kedua kakinya sekarang saatnya aku membenamkan kontiku di vaginanya yang masih basah.
eeeesshhh… lenguhnya menggeliat dengan kontiku yang sudah terbenam di vaginanya dan aku mulai menggenjotnya dengan nikmat.

kulihat lolita sudah mulai menikmati genjotanku, saat kuminta ia untuk menungging. bokongnya yang mulus menungging dihadapanku kujamah, kuremas sambil kuarahkan kontiku ke lubang vaginanya dan blessshhh…
kembali aku menggenjotnya. lolita cuma bisa melenguh dan mendesah nikmat.
aaahh.. paak… lenguh lolita, tangannya mencengkeram lenganku dan sesaat kemudian ia menggelinjang, tubuhnya bergetar mengejang penuh kenikmatan. ku genjot konti ku semakin cepat mengaduk aduk lubang vaginanya yang mengempot menjepit kontiku.
ta… pekikku sesaat kemudian ku hujam hujamkan dengan cepat bersamaan dengan spermaku yang menyembur didalam vaginanya. hingga tuntas semua semburan sperma ku di dalam vagina lolita, baru aku mencabut kontiku dengan rasa puas.

usai membersihkan diri, kuminta lolita untuk tak mengenakan baju, kuminta agar ia tetap membiarkan tubuhnya telanjang walau tetap melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mengepel, mencuci, menyetrika lolita melakukannya tanpa mengenakan sehelai benangpun untuk menutupi tubuh indahnya, tubuh gadis yang masih berusia 16 tahun ini kunikmati dengan sepuasnya.

menjelang masih pukul 10 pagi istriku menelponku.
sudah mendingan tapi masih sakit perutnya… jawabku saat istriku menanyakan keadaanku, sambil kutahan kenikmatan yang kurasakan emutan lolita yang sedang menghisap kontiku.
tolong bilang ke lolita ya pah, belikan bahan sop buat besok di warung… ujar istriku dari seberang HPnya.
iya mah… kayaknya lolita lagi keluar… nanti aku bilangin…. ujarku seraya ku kedipkan mataku ke lolita yang sedang mengangkangiku dan mengarahkan kepala kontiku ke mulut vaginanya dan blessshhh… membenamkan kontiku hingga melesak hilang ditelan vaginanya yang nikmat ini, sementara aku menahan agar tak terdengar suara mencurigakan oleh istriku.
ah lolita kamu sudah pintar dan nakal…. bisik hatiku sambil aku tetap meladeni pembicaraan istriku di HP.

ya mah… muah… kecupku pada istriku mengakhiri pembicaraannya dan kututup HP ku.
lolita… kamu nakal banget sih… ujarku seraya ku bangun dan ku peluk lolita yang diatas pangkuanku.
abis enak pak… jawab lolita. ku lumat bibirnya dengan pinggulnya terus bergoyang.

kurebahkan tubuhnya kemudian ku gumuli dengan penuh birahiku yang meluap. ku genjot pinggulku naik turun.

sesekali ku remas dan kuhisap puting susunya. kunikmati ABG ini dengan berbagai posisi dan sudah 2 kali kubuat ia orgasme. hingga akhirnya saat nya aku untuk menumpahkan spermaku didalam vaginanya lagi.
uuggh… lolitaaa… geramku, dan kuhentakan dengan penuh napsu pinggulku dan sesaat kemudian ku semburkan spermaku di dalam vaginanya yang nikmat ini.

aku tertidur sambil kupeluk tubuh lolita, sudah hampir 3 jam aku tertidur dengannya. ku tatap wajahnya yang cantik, tubuhnya yang masih ABG sungguh menggiurkanku setiap saat. kedua buah dadanya yang masih ranum, kulit bersih dan mulus, lekukan pinggulnya yang seksi dan bulu kemaluannya yang tipis terlihat baru tumbuh layaknya gadis2 usia 16 tahun lainnya.

dengan tubuhku yang kubiarkan masih telanjang aku membawa piring dan minum ke dalam kamar lolita yang masih tertidur dengan tubuh masih telanjang. kuletakan makanan dan minuman dimeja kemudian aku duduk di bibir ranjang seraya memandan wajah cantiknya lagi. tanganku menjamah bulu kemaluannya merayap menikmati kemulusan kulitnya hingga buah dadanya yang kenyal kubelai.
ta…. bisiiku kucium bibirnya membuat mata lolita terbuka.
makan siang dulu… bisikku seraya kusodorkan minuman kepadanya.
lolita tersipu saat aku menyodorkan seseondok nasi menyuapinya. mulutnya terbuka dan menerima suapan nasi dariku sambil memandangiku. sesuap demi sesuap hingga habis nasi dipiring dimakannya.

aku dan lolita membiarkan tetap telanjang menjalani aktivitas di dalam rumah. terkadang ku ambil poto atau merekamnya sedang melakukan sesuatu atau kuminta agar ia berpose sambil tetap telanjang. hingga sore hari sudah 2 kali aku kembali menyetubuhi lolita dan memberinya orgasme hingga 4x.

menjelang sore aku dan lolita berpakaian dan aku kembali berbaring lemah di ranjang berpura-pura masih sakit perutku sambil menunggu kedatangan istriku pulang dari kantornya.

Cari Tambahan Di Sini